PENGUATAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU TINGKAT ADHOC KECAMATAN PADA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2024 (Studi di Bawaslu Kota Bandar Lampung)

ANANDA MEIDINA , ZAHRA (2023) PENGUATAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU TINGKAT ADHOC KECAMATAN PADA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2024 (Studi di Bawaslu Kota Bandar Lampung). FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK , UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (2021Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (2262Kb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (2263Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Pelaksanaan penyelenggaraan Pemilu tidak lepas dari permasalahan dalam proses penyelengggaraan, seperti penyalahgunaan kewenangan oleh penyelenggara pemilu adhoc dan netralitas penyelenggara pemilu adhoc. Kesalahan tersebut dikarenakan intergritas yang dimiliki oleh Bawaslu serta jajaran penyelenggara pemilu dibawahnya itu sendiri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori penguatan kapasitas yang dikemukakan Grindle (1997) sebagai pisau analisis dalam pemecahan masalah, indikator penguatan kapasitas yang digunakan ialah pengembangan individu dan penguatan organisasi. Hasil penelitian yang ditemukan adalah pada pengembangan individu tidak ada indikator yang berjalan dengan optimal, yaitu indikator peningkatan pengetahuan terlalu berfokus pada pemberian pemahaman teoritis saja sehingga praktek langsung di lapangan kurang. Indikator tingkah laku terlalu berfokus pada pemahaman konseptual saja. Indikator pengelompokkan kerja tidak berjalan dengan baik karena hanya berfokus pada penyelesaian tugas. Indikator motivasi hanya memberikan motivasi sebatas kata-kata semangat dan pengabdian akan tugas negara saja walaupun hal ini tetap berpotensi untuk mempengaruhi penyelenggara adhoc secara positif. Pada penguatan organisasi tidak ada indikator yang berjalan dengan optimal, yaitu indikator peningkatan struktur organisasi yang hanya melakukan kordinasi antar divisi. Indikator pengambilan keputusan terfokus hanya pada kepatuhan terhadap regulasi saja. Indikator prosedur dan mekanisme pengaturan sarana dan prasarana masih kurang tepat sama seperti pengambilan keputusan yang hanya terfokus pada regulasi yang ada tanpa adanya pengambilan inisiatif lain. Indikator hubungan lingkungan dan jaringan organisasi masih kurang kompeten karena didalamnya masih terdapat kordinator yang memiliki latar belakang pendidikan tidak linear dengan politik dan pemerintahan Kata Kunci: Penyelenggara Adhoc, Integritas, Bawaslu. ABSTRACT The implementation of election implementation cannot be separated from problems in the implementation process, such as the abuse of authority by ad hoc election organizers and the neutrality of ad hoc election organizers. This mistake was due to the integrity possessed by Bawaslu and the ranks of the election organizers under it. This research uses a descriptive method with a qualitative approach. Data collection techniques used in research are observation, interviews and documentation. This study uses the theory of capacity building put forward by Grindle (1997) as a tool for analysis in problem solving, the capacity strengthening indicators used are individual development and organizational strengthening. The results of the research found that in individual development there are no indicators that run optimally, namely indicators of increasing knowledge that focus too much on giving theoretical understanding only so that direct practice in the field is lacking. Behavior indicators are too focused on conceptual understanding only. The work grouping indicator does not work well because it only focuses on completing tasks. The motivational indicator only provides motivation in the form of words of encouragement and dedication to the duties of the state, although this still has the potential to positively influence ad hoc organizers. In organizational strengthening, there are no indicators that are running optimally, namely indicators of improving organizational structure that only coordinate between divisions. Decision-making indicators focus only on regulatory compliance. Indicators of procedures and mechanisms for managing facilities and infrastructure are still not quite as precise as decision making which only focuses on existing regulations without taking any other initiatives. Indicators of environmental relations and organizational networks are still incompetent because there are still coordinators who have non-linear educational backgrounds with politics and government Keywords: Ad hoc Organizer, Integrity, Bawaslu.

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 300 Ilmu sosial
300 Ilmu sosial > 320 Ilmu politik (politik dan pemerintahan)
Program Studi: Fakultas ISIP > Prodi Ilmu Pemerintahan
Pengguna Deposit: 2301566088 . Digilib
Date Deposited: 22 Jun 2023 01:39
Terakhir diubah: 22 Jun 2023 01:39
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/72856

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir