DIAN, FEBIYANTI (2024) BENTUK PENYAJIAN TARI SEBAMBANGAN DI KELURAHAN KURIPAN KECAMATAN TELUK BETUNG BARAT. FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
1. ABSTRAK - DianFebiyanti.pdf Download (18Kb) | Preview |
|
![]() |
File PDF
2. SKRIPSI FULL DIAN - DianFebiyanti.pdf Restricted to Hanya staf Download (4Mb) | Minta salinan |
|
|
File PDF
3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN DIAN - DianFebiyanti.pdf Download (2286Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Penelitian ini membahas mengenai bentuk penyajian Tari Sebambangan di Kelurahan Kuripan Kecamatan Teluk Betung Barat. Tari Sebambangan merupakan tarian yang berkembang dari tradisi pernikahan masyarakat Lampung Saibatin marga Teluk Betung yaitu sebambangan. Penelitian ini menggunakan konsep kajian tari milik Hadi (2007: 23). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berdasarkan data lapangan, dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bentuk penyajian Tari Sebambangan memiliki 10 ragam gerak, yaitu calak, sembah, cukkil, semappai, putil jaghi, nyani sughat, ngebaca sughat, tulak selendang, bunuh dighi, dan selendangan. Tari Sebambangan ditarikan secara berpasangan oleh muli dan mekhanai. Terdapat 3 pola lantai yang digunakan, yaitu pola tunggal, vertikal, dan horizontal. Menggunakan tata rias cantik yang digunakan penari wanita dan penari pria menggunakan rias jenggot, kumis, dan jambang. Tata busana yang digunakan penari, yaitu baju kurung dan songket, dengan aksesoris kopiah, suwal cakhang, penekan, kembang melati, papan jajar, kalung buah jukum, gelang burung, gelang pipih, sabuk, selempang songket dan putih. Musik iringan menggunakan instrument musik gitar khas Lampung, dengan alat musik 2 buah gitar klasik. Tari Sebambangan menggunakan properti korek api, keris, dan selendang. Durasi penyajian Tari Sebambangan berlangsung selama 15 menit, dan tempat pertunjukan pada Tari Sebambangan tidak memiliki ketentuan khusus, dapat disajikan di panggung terbuka atau tertutup. Kata kunci: Bentuk Penyajian, Tari Sebambangan, Marga Teluk Betung. This study discusses the form of performance of the Sebambangan Dance in Kuripan Village, Teluk Betung Barat Sub-District. The Sebambangan Dance first evolved from the marriage traditions of the Lampung Saibatin community of Teluk Betung, known as sebambangan. We employed Hadi's dance study concept (2007: 23) and utilized a qualitative method based on field data, incorporating observation, interviews, and documentation techniques. The results indicate that the performance form of the Sebambangan Dance consists of 10 movement types: calak, sembah, cukkil, semappai, putil jaghi, nyani sughat, ngebaca sughat, tulak selendang, bunuh dighi, and selendangan. The Sebambangan Dance is performed in pairs by male and female dancers. Three floor patterns are used: single, vertical, and horizontal. Female dancers wear beautiful makeup, while male dancers use beard, mustache, and sideburn makeup. The dancers' costumes include traditional baju kurung and songket, accessorized with kopiah, suwal cakhang, penekan, jasmine flowers, papan jajar, jukum fruit necklaces, bird bracelets, flat bracelets, belts, songket and white sashes. The accompanying music features traditional Lampung guitar instruments, specifically two classical guitars. The Sebambangan Dance utilizes props such as matches, keris, and shawls. The performance lasts for 15 minutes, and there are no specific venue requirements as it can be performed on either open or closed stages. Keywords: Performance Form, Sebambangan Dance, Teluk Betung Community.
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 300 Ilmu sosial > 370 Pendidikan 700 Seni, seni rupa, kesenian |
Program Studi: | FKIP > Prodi Pendidikan Seni Drama, dan Tari |
Pengguna Deposit: | UPT . Dito Nipati |
Date Deposited: | 07 Feb 2025 08:35 |
Terakhir diubah: | 07 Feb 2025 08:35 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/82598 |
Actions (login required)
![]() |
Lihat Karya Akhir |