PENGARUH INTENSITAS TANAM SINGKONG DARI TUMPANGSARI SINGKONG – KEDELAI PADA HASIL DAN VIGOR AWAL BENIH KEDELAI (Glycine max L. Merril)

Fadila , Ramadhani (2023) PENGARUH INTENSITAS TANAM SINGKONG DARI TUMPANGSARI SINGKONG – KEDELAI PADA HASIL DAN VIGOR AWAL BENIH KEDELAI (Glycine max L. Merril). FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (300Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (3521Kb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (3247Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Pertanaman tumpangsari singkong-kedelai dapat menjadi alternatif dari masalah ketersediaan lahan kedelai yang rendah. Namun persaingan pada tumpangsari dapat mempengaruhi hasil serta mutu benih yang dihasilkan. Pengaturan intensitas tanam dilakukan sebagai upaya menekan persaingan pada tumpangsari sehingga dapat mempertahankan hasil dan mutu benih tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil dan vigor awal benih kedelai dari tumpangsari singkong-kedelai dengan beberapa intensitas tanam singkong yang berbeda serta untuk mengetahui efisiensi penggunaan lahan tumpangsari singkong-kedelai. Penelitian ini dilakukan di Unit Pengelola Benih Sumber, Desa Sekincau, Kecamatan Sekincau, serta di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada Juni 2022 – Februari 2023. Pada penelitian ini menggunakan kedelai varietas Dega 1 dan singkong ketan lokal. Penelitian ini menggunakan perlakuan faktor tunggal dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan lima blok sebagai ulangan pada luas petakan 20 m2 (4 m x 5 m) untuk setiap satu satuan percobaan. Perlakuan berupa sistem pertanaman yang terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu : p1 (intensitas tanam singkong 0% - kedelai 100% atau monokultur kedelai), p2 (intensitas tanam singkong 67% - kedelai 67% atau singkong-kedelai 134%), p3 (intensitas tanam singkong 78% - kedelai 67% atau singkong-kedelai 145%), dan p4 (intensitas tanam singkong 89% - kedelai 67% atau singkong-kedelai 156%). Hasil Analisis Ragam yang dilanjutkan dengan DMRT pada taraf 5% menunjukkan hampir seluruh komponen hasil benih kedelai per tanaman kecuali untuk komponen hasil benih per petak 20 m2, dan semua komponen vigor awal benih kedelai dari tumpangsari dengan beberapa perbedaan intensitas tanam singkong tidak berbeda dengan sistem tanam monokultur. Hasil benih per petak (20 m2) yang dipanen dari intensitas tanam singkong 0% (monokultur kedelai) lebih tinggi dibanding tumpangsari singkong-kedelai dengan intensitas tanam singkong 67%, 78%, dan 89%. Efisiensi penggunaan lahan tumpangsari singkong-kedelai dengan beberapa intensitas tanam singkong berbeda dengan monokultur. Nisbah kesetaraan lahan (NKL) pada tumpangsari singkong-kedelai dengan beberapa intensitas tanam yang berbeda lebih besar dari 1 yaitu p2 (1,31), p3 (1,40), dan p4 (1,41) sehingga lebih efisien dari pertanaman monokultur. Kata kunci : benih kedelai, hasil, tumpangsari, vigor awal

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 600 Teknologi (ilmu terapan) > 630 Pertanian dan teknologi yang berkaitan
Program Studi: Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi S1-Agronomi
Pengguna Deposit: 2308999083 . Digilib
Date Deposited: 07 Dec 2023 07:12
Terakhir diubah: 07 Dec 2023 07:12
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/77163

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir