COMMUNITY STRUCTURE OF THE ANTS (Hymenoptera: Formicidae) IN WAY SEKAMPUNG RESORT, BATUTEGI PROTECTED FOREST, LAMPUNG PROVINCE

Muhammad Yusuf, Al Faza (2024) COMMUNITY STRUCTURE OF THE ANTS (Hymenoptera: Formicidae) IN WAY SEKAMPUNG RESORT, BATUTEGI PROTECTED FOREST, LAMPUNG PROVINCE. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
M. Yusuf Al Faza - File ABSTRAK - M Yusuf Al-faza.pdf

Download (128Kb) | Preview
[img] File PDF
M. Yusuf Al Faza - File Full SKRIPSI Tanpa Lampiran - M Yusuf Al-faza.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (3236Kb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
M. Yusuf Al Faza - File Full SKRIPSI Tanpa BAB Pembahasan dan Lampiran Isi - M Yusuf Al-faza.pdf

Download (1602Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Semut sebagai kelompok hewan darat dengan jumlah individu paling dominan di daerah tropis memiliki peran dalam interaksinya dengan tumbuhan atau serangga lain, serta keberadaannya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Semut dapat ditemukan di berbagai habitat, salah satunya di Hutan Lindung Batutegi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui indeks keanekaragaman, kelimpahan relatif, dominansi, kekayaan, kesamaan, dan kemerataan spesies semut, faktor biotik dan abiotik yang memengaruhi keberadaan semut, dan perbandingan antar metode pengambilan sampel semut berdasarkan jumlah individu dan spesies. Penelitian dilakukan pada Januari sampai Februari 2024. Semut dikoleksi dengan metode pitfall trap dan hand-collecting pada enam habitat berbeda (sempadan sungai, semak belukar, interior hutan, kebun rapat, kebun jarang, dan tepi irigasi). Data jumlah individu dan spesies semut dianalisis menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H’), kelimpahan relatif (IKR), dominansi Simpson (D), kekayaan Margalef (R), kesamaan Jaccard (SJ), dan kemerataan Pielou (E). Analisis asosiasi semut dengan makrofauna lain dilakukan dengan tabel kontingensi 2x2, uji chi-square, dan indeks asosiasi Ochiai (IO). Korelasi antara faktor abiotik dengan indeks keanekaragaman, kelimpahan relatif, dan kemerataan semut dilakukan dengan analisis korelasi Pearson. Sebanyak 1994 individu dari 84 spesies semut telah diidentifikasi. Keanekaragaman spesies semut tergolong sedang (H’ = 2,963), dominansi spesies rendah (D = 0,127), kekayaan spesies tinggi (R = 10,92), kemerataan spesies labil (E = 0,67), dan kesamaan spesies antar habitat rendah dengan nilai SJ berkisar antara 0,13 – 0,40. Nilai IKR tertinggi ada pada Anoplolepis gracilipes sebesar 32,29%. Faktor biotik yang memengaruhi semut yaitu adanya asosiasi semut dengan Lycosidae sebagai predator dan Gryllidae sebagai mangsa. Faktor abiotik yang sangat memengaruhi keberadaan semut adalah pH tanah dan kelembapan tanah. pitfall trap arboreal unggul dalam perolehan jumlah spesies dan pitfall trap terestrial unggul dalam perolehan jumlah individu, namun hand-collecting tetap perlu dilakukan untuk memperoleh semut yang tidak tertangkap pada pitfall trap. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya menjaga kelembapan tanah untuk mencegah menurunnya keanekaragaman spesies semut dan mencegah masuknya spesies semut kosmopolitan lain yang berpotensi merugikan ekosistem. Kata kunci: semut, komunitas semut, ekologi semut, pitfall trap, Hutan Lindung Batutegi

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 500 ilmu pengetahuan alam dan matematika
500 ilmu pengetahuan alam dan matematika > 570 Biologi
Program Studi: FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) > Prodi S1 Biologi
Pengguna Deposit: UPT . Dito Nipati
Date Deposited: 26 May 2025 07:07
Terakhir diubah: 26 May 2025 07:07
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/87710

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir