PERANAN UNITED NATIONS WOMEN (UN WOMEN) DALAM MEMBANTU MENANGANI KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP PEREMPUAN DI INDONESIA TAHUN 2018-2020

Suci , Devi Tamara (2024) PERANAN UNITED NATIONS WOMEN (UN WOMEN) DALAM MEMBANTU MENANGANI KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP PEREMPUAN DI INDONESIA TAHUN 2018-2020. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
1. ABSTRAK - Suci Devitamara.pdf

Download (55Kb) | Preview
[img] File PDF
2. SKRIPSI FULL - Suci Devitamara.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (5Mb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
3. SKRIPSI TANPA BAB PEMABAHASAN - Suci Devitamara.pdf

Download (5Mb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Indonesia merupakan negara dengan jumlah kekerasan seksual yang cukup tinggi. Menurut hasil studi dari perusahaan riset di Singapura, Value Champion, menyatakan bahwa dari 14 negara Asia Pasifik yang dianalisis, Indonesia sebagai negara yang paling tidak aman bagi perempuan urutan kedua setelah India diikuti oleh Filipina di urutan ketiga. UN Women sebagai organisasi internasional yang bergerak dalam kesetaraan gender tentu turut serta dalam upaya menangani kekerasan seksual di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran UN Women sebagai organisasi interniasional menangani isu kekerasan berbasis gender terutama kekerasan seksual di Indonesia berdasarkan teori peran OI oleh Clive Archer. Penelitian ini menggunakan teori peran organisasi internasional oleh Clive Archer yaitu sebagai instrumen, sebagai arena dan sebagai aktor independen serta konsep sexual gender-based violence (SGBV). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengumpulkan data sekunder terkait kekerasan berbasis gender terutama kekerasan seksual terhadap perempuan di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa UN Women telah menjalankan perannya sebagai organisasi internasional, yang pertama sebagai instrumen dibuktikan melalui upaya pemerintah Indonesia dalam menggunakan UN Women sebagai alat untuk mencapai kepentingannya dalam melindungi PMI perempuan Indonesia dari diskriminasi. Lalu yang kedua yaitu UN Women menjadi arena bagi badan-badan antar pemerintah, seperti Kementerian PPPA, Komnas Perempuan, dan masyarakat sipil dalam perumusan kebijakan dan program serta norma-norma terkait perlindungan perempuan. Terakhir UN Women sebagai aktor independen mencakup kemampuan untuk bergerak tanpa adanya tekanan politik dari pihak-pihak di luar organisasi, sehingga organisasi ini dapat mengambil tindakan yang objektif dan proaktif untuk mempromosikan kesetaraan gender dan melawan kekerasan terhadap perempuan. Kata Kunci: Indoneia, KBG, kekerasan seksual, UN Women Indonesia is a country with a high number of sexual violence. According to the results of a study from a research company in Singapore, Value Champion, it was stated that of the 14 Asia Pacific countries analyzed, Indonesia was the second most unsafe country for women after India, followed by the Philippines in third place. UN Women as an international organization working in gender equality certainly participates in efforts to deal with sexual violence in Indonesia. This research aims to see how UN Women's role as an international organization handles the issue of gender-based violence, especially sexual violence in Indonesia, based on role theory by Clive Archer. This research uses Clive Archer's theory of the role of international organization, namely as an instrument, as an arena and as an independent actor as well as the concept of sexual gender- based violence (SGBV). This research is qualitative research by collecting secondary data related to gender-based violence, especially sexual violence against women in Indonesia. The results of this research show that UN Women has carried out its role as an international organization, first as an instrument, proven through the efforts of the Indonesian government in using UN Women as a tool to achieve its interests in protecting Indonesian female PMI from discrimination. Then secondly, UN Women becomes an arena for inter- governmental bodies, such as the Ministry of PPPA, National Commission on Violence Against Women, and civil society in formulating policies and programs as well as norms related to women's protection. Lastly, UN Women as an independent actor includes the ability to act without political pressure from parties outside the organization, so that this organization can take objective and proactive action to promote gender equality and violence against women. Keywords: Indonesia, sexual violence, SGBV, UN Women

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 300 Ilmu sosial
Program Studi: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP) > Prodi S1-Hubungan Internasional
Pengguna Deposit: UPT . Siswanti
Date Deposited: 16 May 2025 08:58
Terakhir diubah: 16 May 2025 08:58
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/87185

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir