RUSTADI, (2025) MODEL HIDROGEOLOGI DI BANDAR LAMPUNG BERDASAR DATA GEOFISIKA DAN REKAYASA KONSERVASI. [Disertasi]
|
File PDF
ABSTRAK.pdf Download (163Kb) | Preview |
|
![]() |
File PDF
DISERTASI FULL.pdf Restricted to Hanya staf Download (4Mb) | Minta salinan |
|
|
File PDF
DISERTASI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (4Mb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Pertumbuhan populasi telah menyebabkan meningkatnya pengambilan dan berdampak pada kondisi kritis air tanah di sejumlah posisi akuifer. Seluruh wilayah Bandar Lampung mengalami penurunan muka air tanah, dan akuifer di pesisir telah mengalami pengisian oleh air laut akibat kehilangan air tanah. Penelitian hidrogeologi menjadi krusial untuk mendapatkan sistem air tanah di Bandar Lampung sebagai acuan pengelolaan dan upaya konservasi yang dapat dikembangkan. Penelitian disertasi dengan landasan data gaya berat, geolistrik dan sumur pemboran, bertujuan untuk mendapatkan keberadaan cekungan, profil batuan di resapan dan cekungan serta rekomendasi posisi sumur resapan. Pengukuran metode gaya berat berjumlah 58 titik di Bandar Lampung dan sekitarnya digunakan untuk memetakan posisi cekungan dan karakter batuan. Metode geolistrik dengan teknik vertical electrical sounding (VES) di 99 titik, digunakan untuk menelaah area prospek air tanah. Sumur – sumur produksi sebagai komparasi terhadap zona prospek air tanah hasil pemindaian geolistrik. Profil anomali gaya berat dengan rentang nilai 36 – 48 mgal seluas 50 km memperlihatkan pola cekungan air tanah yang meliputi wilayah; Tanjung Karang Pusat, Tanjung Karang Barat, Tanjung Karang Timur, Enggal, Teluk Betung Utara,Teluk Betung Selatan dan Teluk Betung Barat. Cekungan ini ditafsirkan tersusun oleh formasi batuan sedimen dengan ketebalan mencapai 300 – 700 m. Cekungan diapit oleh batuan kristalin di bagian barat dan timur dengan anomali gaya berat 55 – 78 mgal. Profil hambatan jenis pada formasi sedimen di dataran banjir dan cekungan berada pada 20 – 110 Ohm m, dan di resapan > 250 Ohm m disebabkan oleh komposisi batuan bersifat resistif dari batuan kristalin, dan pola akuifer bersifat lensa – lensa dengan sebaran kompleks. Adapun pada lapisan sedimen di cekungan ditafsirkan tersusun oleh pelapisan tufa, lempung dan pasir. Diperlukan kalibrasi melalui pemboran untuk mendapatkan kedalaman cekungan secara akurat, kontak batas pelapisan antar formasi, pelapisan akuifer, akiklud dan akitar di masing – masing formasi. Sumur – sumur pemboran yang digunakan untuk rumah tangga, mengakses akuifer dangkal di kedalaman kurang dari 60 m. Produktivitas yang dihasilkan di sejumlah wilayah bervariasi 0,5 – 1,5 liter/detik. Sedangkan pada sumur dalam (kedalaman pemboran 80 – 150 m), mampu menghasilkan debit 1,5 – 4,0 liter/detik. Ketimpangan antara pembentukan (recharge) dan pengambilan air tanah (discharge), dapat menyebabkan ancaman terhadap ketersediaan dan kelestarian air tanah. Rendahnya infiltrasi air hujan di Bandar Lampung dan resapan, diperlukan rekayasa sumur injeksi untuk menangkap air hujan secara maksimal dan digunakan mengisi akuifer. Pengembangan aquifer storage recovery (ASR) di kawasan recharge dan discharge untuk konservasi di Bandar Lampung semakin mendesak untuk dilakukan. ASR berbasis gedung menjadi rekomendasi untuk konservasi di area cekungan. Ribuan sumur untuk rumah tangga, industri dan berbagai sektor lainnya, dapat difungsikan sebagai sumur ASR. Adapun pada kawasan resapan, sumur ASR direkomendasikan pada ketersediaan reservoir di permukaan. Sejumlah aliran air di anak sungai, air terjun dan manifestasi lainnya menjadi sumber air berlimpah untuk diinjeksikan pada akuifer lingkungan batuan kristalin. Normalisasi alur DAS Way Kuripan dapat menjadi reservoir yang berfungsi penahan run off dan mereduksi banjir di Bandar Lampung, sebagai simpanan air di permukaan dan sumber untuk air perpipaan serta konservasi air tanah berbasis ASR. Kata kunci: Model konseptual, hidrogeologi, geofisika, rekayasa ASR, Bandar Lampung ABSTRACT Population growth has led to increased extraction and impacted the critical condition of groundwater in a number of aquifer positions. The entire Bandar Lampung area has experienced a decrease in groundwater levels, and coastal aquifers have been filled by seawater due to groundwater loss. Hydrogeological research is crucial to obtain a groundwater system in Bandar Lampung as a reference for management and conservation efforts that can be developed. The dissertation research based on gravity, geoelectric and drilling well data aims to obtain the existence of basins, rock profiles in infiltration and basins and recommendations for the position of infiltration wells. The gravity method measurement of 58 points in Bandar Lampung and its surroundings was used to map the position of the basin and rock character. The geoelectric method with the vertical electrical sounding (VES) technique at 99 points was used to examine the groundwater prospect area. Production wells are used as a comparison to the groundwater prospect zone from geoelectric scanning. The gravity anomaly profile shows the position of the basin covering the area; Tanjung Karang Pusat, Tanjung Karang Barat, Tanjung Karang Timur, Enggal, Teluk Betung Utara, Teluk Betung Selatan and Teluk Betung Barat. Characterized by an anomaly value of 36 - 48 mgal, and has an area of 50 km . The basin is flanked by infiltration with an anomaly of 55 -78 mgal as a crystalline rock environment in the west and east. The basin is interpreted to be composed of sedimentary rock formations with a thickness of 300 - 700 m. The profile of the type of resistance in the sedimentary formation in the flood plain and basin is at 20 - 110 Ohm m, and in the infiltration> 250 Ohm m is caused by the composition of the resistive rock of crystalline rock, and the aquifer pattern is lens-lens with complex distribution. As for the sedimentary layer in the basin, it is interpreted to be composed of layers of tuff, clay and sand. Calibration is needed through drilling to obtain accurate basin depth, contact boundaries between formations, aquifer layers, aquicludes and aquifers in each formation. Drilling wells used for households access shallow aquifers at depths of less than 60 m. The productivity produced in a number of areas varies from 0.5 to 1.5 liters/second. While in deep wells (drilling depth 80 to 150 m), it is capable of producing a discharge of 1.5 to 4.0 liters/second. The imbalance between recharge and groundwater extraction capabilities for the present and the future can pose a threat to the availability and sustainability of groundwater. The low infiltration of rainwater in Bandar Lampung and infiltration requires engineering of injection wells to capture rainwater optimally and use it to fill the aquifer. The development of aquifer storage recovery (ASR) in the recharge and discharge areas for conservation in Bandar Lampung is increasingly urgent. Building-based ASR is recommended for conservation in the basin area. Thousands of wells for households, industry and various other sectors can function as ASR wells. As for infiltration areas, ASR wells are recommended for the availability of reservoirs on the surface. A number of water flows in tributaries, waterfalls and other manifestations become abundant water sources to be injected into the aquifer of crystalline rock environment. Normalization of the Way Kuripan watershed flow can be a reservoir that functions to retain runoff and reduce flooding in Bandar Lampung, as a surface water storage and source for piped water and ASR-based groundwater conservation. Keywords: Conceptual model, hydrogeology, geophysics, ASR engineering, Bandar Lampung
Jenis Karya Akhir: | Disertasi |
---|---|
Subyek: | 300 Ilmu sosial 600 Teknologi (ilmu terapan) |
Program Studi: | FAKULTAS PERTANIAN (FP) & PASCASERJANA > Prodi S3 Doktor Ilmu Lingkungan |
Pengguna Deposit: | 2308014441 . Digilib |
Date Deposited: | 16 Jun 2025 02:18 |
Terakhir diubah: | 16 Jun 2025 02:18 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/88639 |
Actions (login required)
![]() |
Lihat Karya Akhir |