Rangga , Ardi Pratama (2024) UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN DEMONSTRASI MAHASISWA YANG BERUJUNG ANARKIS (Studi Pada Polresta Bandar Lampung). HUKUM, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
ABSTRAK Rangga Ardi.pdf Download (160Kb) | Preview |
|
![]() |
File PDF
Skripsi FULL Rangga Ardi.pdf Restricted to Hanya staf Download (1096Kb) | Minta salinan |
|
|
File PDF
Skrripsi Tanpa Bab Pembahsan Rangga Ardi.pdf Download (976Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Demonstrasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstratif di muka umum. Pada proses berjalannya demonstrasi maka tidak menutup kemungkinan terjadinya hal-hal yang diluar dugaan, contohnya adalah tindakan anarkis. Permasalahan yang akan dibahas ialah : bagaimana upaya kepolisian dalam penanggulangan demonstrasi mahasiswa yang berujung anarkis dan apa saja faktor yang dapat menghambat upaya kepolisan dalam penanggulangan demonstrasi mahasiswa yang berujung anarkis. Penelitian ini menggunakan pendekatan yang bersifat normatif empiris. Data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder, metode pengumpulan data dalam penelitian ini ialah studi kepustakaan dan studi lapangan, serta analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Narasumber pada penelitian ini terdiri dari Anggota Sat Intelkam Polresta Bandar Lampung, Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa Upaya penanggulangan demonstrasi yang dilakukan oleh pihak kepolisian yaitu adalah Pihak kepolisian dapat melakukan upaya non penal untuk mencegah kerusuhan demonstrasi, seperti berkolaborasi dengan perwakilan atau koordinator lapangan sebelum demonstrasi agar demonstrasi aman dan damai. Jika demonstrasi menyebabkan kericuhan, polisi dapat melakukan upaya non penal, yaitu melakukan penangkapan sementara kemudian di bina kemudian dikembalikan peserta aksi tersebut kepada instansi atau pihak terkait untuk dipulangkan. Upaya penal yang dilakukan aparat penegak hukum yaitu upaya represif merupakan tidakan terakhir Pihak Kepolisian ketika aksi unjuk rasa dan atau demonstrasi sudah tidak terkendali lagi. Situasi yang tidak kondusif dan tidak dapat dicegah membuat polisi perlu melakukan tindakan ini untuk mencegah kerusuhan lebih lanjut. Selain itu, polisi berusaha menangkap dan menahan pelaku yang diduga melakukan pelanggaran. Serta memberikan sanksi pidana untuk memberikan efek jera kepada pelaku kerusuhan. Faktor yang dapat menghambat pihak kepolisian dalam menanggulangi kerusuhan demonstrasi yaitu terdapat faktor internal kepolisian yaitu tindakan aparat yang melakukan kekerasan terhadap massa yang melakukan tindakan provokasi kepada kepolisian aparat kepolisian yang kurang mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi. Faktor eksternal merupakan faktor yang paling dominan, yaitu kurangnya kesadaran masyarakat terhadap hukum, kurangnya koordinasi, adanya provokator, dan adanya kelompok terorganisir yang mengacau. Saran yang penulis berikan ialah, Mahasiswa atau peserta demonstrasi hendaknya lebih memperhatikan prosedur yang tertera pada undang-undang dan peraturan yang mengatur tentang demonstrasi. Pihak Kepolisian merupakan salah satu lembaga pemerintahan dalam menegakkan hukum maka hendaknya kualitas anggota kepolisian harus ditingkatkan agar tidak mudah terpancing emosi ketika menghadapi kerumunan massa, dan tetap mengayomi masyarakat untuk menciptakan suasana yang damai. Kata Kunci : Upaya Kepolisian, Anarkis, Mahasiswa. A demonstration is an activity conducted by one or more individuals to express thoughts through speech, writing, and other means demonstratively in public. During the course of a demonstration, unexpected events may occur, such as anarchistic actions. The issues to be discussed are: how the police address student demonstrations that end in anarchy and what factors may hinder the police's efforts in handling such demonstrations. This research uses a normative empirical approach. The data used includes primary and secondary data, with data collection methods consisting of literature studies and field studies, and the data analysis used is qualitative data analysis. The sources in this research include members of the Intelligence and Security Unit of the Bandar Lampung City Police Department and lecturers from the Faculty of Law, University of Lampung. Based on the research and discussion results, it can be concluded that the police's efforts in addressing demonstrations include non-penal measures to prevent demonstration riots, such as collaborating with representatives or field coordinators before the demonstration to ensure it is safe and peaceful. If a demonstration leads to chaos, the police can take non-penal measures, such as temporary arrests followed by guidance and returning the participants to the relevant institutions or parties for repatriation. The penal measures taken by law enforcement officers, namely repressive efforts, are the last resort when demonstrations are out of control. An unconducive situation that cannot be prevented necessitates such actions by the police to prevent further chaos.Additionally, the police strive to apprehend and detain individuals suspected of committing violations and impose criminal sanctions to deter those involved in the riots. Factors that may hinder the police in managing demonstration riots include internal factors within the police force, such as officers committing acts of violence against provocateurs and officers not adequately anticipating various possible scenarios. External factors are the most dominant, including the lack of public awareness of the law, poor coordination, the presence of provocateurs, and organized groups causing disturbances. The author's recommendations are that students or demonstrators should pay more attention to the procedures outlined in the laws and regulations governing demonstrations. As the police are a governmental institution responsible for law enforcement, the quality of police officers should be improved to prevent them from easily losing their temper when dealing with crowds and to ensure they continue to protect the community to create a peaceful atmosphere. Keywords: Police Efforts, Anarchy, Students.
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 300 Ilmu sosial 300 Ilmu sosial > 340 Ilmu hukum 300 Ilmu sosial > 340 Ilmu hukum > 345 Hukum pidana |
Program Studi: | FAKULTAS HUKUM (FH) > Prodi S1-Ilmu Hukum |
Pengguna Deposit: | . . Yulianti |
Date Deposited: | 10 Jun 2025 03:24 |
Terakhir diubah: | 10 Jun 2025 03:24 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/88229 |
Actions (login required)
![]() |
Lihat Karya Akhir |