HUBUNGAN DURASI OPERASI FAKOEMULSIFIKASI TERHADAP KEJADIAN SINDROM MATA KERING PADA PASIEN PASCA OPERASI FAKOEMULSIFIKASI DI RUMAH SAKIT MATA LAMPUNG EYE CENTER

Grety Thessalonica, Sitanggang (2025) HUBUNGAN DURASI OPERASI FAKOEMULSIFIKASI TERHADAP KEJADIAN SINDROM MATA KERING PADA PASIEN PASCA OPERASI FAKOEMULSIFIKASI DI RUMAH SAKIT MATA LAMPUNG EYE CENTER. FAKULTAS KEDOKTERAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
1. ABSTRAK.pdf

Download (342Kb) | Preview
[img] File PDF
2. SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (1978Kb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf

Download (3023Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Latar Belakang: Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia, dengan fakoemulsifikasi sebagai standar emas dalam pengobatan karena efektivitasnya. Namun, sindrom mata kering sering dilaporkan sebagai komplikasi pascaoperasi, dengan insidensi mencapai 22% pada minggu pertama. Durasi operasi yang lebih panjang berpotensi mengganggu stabilitas lapisan air mata dan meningkatkan inflamasi permukaan mata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara durasi operasi fakoemulsifikasi dan kejadian sindrom mata kering pada pasien pascaoperasi di RS Mata Lampung Eye Center. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan analitik korelasi. Sampel terdiri atas 97 pasien pasca operasi fakoemulsifikasi yang memenuhi kriteria inklusi. Variabel bebas adalah durasi operasi yang dikategorikan menjadi <15 menit dan ≥15 menit, sementara variabel terikat adalah kejadian sindrom mata kering yang dinilai menggunakan kuesioner Ocular Surface Disease Index (OSDI). Data dianalisis menggunakan uji statistik Chi-square untuk menentukan hubungan antara kedua variabel. Hasil: Sebanyak 97 pasien yang digunakan sebagai subjek dalam penelitian, dan hasilnya mayoritas (77,3%) berusia ≥60 tahun, dengan proporsi jenis kelamin laki-laki (52,6%) lebih tinggi dibandingkan perempuan. Sebanyak 38,1% pasien mengalami sindrom mata kering berdasarkan skor OSDI. Hasil uji bivariat Chi Square didapatkan adanya hubungan antara durasi operasi fakoemulsifikasi dengan kejadian sindrom mata kering, dengan nilai p-value = 0,000, di mana durasi operasi ≥15 menit secara signifikan meningkatkan risiko kejadian sindrom mata kering pascaoperasi dibandingkan dengan operasi yang berlangsung <15 menit. Didapatkan juga hasil bahwa derajat sindrom mata kering terbanyak pada derajat ringan. Simpulan: Ada hubungan durasi operasi fakoemulsifikasi dengan kejadian sindrom mata kering pasca operasi. Kata Kunci: Durasi Operasi, Fakoemulsifikasi, Ocular Surface Disease Index (OSDI), Sindrom Mata Kering

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 600 Teknologi (ilmu terapan) > 610 Ilmu kedokteran, ilmu pengobatan dan ilmu kesehatan
Program Studi: Fakultas Kedokteran > Prodi Pendidikan Dokter
Pengguna Deposit: 2308646118 . Digilib
Date Deposited: 13 Feb 2025 04:09
Terakhir diubah: 13 Feb 2025 04:09
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/83424

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir