Lusia, Leni Maryani (2024) ANALISIS GENDER PADA PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG : STUDI KASUS HUTAN KEMASYARAKATAN KPH BATU TEGI PROVINSI LAMPUNG. FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
Lusia Leni Maryani_Skripsi abstrak - Lusia Leni.pdf Download (253Kb) | Preview |
|
![]() |
File PDF
Lusia Leni Maryani_Skripsi Tanpa Lampiran - Lusia Leni.pdf Restricted to Hanya staf Download (1650Kb) | Minta salinan |
|
|
File PDF
Lusia Leni Maryani_Skripasi Tanpa Bab 4 dan Lampiran - Lusia Leni.pdf Download (1761Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Hutan kemasyarakatan (HKm) merupakan program dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dimana program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat sekitar hutan. Pengelolaan hutan yang dilakukan oleh masyarakat berkaitan dengan pembagian peran antara laki-laki dan perempuan. Peran laki-laki dan perempuan sangat berpengaruh dalam peningkatan kelestarian hutan serta dalam memperoleh manfaat dari sumber daya hutan. Perbedaan dalam pencapaian ekonomi menjadi faktor utama yang menyebabkan ketimpangan gender di Indonesia, salah satu penyebabnya adalah minimnya partisipasi perempuan dalam pasar kerja. Kegiatan pengelolaan lahan HKm yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan dipengaruhi oleh curahan waktu kerja, dimana curahan waktu kerja banyak tergantung pada faktor sosial ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis aktivitas dan curahan waktu kerja laki-laki dan perempuan dalam pengelolaan hutan kemasyarakatan serta menganalisis faktor sosial ekonomi yang dapat mempengaruhi curahan waktu kerja. Penelitian dilakukan bulan September 2023 di Desa Datar Lebuay Kec. Airnaningan Kab. Tanggamus. Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif yang didukung dengan uji statistik. Responden terdiri dari 24 petani Gapoktan Sinar Harapan dan 30 petani Gapoktan Trisno Wana Jaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada masing-masing gapoktan curahan waktu kerja yang dilakukan oleh laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Berdasarkan hasil yang diperoleh secara simultan faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap curahan waktu kerja petani, namun tidak secara parsial. Gapoktan Sinar Harapan, umur, pendidikan, luas lahan garapan, dan pendapatan berpengaruh signifikan terhadap curahan waktu kerja petani, namun jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh. Gapoktan Trisno Wana Jaya, umur, luas lahan garapan, jumlah anggota keluarga, dan pendapatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap curahan waktu kerja petani, namun pendidikan tidak berpengaruh. Kata Kunci : Hkm, gender, curahan waktu kerja Community forestry (HKm) is a program from the Ministry of Environment and Forestry (KLHK) where this program aims to empower communities around the forest. Forest management carried out by the community is related to the division of roles between men and women. The role of men and women is very influential in improving forest sustainability and in obtaining benefits from forest resources. Differences in economic achievement are the main factor that causes gender inequality in Indonesia, one of the reasons is the lack of participation of women in the job market. Land management activities carried out by men and women are influenced by the outpouring of working time, where the outpouring of working time depends a lot on socio-economic factors. The purpose of this study is to analyze the activities and outpouring of working time of men and women in community forest management as well as analyze socio-economic factors that can affect the outpouring of working time. The research was conducted in September 2023 in Datar Lebuay Village, Airnaningan District, Tanggamus Regency. The method in this study is quantitative supported by statistical tests. The respondents consisted of 24 farmers from Gapoktan Sinar Harapan and 30 farmers from Gapoktan Trisno Wana Jaya. The results of the study show that in each gapoktan, the amount of working time carried out by men is more than that of women. Based on the results obtained simultaneously, these factors affect the farmers' working time outflow, but not partially. Gapoktan Sinar Harapan, age, education, cultivated land area, and income have a significant effect on the farmers' working time, but the number of family members has no effect. Gapoktan Trisno Wana Jaya, age, area of cultivated land, number of family members, and income had a significant influence on farmers' working time, but education had no effect. Keywords: Hkm, gender, outpouring of work time
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 500 ilmu pengetahuan alam dan matematika 500 ilmu pengetahuan alam dan matematika > 580 Tumbuh-tumbuhan, tanaman, botani, flora 600 Teknologi (ilmu terapan) |
Program Studi: | Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi Kehutanan |
Pengguna Deposit: | A.Md Cahya Anima Putra . |
Date Deposited: | 12 Feb 2025 04:44 |
Terakhir diubah: | 12 Feb 2025 04:44 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/83231 |
Actions (login required)
![]() |
Lihat Karya Akhir |