PERAN OTOPSI DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN ANAK BINAAN

IDA , SEPTIANI ANJELIKA (2025) PERAN OTOPSI DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN ANAK BINAAN. HUKUM, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
abstrak.pdf

Download (4Mb) | Preview
[img] File PDF
skripsi full.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (2825Kb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
skripsi full tanpa pembahasan.pdf

Download (2652Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Penegakan hukum tidak dapat dilepaskan dari pemanfaatan berbagai ilmu pengetahuan, salah satunya yaitu ilmu kedokteran forensik. Pemanfaatannya dengan pelaksanaan otopsi forensik guna keperluan penyidikan terhadap korban dalam peristiwa kematian tidak wajar dan mencurigakan yang diduga terkait dengan tindak pidana seperti pada kasus dugaan tindak pidana penganiayaan yang menyebabkan kematian. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peran otopsi dalam penyidikan tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan kematian anak binaan dan apakah faktor penghambat peran otopsi dalam penyidikan tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan kematian anak binaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif didukung dengan pendekatan yuridis empiris. Sumber data yang digunakan adalah data yang bersumber dari data primer dan data sekunder yang masing-masing bersumber atau diperoleh dari wawancara dengan informan dan diperoleh dari kepustakaan, serta analisis data secara kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran otopsi dalam penyidikan tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan kematian anak binaan sangat dibutuhkan untuk mengetahui penyebab kematian korban. Otopsi berperan secara faktual dalam kasus ini dengan memberikan bukti konkret bahwa korban mengalami penganiayaan sebelum meninggal yang hasilnya terdapat pendarahan pada kulit kepala bagian dalam, selaput penal otak dan kulit dada kanan dan banyak tanda kekerasan pada bagian dahi, pelipis, rahang, daun telinga, lengan, punggung, perut serta tungkai. Faktor penghambat peran otopsi dalam penyidikan tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan kematian anak binaan kurangnya koordinasi antara penyidik dengan dokter seperti keterlambatan permintaan otopsi.Saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini adalah aparat penegak hukum perlu meningkatkan pemahaman mengenai prosedur dan teknik pelaksanaan otopsi agar pada saat penyidikan dapat menjalankan tugasnya secara efektif dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga peran otopsi dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu dengan menginformasikan kepada masyarakat terkait pentingnya peran otopsi agar dapat mengetahui penyebab kematian guna dapat tercapainnya kebenaran materiil dan dapat mengidentifikasi penyebab kematian agar kematian tersebut dapat diketahui apakah hasil tindak pidana atau bukan. Kata kunci: Peran Otopsi, Kematian, Anak Binaan. Law enforcement cannot be separated from the utilization of various sciences, one of which is forensic medicine. Its utilization by conducting forensic autopsies for the purposes of investigating victims in the event of unnatural and suspicious deaths suspected of being related to criminal acts such as in cases of alleged persecution that caused death. The problem in this study is how the role of autopsy in the investigation of persecution resulting in the death of a children in care and what are the inhibiting factors of the role of autopsy in the investigation of persecution resulting in the death of a children in care. This research uses a normative juridical approach supported by an empirical juridical approach. The data sources used are data sourced from primary data and secondary data, each of which is sourced or obtained from interviews with informants and obtained from the literature, and qualitative data analysis. The results of this study indicate that the role of autopsy in the investigation of maltreatment resulting in the death of a children in care is needed to determine the cause of death of the victim. The autopsy plays a factual role in this case by providing concrete evidence that the victim suffered maltreatment before dying which results in bleeding on the inner scalp, the penal membrane of the brain and the skin of the right chest and many signs of violence on the forehead, temples, jaw, earlobes, arms, back, abdomen and legs. Factors inhibiting the role of autopsy in the investigation of persecution resulting in the death of juvenile convicts lack of coordination between investigators and doctors such as delays in requesting autopsies The suggestion that the author can give in this study is that law enforcement officials need to improve their understanding of autopsy procedures and techniques so that during the investigation they can carry out their duties effectively and in accordance with applicable regulations so that the role of autopsy can be successful as expected. In addition, by informing the public regarding the importance of the role of autopsy in order to find out the cause of death in order to achieve material truth and be able to identify the cause of death so that the death can be known whether the result of a criminal act or not. Keywords: Role of Autopsy, Death, Children in Care.

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 300 Ilmu sosial > 340 Ilmu hukum > 345 Hukum pidana
Program Studi: FAKULTAS HUKUM (FH) > Prodi S1-Ilmu Hukum
Pengguna Deposit: 2308779128 . Digilib
Date Deposited: 08 May 2025 07:49
Terakhir diubah: 08 May 2025 07:49
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/86761

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir