PENGARUH TENURIAL LAHAN REPONG DAMAR TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN PESISIR BARAT

WAHYU , HIDAYAH (2025) PENGARUH TENURIAL LAHAN REPONG DAMAR TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN PESISIR BARAT. PERTANIAN, LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (6Mb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (6Mb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (6Mb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh status tenurial lahan terhadap pendapatan petani repong damar di Kabupaten Pesisir Barat. Fokus kajian dilakukan pada tiga sistem pengelolaan yang berbeda, yakni di Pekon Negeri Ratu (sistem kepemilikan adat), Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Pesisir Barat (melalui skema Perhutanan Sosial), dan zona tradisional Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) yang dikelola melalui skema Kemitraan Konservasi. Permasalahan utama yang diangkat adalah ketidakpastian hak tenurial lahan yang berpengaruh pada motivasi petani dalam merawat dan mengembangkan repong damar sebagai sumber mata pencaharian utama. Sistem tenurial yang tidak pasti dapat menurunkan insentif investasi jangka panjang, mengurangi produktivitas, dan pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei dan analisis regresi linier berganda untuk mengidentifikasi pengaruh status tenurial serta faktor-faktor sosial ekonomi lainnya terhadap pendapatan petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status tenurial lahan berpengaruh nyata dan signifikan terhadap pendapatan masyarakat. Petani dengan status kepemilikan lahan yang jelas memperoleh pendapatan lebih tinggi dibandingkan petani penyewa atau penggarap. Faktor lain yang turut berpengaruh positif terhadap pendapatan antara lain tingkat pendidikan, pengalaman bertani, luas dan kualitas lahan, serta kemudahan akses pasar. Temuan ini memperkuat pentingnya pemberian akses legal dan pengakuan hak kelola kepada masyarakat melalui program perhutanan sosial dan kemitraan konservasi. Kebijakan yang mendukung penguatan kelembagaan kelompok tani serta peningkatan kapasitas petani sangat diperlukan untuk mendorong keberlanjutan pengelolaan repong damar. Dengan demikian, repong damar yang merupakan sistem agroforestri tradisional ini dapat terus memberikan manfaat ekonomi dan ekologi secara seimbang bagi masyarakat lokal maupun keberlanjutan lingkungan. Kata kunci: Tenurial lahan, repong damar, pendapatan masyarakat, perhutanan sosial, kemitraan konservasi. This study aims to analyze the effect of land tenure status on the income of repong damar farmers in Pesisir Barat Regency. The research focuses on three different management systems: traditional ownership in Pekon Negeri Ratu, social forestry schemes under the Pesisir Barat Forest Management Unit (KPH), and conservation partnership schemes in the traditional zone of Bukit Barisan Selatan National Park (TNBBS). The central issue addressed in this research is the uncertainty of land tenure rights, which significantly affects farmers’ motivation to manage repong damar as a long-term livelihood source. Insecure tenure tends to discourage longterm investments, reduce productivity, and ultimately impact household welfare. A quantitative approach was applied using survey methods and multiple linear regression analysis to determine the influence of land tenure and other socioeconomic factors on household income. The results indicate that land tenure status has a significant and positive effect on farmers' income. Farmers with clear land ownership earn significantly more than those who rent or share land. Other factors that positively influence income include education level, farming experience, land area, land quality, and market access. These findings highlight the importance of providing legal access and tenure recognition to communities through social forestry and conservation partnership programs. Such policies not only strengthen economic resilience but also encourage sustainable forest management. Strengthening community-based institutions and enhancing farmer capacity are essential to maximize the benefits of repong damar. The study suggests that repong damar traditional agroforestry systems like repong damar can offer both ecological and economic advantages when supported by inclusive and tenure-secure policies. Thus, integrating customary practices with formal management frameworks can contribute to both rural development and environmental conservation. Keywords: Land tenure, repong damar, household income, social forestry, conservation partnership.

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 600 Teknologi (ilmu terapan) > 630 Pertanian dan teknologi yang berkaitan
Program Studi: FAKULTAS PERTANIAN (FP) & PASCASERJANA > Prodi S1 Kehutanan
Pengguna Deposit: 2301847498 . Digilib
Date Deposited: 13 Jun 2025 01:29
Terakhir diubah: 13 Jun 2025 01:29
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/88486

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir