BENTUK PERTUNJUKAN JARANAN OGLEK LARAS BUDOYO ASRI LAMPUNG TIMUR

HOTLAN DANDI , ZUANDA GULTOM (2023) BENTUK PERTUNJUKAN JARANAN OGLEK LARAS BUDOYO ASRI LAMPUNG TIMUR. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERISTAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
1. HOTLAN_ABSTRAK - Hotlan dandi.pdf

Download (186Kb) | Preview
[img] File PDF
2. HOTLAN_SKRIPSI FULL-1 - Hotlan dandi.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (3959Kb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
3. HOTLAN_SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN-1 - Hotlan dandi.pdf

Download (867Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Jaranan Oglek Laras Budoyo Asri adalah seni tari yang elemen pertunjukan tari, antara lain penari inti, masing-masing berjumlah empat orang berdasarkan jenis kelamin dan usia, selain dari penari inti juga dapat berkembang di daerah Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bentuk pertunjukan Jaranan Oglek Laras Budoyo Asri dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu observasi non partisipan, wawancara tak terstruktur, dan dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sumber data diperoleh dari narasumber yaitu Lasimen. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk pertunjukan tari Jaranan Oglek Laras Budoyo Asri meliputi elemendilihat dari karakter penari, yaitu, pawang, pemecut dan gamboh, terdiri dari minimal tiga orang, selain itu terdapat penari pentul (penari topeng) anggota sanggar yang sudah tidak aktif. Gerak penari inti cenderung atraktif, dominan kepada hentakan kaki dan goyang pinggul. Properti jaranan dan pecut lebih dominan digunakan, sedangkan properti lainya seperti barongan, celeng, dan pentul, biasanya digunakan penari yang mengalami kerasukan. Jenis irama musik akan mengikuti permintaan dari penari inti. Pola lantai dibedakan berdasarkan fungsinya, pola lantai lingkaran digunakan pada penyambutan bulan suro, jika sbagai hiburan pola lantai akan lebih variatif. Tatarias dan busana pria dan wanita tidak memiliki perbedaan. Struktur pertunjukan Jaranan ini dimulai dengan ritual pembakaran menyan dan doa, penari karakter sudah diposisinya, pemusik membunyikan alat musiknya masing-masing, penari inti satu-perstu memasuki stage tanpa properti, penari inti mengalami kerasukan dan biasanya diikuti oleh penonton, ritual penyembuhan, dan musik penutup. Pertunjukan ini memiliki syarat yang wajib ada yaitu sesajen. Kata Kunci: Bentuk, Pertunjukan, Jaranan Jaranan Oglek Laras was Budoyo Asri dance that developed in the East Java. This research aims for analyzing the form of Jaranan Oglek Laras Budoyo Asri performance by using qualitative describtive method. Data collection technique to this research was non-partisipative observation, unstructure interview, and documentation. The data analyzing technique were data reducing, presenting, and conclusion withdrawing. The data resource was gained from the human source named Lasimen. The research outcome showed that the form of Jaranan Oglek Laras Budoyo Asri comprised by few dance element, such as four main dancers in amount classified by their sex and ages, furthermore there were pawang, pemecut, and gamboh. There were pentul and cers, consisted in three people (mask dancers) pentul dancers had no determination. The choreography of main dancers tend to be more attractive dominantly on foot stomp and hip sway, otherwise the properties such as jaranan and whipper were dominantly using for the performance, whereas the properties such as barongan, celeng, and pentul were used by trance dancers oftenly. Musical rhythm followed the dancers request, the performance blocking was divided in two function, welcoming the suro month and the entertainment purpose. Make up and wardrobe between men and women had no differences. The performance structure began with myrrh burning ceremony then the particular characters were staying on their position, then the instrumentalist started to play the music, afterward the main dancers would come singly to the stage without handed any property, these main dancers would experience trance and either the audience would follow it, a healing ceremony, and final music presentation. There was one condition to start the performance the condition sesajen. Keyword : performance The form, Jaranan

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 700 Seni, seni rupa, kesenian
700 Seni, seni rupa, kesenian > 706 Organisasi dan manajemen bidang kesenian dan karya seni
Program Studi: FKIP > Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah
Pengguna Deposit: UPT . Ery Elyasari
Date Deposited: 03 Feb 2025 04:23
Terakhir diubah: 03 Feb 2025 04:23
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/81842

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir