VLADIMIR AUGUSTIAN , SIMBOLON (2023) DIPLOMASI TAKHTA SUCI VATIKAN DALAM MENGOTORISASI PRELAT GEREJAWI DI REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, 2008–2018. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, UNIVERSITAS LAMPUNG .
|
File PDF
1. ABSTRAK.pdf Download (1361Kb) | Preview |
|
File PDF
2. SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya staf Download (1359Kb) | Minta salinan |
||
|
File PDF
3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf Download (1362Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Dari dekade 1950-an sampai 2000-an, umat Katolik di RRT menghadapi dualisme dalam praktik peribadatan. Pertama, mereka yang setia kepada Paus di Vatikan atau biasa disebut “Gereja bawah tanah” dan kedua, mereka yang setia kepada rezim komunis Tiongkok yang disebut “Gereja Patriotik”. Dualisme tersebut berakibat pada penunjukan sepihak para prelat Gerejawi oleh Pemerintah RRT. Takhta Suci, sebagai otoritas tunggal resmi yang sah dalam menunjuk dan menahbiskan prelat Gerejawi kemudian berdiplomasi dalam mendapatkan kembali wewenang tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan upaya diplomasi yang dibangun oleh Takhta Suci terhadap RRT. Fokus penelitian ini ialah diplomasi yang dilakukan oleh Takhta Suci dalam periode 2008–2018. Dengan menggunakan teknik studi literatur, berbagai sumber data, utamanya dari laman resmi Takhta Suci dan sumber-sumber terkait lainnya, dianalisis dengan metode content analysis. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan teknik reduksi dan triangulasi data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Takhta Suci mewujudkan diplomasinya melalui tiga jenis diplomasi, yaitu diplomasi publik, diplomasi rahasia, dan diplomasi kepausan. Tiap-tiap jenis diplomasi membawa karakteristiknya masing-masing yang dicirikan dalam tujuan diplomasi yang diusung, kerangka diplomasi yang coba dibangun, serta elemen-elemen lainnya. Sebagai hasil dari diplomasi yang dilakukan Takhta Suci tersebut, Takhta Suci meraih kembali otoritas dalam penunjukan prelat Gerejawinya di RRT melalui Provisional Agreement between the Holy See and the People's Republic of China yang ditandatangi di Beijing pada 2018. Melalui perjanjian tersebut, Takhta Suci mendapat hak veto dalam meninjau nominasi Uskup, dan Pemerintah RRT mendapat keleluasaan dalam mengatur kelompok keagamaan secara domestik. Kata kunci: Takhta Suci, diplomasi, Republik Rakyat Tiongkok, otoritas.
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 300 Ilmu sosial |
Program Studi: | Fakultas ISIP > Prodi S1-Hubungan Internasional |
Pengguna Deposit: | 2301019026 . Digilib |
Date Deposited: | 16 Jun 2023 02:52 |
Terakhir diubah: | 16 Jun 2023 02:52 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/72309 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |