SUCIA , WATI (2023) KINERJA APARATUR DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PEMBINAAN PELAKU UMKM (Studi Pada Pelaku UMKM Jajan Pasar Binaan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandar Lampung). FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK , UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
1. ABSTRAK.pdf Download (30Kb) | Preview |
|
File PDF
2. SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya staf Download (3493Kb) | Minta salinan |
||
|
File PDF
3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (3499Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Pelaku UMKM jajan pasar di Kota Bandar Lampung masih memiliki per-masalahan seperti kurangnya SDM, produksi yang masih terbatas, pengemasan yang kurang menarik, pemasaran yang belum meluas, kurangnya modal, dan be-lum menggunakan teknologi modern dalam pengelolaan usahanya. Permasalahan tersebut sangat mempengaruhi perkembangan usaha, oleh karena itu Pemerintah Kota Bandar Lampung menjembatani pelaku UMKM untuk tergabung dalam kegiatan Business Development Center (BDC) yaitu kegiatan untuk memfasilitasi pelaku UMKM agar mampu mengembangkan usahanya dengan produktif, kuat dan menjamin keberlanjutan. Dinas yang terlibat dalam kegiatan BDC salah satunya adalah Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandar Lampung. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan Kinerja Aparatur Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandar Lampung dalam Pembinaan Pelaku UMKM Jajan Pasar. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dengan teknik pengumpulan data wawancara dan doku-mentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kinerja Aparatur Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandar Lampung dalam Pembinaan Pelaku UMKM Jajan Pasar yang diukur menggunakan teori kinerja menurut Robbins 2006 (dalam Lie, dkk., 2018:2) yang mencakup 5 Indikator yaitu kualitas kerja, kuantitas kerja, ketepatan waktu, efektivitas dan kemandirian. Secara keseluruhan dinilai optimal, indikator kualitas kerja dinilai optimal karena aparaturnya mem-iliki kemampuan dalam bekerja, indikator kuantitas kerja dinilai optimal karena aparaturnya telah bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku, indikator ketepatan waktu dinilai tidak optimal karena waktu pembinaan tidak sesuai dengan jadwal, indikator efektivitas dinilai optimal karena kegiatan pembinaan telah menggunakan sumber daya berupa tenaga, uang, teknologi dan bahan baku dan kegiatan tersebut mampu mencapai tujuannya, dan indikator kemandirian dinilai optimal karena aparatur telah menjalankan fungsi sesuai dengan komitmen kerja. Kata Kunci: Kinerja Aparatur, Pelaku UMKM, Kota Bandar Lampung MSME players in Bandar Lampung City still have problems such as lack of hu-man resources, limited production, less attractive packaging, marketing that has not expanded, lack of capital, and have not used modern technology in managing their business. These problems greatly affect business development, therefore the Bandar Lampung City Government bridges MSME players to join in Business Development Center (BDC) activities, namely activities to facilitate MSME play-ers to be able to develop their businesses productively, strongly and ensure sus-tainability. One of the offices involved in BDC activities is the Bandar Lampung City Community Empowerment Office. The purpose of this research is to describe the Performance of the Apparatus of the Community Empowerment Service of Bandar Lampung City in Coaching MSME Players in Jajan Pasar. This research uses a qualitative research type with a descriptive approach, with data collection techniques of interviews and docu-mentation. The results of this study indicate that the Performance of the Bandar Lampung City Community Empowerment Service Apparatus in Coaching Market Snack UMKM Actors as measured using the performance theory according to Robbins 2006 (in Lie, et al., 2018: 2) which includes 5 indicators, namely work quality, work quantity, timeliness, effectiveness and independence. Overall it is consid-ered optimal, the work quality indicator is considered optimal because the appa-ratus has the ability to work, the work quantity indicator is considered optimal be-cause the apparatus has worked in accordance with applicable regulations, the timeliness indicator is considered not optimal because the coaching time is not in accordance with the schedule, the effectiveness indicator is considered optimal because the coaching activities have used resources in the form of energy, money, technology and raw materials and these activities are able to achieve their goals, and the independence indicator is considered optimal because the apparatus has carried out functions in accordance with work commitments. Keywords: Apparatus Performance, UMKM Actors, Bandar Lampung City
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 300 Ilmu sosial 300 Ilmu sosial > 320 Ilmu politik (politik dan pemerintahan) |
Program Studi: | Fakultas ISIP > Prodi Ilmu Pemerintahan |
Pengguna Deposit: | 2301653779 . Digilib |
Date Deposited: | 20 Jul 2023 08:29 |
Terakhir diubah: | 20 Jul 2023 08:29 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73551 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |