PENGELOLAAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU BERKELANJUTAN DALAM MENDUKUNG PENCAPAIN TUJUAN PERTAMA SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS DI KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN BATUTEGI

FRADA , SETIA MONA (2024) PENGELOLAAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU BERKELANJUTAN DALAM MENDUKUNG PENCAPAIN TUJUAN PERTAMA SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS DI KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN BATUTEGI. FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.

Preview	File PDF FRADA SETIA MONA_ABSTRAK SKRIPSI - Frada Setia mona.pdf Download (38Kb) | Preview
	File PDF FRADA SETIA MONA_SKRIPSI FULL TANPA LAMPIRAN 2 - Frada Setia mona.pdf Restricted to Hanya staf Download (2245Kb) | Minta salinan
Preview	File PDF FRADA SETIA MONA_SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN 2 - Frada Setia mona.pdf Download (1086Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Pemanfaatan HHBK memiliki tujuan salah satunya yaitu mendapatkan manfaat secara ekonomi dari hutan itu sendiri. Pemanfaatan HHBK diharapkan dapat mendukung salah satu diantara 17 tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) sesuai dengan tujuan pertama yaitu mengentaskan kemiskinan melalui peningkatan pendapatan masyarakatnya. Pengelolaan hasil hutan yang baik dan efektif dapat membantu program SDGs mencapai tujuannya. Keberhasilan atau tingkat pengelolaan akan mempengaruhi hasil yang didapatkan dalam pemanfaatan HHBK. Tujuan pada penelitian ini yaitu mengidentifikasi potensi HHBK berupa jenis dan manfaatnya serta menganalisis korelasi pengelolaan HHBK terhadap tujuan pertama SDGs di KPH Batutegi. Potensi HHBK di wilayah KPH Batutegi khusunya di wilayah Gapoktan Sinar Harapan dan Gapoktan Trisno Wana Jaya beragam jenisnya. Jenis-jenis HHBK tersebut yaitu kopi, lada, cengkeh, pala, kemiri, karet, aren, alpukat, durian, petai, jengkol, nangka, pisang, jahe, kapulaga, bambu, rotan, dan madu. Pemanfaatan dan pengembangan HHBK di Gapoktan Sinar Harapan dan Gapoktan Trisno Wana Jaya masih sebatas mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi untuk memenuhi permintaan pasar lokal. Beberapa produk turunan yang ada yaitu kopi kemasan, madu botol, gula aren dan produk-produk kerajinan dari rotan. Pengelolaan HHBK dengan kategori buruk di Gapoktan Sinar Harapan sebanyak 40% petani sedangkan di Gapoktan Trisno Wana Jaya sebanyak 30% petani. Secara umum, pengelolaan HHBK di Gapoktan Trisno Wana Jaya lebih baik dari Gapoktan Sinar Harapan. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa mayoritas korelasi belum mampu memberikan hubungan yang signifikan terhadap pengelolaan HHBK. Secara uji korelasi pengelolaan HHBK di Gapoktan Sinar Harapan dan Gapoktan Trisno Wana Jaya belum mendukung tujuan pertama SDGs. Kata Kunci: Pengelolaan, Hasil Hutan Bukan Kayu, SDGs ABSTRACT SUSTAINABLE MANAGEMENT OF NON-TIMBER FOREST PRODUCTS IN SUPPORTING ACHIEVEMENT OF THE FIRST SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS IN BATUTEGI FOREST MANAGEMENT UNIT By FRADA SETIA MONA The aim of utilizing NTFPs is to obtain economic benefits from the forest itself. The use of NTFPs is expected to support one of the 17 Sustainable Development Goals (SDGs) in accordance with the first goal, namely alleviating poverty through increasing people's income. Good and effective management of forest products can help the SDGs program achieve its goals. The success or level of management will influence the results obtained in the use of NTFPs. The aim of this research is to identify the potential of NTFPs in the form of types and benefits and analyze the correlation between NTFP management and the first SDGs goal in KPH Batutegi. There are various types of potential for NTFPs in the Batutegi KPH area, especially in the Gapoktan Sinar Harapan and Gapoktan Trisno Wana Jaya areas. The types of NTFPs are coffee, pepper, cloves, nutmeg, candlenuts, rubber, sugar palm, avocado, durian, petai, jengkol, jackfruit, banana, ginger, cardamom, bamboo, rattan and honey. The use and development of NTFPs in Gapoktan Sinar Harapan and Gapoktan Trisno Wana Jaya is still limited to processing raw materials into semi-finished materials to meet local market demand. Some of the existing derivative products are packaged coffee, bottled honey, palm sugar and rattan craft products. 40% of farmers are managed in the bad category of NTFPs in the Sinar Harapan Gapoktan, while in Trisno Wana Jaya Gapoktan it is 30% of farmers. In general, NTFP management at Gapoktan Trisno Wana Jaya is better than Gapoktan Sinar Harapan. The correlation test results show that the majority of correlations have not been able to provide a significant relationship to NTFP management. Based on the correlation test, NTFP management at Gapoktan Sinar Harapan and Gapoktan Trisno Wana Jaya does not yet support the first goal of the SDGs. Keywords: Management, Non-Timber Forest Products, SDGs

Jenis Karya Akhir:	Skripsi
Subyek:	600 Teknologi (ilmu terapan) > 630 Pertanian dan teknologi yang berkaitan
Program Studi:	Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi Kehutanan
Pengguna Deposit:	UPT . Desi Zulfi Melasari
Date Deposited:	05 Mar 2025 03:43
Terakhir diubah:	05 Mar 2025 03:43
URI:	http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/85426

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir