KEMUNDURAN PELABUHAN KARANGANTU SEBAGAI PELABUHAN INTERNASIONAL KESULTANAN BANTEN TAHUN 1682-1799

Ratna , Intan Anggraeni (2024) KEMUNDURAN PELABUHAN KARANGANTU SEBAGAI PELABUHAN INTERNASIONAL KESULTANAN BANTEN TAHUN 1682-1799. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK-Ratna Intan Anggraeni - Sejarah 2017 Ratna Intan Anggraeni.pdf

Download (16Kb) | Preview
[img] File PDF
2.SKRIPSI FULL(Tanpa Lampiran)-Ratna Intan Anggraeni - Sejarah 2017 Ratna Intan Anggraeni.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (2489Kb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
3.SKRIPSI FULL TANPA PEMBAHASAN (Tanpa Lampiran)-Ratna Intan Anggraeni - Sejarah 2017 Ratna Intan Anggraeni.pdf

Download (1654Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Pelabuhan Karangantu merupakan Pelabuhan Internasional terbesar kedua setelah Pelabuhan Sunda Kelapa, awal mulanya pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhan lokal yang memiliki potensi besar pada masa Kerajaan Tarumanegara, oleh karenanya menarik minat Kerajaan Sunda yang berhasil menguasainya, pada saat Kerajaan Sunda berhasil ditaklukkan oleh Kesultanan Demak, pelabuhan ini masih kerap beroperasi antar pedagang lokal. Namun setelah Malaka dikuasai Portugis, Kesultanan Banten mulai berkembang dan diberikan hak penuh dalam tata kelola pemerintah, oleh Sultan pertamanya pelabuhan lokal ini mulai dikembangkan menjadi Pelabuhan yang berskala internasional, dan puncak kesuksesan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, komoditas utama berupa Lada. Pelabuhan Karangantu mengalami kemunduran dikarenakan beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang melatar belakangi kemunduran Pelabuhan Karangantu sebagai Pelabuhan Internasional Kesultanan Banten. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode historis, dengan empat tahap penelitian: heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi dan di analisis dengan kritik (internal dan eksternal) serta interpretasi sejarah. Berdasarkan hasil penelitian Pelabuhan Karangantu sebagai Pelabuhan Internasional mengalami Kemunduran di latar belakangi oleh faktor Internal: 1). Tata Pemerintahan yang Buruk dan 2). Perebutan Suksesi Tahta, sedangkan untuk faktor Eksternal: 1) Campur Tangan VOC dalam pemerintahan. 2) Berkoalisinya para Pedagang Tionghoa dengan VOC. Dapat disimpulkan faktor internal dan faktor eksternal melatarbelakangi kemunduran Pelabuhan Karangantu terutama pada faktor eksternal campur tangan VOC yang mewajibkan para sultan yang berkuasa mengikuti kebijakan yang telah disepakati pada perjanjian monopoli dan pengalihan perdagangan ke Pelabuhan Sunda Kelapa dibawah naungan VOC, yang membuat eksistensi Pelabuhan Karangantu mulai memudar hingga mengalami kemunduran. Kata Kunci: Kemunduran, Kesultanan Banten, Pelabuhan Karangantu Karangantu Port is the second largest international port after Sunda Kelapa Port, the beginning of this port was known as a local port that had great potential during the Tarumanagara Kingdom, therefore attracting the interest of the Sunda Kingdom which managed to control it, when the Sunda Kingdom was conquered by the Demak Sultanate, this port was still often operated between local traders. But after Malacca was controlled by the Portuguese, the Sultanate of Banten began to develop and was given full rights in governance, by the first Sultan this local port began to be developed into an international port, and the peak of success during the reign of Sultan Ageng Tirtayasa, the main commodity was pepper. Karangantu Harbor experienced a decline due to several factors. This research aims to find out the factors behind the decline of Karangantu Port as the International Port of the Sultanate of Banten. The method used in the research is the historical method, with four stages of research: heuristics, criticism, interpretation and historiography and analyzed with criticism (internal and external) and historical interpretation. Based on the results of the research, Karangantu Port as an International Port experienced a setback due to internal factors: 1). Poor Governance and 2). Struggle for Succession to the Throne, while for External Factors: 1) VOC interference in the government. 2) The coalition of Chinese merchants with the VOC. It can be concluded that internal and external factors are behind the decline of Karangantu Harbor, especially the external factor of VOC interference which requires the ruling sultans to follow the policies agreed upon in the monopoly agreement and the transfer of trade to Sunda Kelapa Harbor under the auspices of the VOC, which makes the existence of Karangantu Harbor begin to fade into decline. Keywords: Decline, Sultanate of Banten, Karangantu International Port

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 300 Ilmu sosial > 370 Pendidikan
Program Studi: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) > Prodi S1 Pendidikan Sejarah IPS
Pengguna Deposit: UPT . Siswanti
Date Deposited: 09 May 2025 02:28
Terakhir diubah: 09 May 2025 02:28
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/86900

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir