STRATEGI PENGELOLAAN PROGRAM BANTUAN PREMI ASURANSI NELAYAN (BPAN) DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Nia , Octavia (2024) STRATEGI PENGELOLAAN PROGRAM BANTUAN PREMI ASURANSI NELAYAN (BPAN) DI KOTA BANDAR LAMPUNG. Masters thesis, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK (1).pdf

Download (2894Kb) | Preview
[img] File PDF
TESIS FULL (1).pdf
Restricted to Hanya staf

Download (3345Kb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN (1).pdf

Download (3346Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Program Bantuan Premi Asuransi Nelayan (BPAN) di Kota Bandar Lampung merupakan upaya pemerintah yang bertujuan untuk melindungi nelayan kecil dari risiko pekerjaan. Program ini juga dirancang untuk mendorong nelayan agar melanjutkan kepesertaan asuransi secara mandiri setelah bantuan berakhir. Rendahnya keberlanjutan kepesertaan dalam program BPAN menunjukkan adanya suatu permasalahan dalam pengelolaan program. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelembagaan dalam program asuransi nelayan dan strategi dalam upaya meningkatkan minat nelayan dalam kepesertaan secara mandiri. Metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Data diperoleh dengan wawancara mendalam terhadap 11 informan kunci, pengamatan terlibat, Fokus Group Discussion (FGD), dan studi dokumentasi. Analisis data dengan mengkaji kelembagaan berdasarkan situasi, struktur, perilaku, dan kinerja, serta analisis SWOT dilakukan terhadap dua lembaga pengelola program untuk menentukan strategi yang efektif dalam meningkatkan minat kepesertaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya program BPAN belum tercapai di tahun kedua. Peralihan operator penyedia layanan asuransi dari PT Jasindo ke BPJS Ketenagakerjaan tidak menunjukkan perubahan signifikan terhadap kepesertaan nelayan secara mandiri. Nelayan enggan membayar premi mandiri karena mereka lebih memilih dilayani langsung dalam proses pembayaran. Analisis SWOT menunjukkan strategi yang dapat dilakukan dalam meningkatkan minat kepesertaan nelayan secara mandiri berada pada titik kuadran SO, dimana strategi yang digunakan dengan menggunakan kekuatan untuk mencangkup peluang. Pemerintah sebaiknya mempertimbangkan rancangan regulasi dan perjanjian yang harus dipenuhi oleh nelayan, agar menjadi aturan yang mengikat. Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan selaku penyedia asuransi perlu memperkuat personal selling, berkolaborasi dengan aktor lokal sebagai agen untuk mempermudah pembayaran premi. Kata Kunci: Asuransi nelayan, Risiko kerja, Kelembagaan, Perilaku, Kinerja,SWOT. The Fishermen Insurance Premium Assistance Program (BPAN) in Bandar Lampung City is a government initiative to protect small fishermen from occupational risks. The program aims to motivate fishermen to maintain their insurance membership independently once the assistance period is over. The low sustainability of participation in the BPAN program indicates a problem management challenge. This study aims to analyze the institutional framework of the fishermen’s insurance program and identify strategies to enhance fishermen’s motivation for independent participation in Bandar Lampung City. This study used the case study method as a qualitative approach. Data were obtained by in- depth interviews with 11 key informants, participant observation, Focus Group Discussions (FGD), and document analysis. Data analysis involved examining institutions based on their situations, structures, behaviors, and performance, along with a SWOT analysis to identify effective strategies for increasing participant interest in the two program management institutions. The study results show that the insurance program in Bandar Lampung City has not succeeded in protecting fishermen in the second year. The transition in insurance service providers from PT Jasindo to BPJS Ketenagakerjaan did not significantly improve fishermen’s independent participation. Fishermen are hesitant to pay premiums independently, preferring direct service during the payment process. The SWOT analysis shows that strategies that can be carried out to increase independent participation among fishermen are positioned at the SO quadrant point, where the strategy used is to leverage existing strengths to take advantage of available opportunities. The government should consider formulating regulations and agreements that fishermen must comply with, making them binding. Additionally, BPJS Ketenagakerjaan, as the insurance provider, should enhance personal selling efforts by partnering with local stakeholders to act as agents, helping to ease the premium payment process. Keywords: Fishermen’s insurance, occupational risks, institutions, behavior, performance, SWOT

Jenis Karya Akhir: Tesis (Masters)
Subyek: 300 Ilmu sosial
600 Teknologi (ilmu terapan) > 630 Pertanian dan teknologi yang berkaitan
Program Studi: Pascasarjana
Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Pascasarjana
Pengguna Deposit: A.Md Cahya Anima Putra .
Date Deposited: 15 Jan 2025 05:02
Terakhir diubah: 15 Jan 2025 05:02
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/81156

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir