PERUBAHAN KEBIJAKAN LIMBAH BATUBARA MENJADI LIMBAH NON B3 DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (STUDI PADA PLTU BATUBARA UNIT TARAHAN)

NI MADE, INTAN SARASWATI (2023) PERUBAHAN KEBIJAKAN LIMBAH BATUBARA MENJADI LIMBAH NON B3 DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (STUDI PADA PLTU BATUBARA UNIT TARAHAN). Masters thesis, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (30Kb) | Preview
[img] File PDF
TESIS FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (1949Kb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
TESIS TANPA PEMBAHASAN.pdf

Download (1949Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

PLTU Batubara merupakan sarana yang dibangun untuk menunjang kelangsungan aktivitas masyarakat. Selain menghasilkan listrik, PLTU Batubara juga menghasilkan limbah yang dikenal dengan fly ash dan bottom ash (FABA). Sejak disahkannya PP Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, terjadi perubahan yaitu keluarnya limbah FABA dari kategori B3 menjadi Non B3. Perubahan ini mengakibatkan kekhawatiran masyarakat terutama terkait lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat sekitar PLTU. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan kebijakan Limbah Batubara dari B3 menjadi Non B3 dan menemukan kebijakan/ pengaturan limbah batubara agar selaras dengan pembangunan berkelanjutan. Metode dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pendekatan normatif dan pendekatan sosiologis (field research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Perubahan kebijakan Limbah Batubara dari B3 menjadi Non B3 menimbulkan dampak positif terutama bagi aspek ekonomi. Longgarnya perizinan dalam memanfaatkan FABA, menjadi peluang bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam membuat inovasi baru di bidang konstruksi. Selain itu, pihak PLTU juga merasakan berkurangnya biaya pengelolaan FABA sebab pemanfaat tidak lagi terbatasi oleh izin. Akan tetapi, perubahan kebijakan ini menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Pemindahan FABA dari silo ke angkutan terbuka (bak) berpotensi limbah dapat termobilisasi sehingga membahayakan kesehatan manusia. Selain itu, pelepasan fly ash dapat membuat polutan udara dan emisi rumah kaca, sedangakn bottom ash dapat mengakibatkan pemanasan global yang memicu timbulnya sejumlah gejala perubahan iklim. (2) Pembangunan berkelanjutan dengan memadukan unsur ekologis, ekonomi, dan sosial merupakan suatu strategi pembangunan guna menjamin keutuhan lingkungan hidup dan mutu hidup generasi masa mendatang. Berubahnya kebijakan limbah FABA dari B3 menjadi Non B3 hanya menimbulkan dampak positif bagi pengusaha dan PLTU itu sendiri. Sedangkan bagi masyarakat sekitar PLTU, abu FABA dapat berpotensi menimbulkan penyakit serta menurunkan kualitas udara. Kata Kunci : Kebijakan, PLTU Batubara, Limbah FABA PLTU Batubara is a facility built to support the continuity of community activities. In addition to generating electricity, PLTU Batubara also produces waste known as fly ash and bottom ash (FABA). Since the ratification of PP Number 22 of 2021 concerning the Implementation of Environmental Protection and Management, there has been a change, namely the release of FABA waste from the B3 category to Non B3. This change resulted in public concern, especially related to the environment and health of the community around the PLTU. This study aims to analyze changes in Coal Waste policy from B3 to Non B3 and find coal waste policies / arrangements to be in line with sustainable development. The method in this study is carried out by means of a normative approach and a sociological approach (field research). The results showed that (1) Changes in Coal Waste policy from B3 to Non B3 had a positive impact, especially on economic aspects. The loose licensing in utilizing FABA is an opportunity for Micro, Small and Medium Enterprises (UMKM) in making new innovations in the construction sector. In addition, the PLTU also feels the reduced cost of managing FABA because users are no longer limited by permits. However, this policy change has a negative impact on the environment. The transfer of FABA from silos to open transportation (tubs) has the potential for waste to be mobilized, endangering human health. In addition, the release of fly ash can create air pollutants and greenhouse emissions, while bottom ash can cause global warming which triggers a number of symptoms of climate change. (2) Sustainable development by combining ecological, economic, and social elements is a development strategy to ensure the integrity of the environment and the quality of life of future generations. The change in FABA waste policy from B3 to Non B3 only has a positive impact on entrepreneurs and the PLTU itself. As for the community around the PLTU, FABA ash can potentially cause disease and reduce air quality. Keywords : Policy, Coal-Fired Power Plant, FABA Waste

Jenis Karya Akhir: Tesis (Masters)
Subyek: 300 Ilmu sosial > 340 Ilmu hukum
Program Studi: Fakultas Hukum > Magister Hukum S2
Pengguna Deposit: 2301644989 . Digilib
Date Deposited: 07 Aug 2023 08:52
Terakhir diubah: 07 Aug 2023 08:52
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/74260

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir