KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI PADA POLA AGROFORESTRI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI SEKAMPUNG

Tasya Nabila , Putri (2025) KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI PADA POLA AGROFORESTRI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI SEKAMPUNG. FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (39Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (1159Kb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (1057Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Daerah Aliran Sungai (DAS) terbagi menjadi 3 bagian yaitu hulu¸ tengah dan hilir. Kerusakan hulu disebabkan oleh alih fungsi lahan yang menyebabkan ketidakseimbangan pada bagian hilir. Pemilihan vegetasi berperan untuk mengembalikan fungsi DAS dalam menyimpan air. Agroforestri merupakan pola tanam dengan pohon sebagai penyusun utama dan dapat dikombinasikan dengan tanaman semusim. Tujuan penelitian yaitu menganalisis kondisi sosial ekonomi petani yang menerapkan pola agroforestri di DAS Sekampung dan membandingkan kerentanan pada pola agroforestri dengan pola monokultur¸ polikultur, dan perkebunan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2024 di 3 bagian DAS Sekampung. Hulu di Desa Air Bakoman, Tanggamus tengah di Desa Tresnomaju, Pesawaran dan hilir di Desa Mulyosari, Lampung Selatan. Total populasi kepala keluarga di lokasi penelitian berjumlah 3.450 dengan sebaran per desa sebanyak 612 di Desa Air Bakoman, 1.109 di Desa Tresnomaju, dan 1.729 di Desa Mulyosari. Total sampel dihitung menggunakan formula Cochran (error 6%) sehingga diperoleh jumlah sebanyak 267 responden. Pemilihan responden menggunakan purposive sampling dengan kriteria yaitu petani yang menerapkan pola tanam agroforestri¸ monokultur¸ polikultur dan perkebunan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar petani sudah mengikuti organisasi sosial dan menjalin hubungan sosial. Akses penyuluh, kualitas pelatihan, dan asuransi pertanian perlu ditingkatkan. Rata-rata pendapatan petani dari tanaman dan ternak perlu ditingkatkan terutama Desa Air Bakoman. Ketergantungan subsidi dan input eksternal masih tinggi serta petani tidak mengasuransikan tanamannya. Presentase kerentanan sosial dengan kategori sangat rentan pada pola agroforestri lebih rendah dibanding pola lainnya, sedangkan tingkat kerentanan ekonominya merupakan yang tertinngi. Kata Kunci: asuransi tanaman¸ kepemilikan tanah¸ organisasi sosial¸ pendapatan¸ pola tanam The River Basin Area (DAS) is divided into 3 parts, namely upstream, middle, and downstream. Upstream damage is caused by land conversion, which causes an imbalance in the downstream. Vegetation selection plays a role in restoring the function of the DAS in storing water. Agroforestry is a planting pattern with trees as the main component, and can be combined with annual plants. This study aims to analyze the social and economic conditions of farmers who apply agroforestry patterns in the Sekampung DAS and compare the vulnerability of agroforestry patterns with monoculture, polyculture, and plantation patterns. The research was carried out in October-November 2024 in 3 parts of the Sekampung watershed. Upstream in Air Bakoman Village, Tanggamus, middle in Tresnomaju Village, Pesawaran and downstream in Mulyosari Village, South Lampung. The total population of heads of families in the research location is 3,450 with a distribution per village of 612 in Air Bakoman Village, 1,109 in Tresnomaju Village, and 1,729 in Mulyosari Village. The total sample was calculated using the Cochran formula (error 6%) to obtain a total of 267 respondents. The selection of respondents used purposive sampling with the criteria namely farmers who implemented agroforestry, monoculture, polyculture and plantation cropping patterns. Data collection was carried out by interviews and observations. Data analysis was carried out descriptively. The research results show that the majority of farmers have joined social organizations and have established social relationships. Access to extension workers, quality of training and agricultural insurance need to be improved. The average income of farmers from crops and livestock needs to be increased, especially in Air Bakoman Village. Dependence on subsidies and external input is still high and farmers do not insure their crops. The percentage of social vulnerability in the very vulnerable category in the agroforestry pattern is lower than in other patterns, while the level of economic vulnerability is the highest. Keywords: crop insurance¸ land ownership¸ social organization¸ income¸ cropping patterns

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 600 Teknologi (ilmu terapan) > 630 Pertanian dan teknologi yang berkaitan
Program Studi: FAKULTAS PERTANIAN (FP) & PASCASERJANA > Prodi S1 Kehutanan
Pengguna Deposit: 2301883493 . Digilib
Date Deposited: 11 Jun 2025 03:44
Terakhir diubah: 11 Jun 2025 03:44
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/88264

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir