ANALISIS HUBUNGAN POLIFARMASI DENGAN POTENTIALLY INAPPROPRIATE PRESCRIBING (PIP) PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DAERAH DR. A. DADI TJOKRODIPO

Riefa, Ayu Salsabilla (2024) ANALISIS HUBUNGAN POLIFARMASI DENGAN POTENTIALLY INAPPROPRIATE PRESCRIBING (PIP) PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DAERAH DR. A. DADI TJOKRODIPO. Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung.

[img]
Preview
File PDF
1. ABSTRAK.pdf

Download (326Kb) | Preview
[img] File PDF
2. SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (3367Kb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (3261Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Latar Belakang: Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam penyakit tidak menular. Mayoritas kasus diabetes melitus terjadi pada orang dewasa berusia 60 tahun ke atas. Populasi geriatri memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi terhadap berbagai kondisi kronis dan dampak negatif dari polifarmasi. Hal tersebut berkontribusi pada meningkatnya risiko kejadian potentially innapropriate prescribing (PIP). Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk menemukan dan mengidentifikasi PIP adalah kriteria STOPP/START. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi PIP pada pasien geriatri dengan diabetes melitus menggunakan kriteria STOPP/START. Metode: Penelitian ini bersifat non-eksperimental dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Subjek penelitian adalah rekam medik pasien geriatri dengan diabetes melitus di instalasi rawat jalan periode Januari - September tahun 2023 dengan jumlah 114 subjek. Variabel bebas penelitian ini adalah jumlah obat dan variable terikat adalah kejadian PIP. Hasil: Jumlah pasien terbanyak adalah pada kelompok usia 60 – 74 tahun sebanyak 105 pasien (92,1%). Pasien perempuan sebanyak 66 pasien (57,9%), sedangkan untuk laki-laki sebanyak 48 pasien (42,1%). Komorbid paling banyak dialami adalah hipertensi sebanyak 48 pasien (35,56%). Penggunaan obat paling banyak adalah pioglitazone sebanyak 85 pasien (12,5%). Kemudian untuk pasien yang menerima jumlah obat ≥ 5 sebanyak 64 pasien (56,1%). Kejadian PIP yang terjadi sebanyak 75 pasien (85,3%). Kesimpulan: Kejadian PIP yang terjadi pada 75 pasien diantaranya adalah penggunaan obat golongan sulfonilurea pada pasien DM tipe 2 sebanyak 62 kejadian, penggunaan obat golongan tiazolidindion yang digunakan pada pasien heart failure sebanyak 2 kejadian, dan penggunaan NSAID tanpa terapi proton pump inhibitor (PPI) sebanyak 11 kejadian.

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 600 Teknologi (ilmu terapan) > 610 Ilmu kedokteran, ilmu pengobatan dan ilmu kesehatan
Program Studi: Fakultas Kedokteran > Prodi Farmasi
Pengguna Deposit: 2308876539 . Digilib
Date Deposited: 15 Feb 2024 01:01
Terakhir diubah: 15 Feb 2024 01:01
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/78814

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir