PELESTARIAN BUDAYA KEARIFAN LOKAL BEJULUK BEADEK PADA MASYARAKAT LAMPUNG PEPADUN (Studi Kasus Tiyuh Negeri Ratu Kecamatan Sungkai Utara)

Muhammad, Agung Pratama (2023) PELESTARIAN BUDAYA KEARIFAN LOKAL BEJULUK BEADEK PADA MASYARAKAT LAMPUNG PEPADUN (Studi Kasus Tiyuh Negeri Ratu Kecamatan Sungkai Utara). FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK Muh. Agung Pratama_1713032052.pdf

Download (92Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI Muh. Agung Pratama_1713032052.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (2117Kb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN Muh. Agung Pratama_1713032052.pdf

Download (1328Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan budaya kearifan lokal, prosesi dan peran masyarakat dalam melestarikan budaya bejuluk beadek yang ada di dalam masyarakat pepadun Kabupaten Lampung Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan penelitian berjumlah lima orang yang terdiri dari penyeimbang tiyuh, tokoh adat, perwatin adat dan tokoh pemuda. Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa Pelaksanaan budaya bejuluk beadek hingga saat ini masih dilaksanakan di Tiyuh Negeri Ratu, Prosesi pemberian gelar Bejuluk Beadek dapat dilangsungkan oleh seluruh anak Punyimbang baik muli meranai yang tidak mempunyai pelanggaran di dalam aturan adat yang ada di Tiyuh Negeri Ratu. Pemberian gelar bejuluk beadek (Juluk-Adok) memiliki perbedaan waktu dan proses pelaksanaannya. Dimana gelar juluk didapatkan pada saat anak anak yang diberikan oleh kakek/nenek sedangkan gelar adok didapatkan pada saat sudah menikah dan sudah melalui tahapan prosesi gawi. Tingkatan Gawi dalam penyematan Juluk adek itu ada 5 Tingkatan yakni Gawi Nguruk, Diwai, Ngini, Bicara, Mupadun (Cakak Suntan). Pada pelaksanaan begawi yang paling tinggi tingkatannya yakni Mupadun. Pada proses pelestarian budaya masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya budaya pemberian gelar, kurangnya komunikasi serta minimnya informasi mengenai adat pemberian gelar bejuluk beadek.Upaya pelestarian budaya kearifan lokal bejuluk beadek dapat dilakukan dengan dua cara yaitu culture experience yaitu keterlibatan masyarakat secara langsung dan culture knowledge dengan memberikan edukasi melalui alat tranformasi digital berupa sosial media mengenai budaya bejuluk beadek. Kata Kunci: Pelestarian, Budaya, Masyarakat, Bejuluk Beadek. ABSTRACT CONSERVATION OF BEJULUK BEADEK LOCAL WISDOM CULTUREIN THE LAMPUNG PEPADUN COMMUNITY By A. MUHAMMAD AGUNG PRATAMA This study aims to describe the culture of local wisdom, processions and the role of the community in preserving the bejuluk beadek culture in the Pepadun community, North Lampung Regency. This study uses a descriptive qualitative approach with data collection techniques through observation, interviews and documentation. There were five research informants consisting of tiyuh balancers, traditional leaders, traditional caretakers and youth leaders. The results of this study indicate that the implementation of the bejuluk beadek culture is still carried out in Tiyuh Negeri Ratu. The procession of conferring the title of Bejuluk Beadek can be carried out by all Punyimbang children, both muli-merana, who do not have violations of the customary rules that exist in Tiyuh Negeri Ratu. The awarding of the title bejuluk beadek (Juluk-Adok) has a difference in the time and process of its implementation. Where the title of nickname is obtained when the children are given by grandparents while the title of adok is obtained when they are married and have gone through the stages of the gawi procession. There are 5 levels of Gawi in embedding the nickname adek, namely Gawi Nguruk, Diwai, Ngini, Speak, Mupadun (Cakak Suntan). In the implementation of begawi, the highest level is Mupadun. In the process of cultural preservation there is still a lack of public awareness about the importance of the culture of awarding titles, lack of communication and lack of information about the custom of awarding bejuluk beadek titles. Efforts to preserve the local wisdom culture of bejuluk beadek can be done in two ways, namely culture experience, namely direct community involvement and culture knowledge by provide education through digital transformation tools in the form of social media regarding bejuluk beadek culture. Keywords: preservation, culture, community, bejuluk beadek.

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 300 Ilmu sosial > 306 Kultur, ilmu budaya, kebudayaan dan lembaga-lembaga, institusi
Program Studi: FKIP > Prodi PPKN
Pengguna Deposit: 2301034953 . Digilib
Date Deposited: 02 Aug 2023 04:09
Terakhir diubah: 02 Aug 2023 04:09
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73983

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir