AIENUN , FITRIA FATATI (2024) MINYAK ATSIRI SEBAGAI KOMODITAS EKSPOR HINDIA-BELANDA TAHUN 1930-1940. KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN , UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
ABSTRAK.pdf Download (33Kb) | Preview |
|
File PDF
SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya staf Download (4Mb) | Minta salinan |
||
|
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (4Mb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Hindia-Belanda adalah sebagai negara tropis mempunyai keanekaragaman hayati seperti minyak atsiri (Essential Oil) yang sangat beragam. Komoditas jenis Minyak Atsiri yang ada di Hindia-Belanda sangat pesat pada tahun 1930-1940 dengan mendunianya minyak atsiri sebagai produk lokal asal Hindia-Belanda. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis komoditas minyak atsiri yang ekspornya paling berkembang di Hindia- Belanda pada tahun 1930-1940. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode historis dengan empat langkah penelitian: Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis data historis, kegiatan ini berawal dari proses pengumpulan data, kritik sumber yang kemudian dikaitkan dengan teori serta metode-metode penelitian sejarah dan kemudian menjadi sebuah fakta sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan: minyak atsiri Hindia- Belanda mencapai 2.402 gulden ditahun 1933 dengan menduduki posisi pertama yang dimana negara pengekspor utamanya adalah Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis. Jenis komoditas minyak atsiri yang ekspornya paling berkembang di Hindia-Belanda pada tahun 1930-1940 yaitu minyak Nilam, Minyak Serai, Minyak Serai Wangi, dan Palmarosa. Minyak Nilam pada tahun 1935 yaitu 11 kg netto dan terbesar Minyak Nilam pada tahun 1940 mencapai 37 ton dalam 1000 jika dalam gulden maka akan menghasilkan 520 gulden. Minyak Serai turun pada tahun 1934 dengan jumlah produksi 125 dan pada tahun 1934 mulai banyaknya peminat yang dimana ekspornya mencapai 1.004 kg. Minyak Palmarosa ditahun 1937 merupakan produksi terbesarnya yaitu 2.755 ton. Minyak serai wangi merupakan jenis tanaman minyak atsiri yang dicari karena kegunaan dan kualitasnya dan dari keempat jenis tanaman Nilam, Serai, Serai Wangi dan Palmarosa, Serai Wangi merupakan nilai ekspor tertinggi dengan jumlah ekspor tanaman serai wangi yaitu 1.790 ton pada tahun 1934, angka tersebut disebabkan minyak serai wangi dicari karena untuk berbagai macam keperluan di industri kosmetik dan obat-obatan, minyak serai wangi mengandung senyawa yang bersifat anti jamur, anti konvulsan (mengatasi dan mengobati kejang), anti-parasit, anti-inflamasi (mengurangi kemerahan atau radang), dan anti-oksidan (mencegah kerusakan sel). Kata kunci: Komoditas, Minyak Atsiri, Mendunia, Hindia-Belanda. The Dutch East Indies is a tropical country that has very diverse biodiversity, such as essential oils. Commodity types of essential oils in the Dutch East Indies were very rapid in 1930-1940 with the globalization of essential oils as a local product from the Dutch East Indies. The aim of this research is to determine the type of essential oil commodity whose exports were most developed in the Dutch East Indies in 1930-1940. The method used in this research is a historical method with four research steps: Heuristics, Criticism, Interpretation and Historiography. The data analysis technique used is historical data analysis technique, this activity begins with the process of data collection, source criticism which is then linked to theory and historical research methods and then becomes a historical fact. The results of this research show: Dutch East Indies essential oil reached 2,402 guilders in 1933 with the first position where the main exporting countries were the United States, England and France. The types of essential oil commodities whose exports were most developed in the Dutch East Indies in 1930-1940 were Patchouli oil, Lemongrass oil, Citronella oil and Palmarosa. Patchouli oil in 1935 was 11 kg net and the largest patchouli oil in 1940 reached 37 tonnes in 1000 if in guilders it would produce 520 guilders. Lemongrass oil fell in 1934 with a net production of 125 kg and in 1934 there began to be a lot of interest, where exports reached 1,004 kg. Palmarosa oil in 1937 was the largest production, 2,755 tons. Citronella oil is a type of essential oil plant that is sought after because of its usefulness and quality and of the four types of plants Patchouli, Lemongrass, Citronella and Palmaros, Citronella is the one with the highest export value, namely the export of citronella plants, namely 1,790 tons in 1934. This figure causes the oil Citronella is sought after because for various purposes in the cosmetics and medicine industry, citronella oil contains compounds that are anti-fungal, anti-convulsant (overcoming and treating seizures), anti-parasitic, anti-inflammatory (reducing redness or inflammation), and anti-oxidant (prevents cell damage). Keywords: Commodities, Essential Oils, Global, Dutch East Indies.
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 600 Teknologi (ilmu terapan) > 607 Pendidikan, riset, topik terkait |
Program Studi: | FKIP > Prodi Pendidikan Sejarah IPS |
Pengguna Deposit: | 2308159551 . Digilib |
Date Deposited: | 03 Apr 2024 04:20 |
Terakhir diubah: | 03 Apr 2024 04:20 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/79912 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |