SATRIA JAMUS , NUSWANTORO (2025) DRAMATURGI DIGITAL PENGGUNA DUAL ACCOUNT INSTAGRAM GEN Z DALAM KONTEKS DIGITAL GAZE. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
ABSTRAK.pdf Download (275Kb) | Preview |
|
![]() |
File PDF
SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya staf Download (3935Kb) | Minta salinan |
|
|
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (3935Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Instagram sebagai media visual menjadi ruang ekspresi diri di ranah digital. First account (akun utama) sering difungsikan sebagai ruang pencitraan ideal, sehingga membatasi ekspresi autentik. Fenomena ini diperkuat dengan situasi digital gaze, yaitu kesadaran “mata digital” yang senantiasa mengamati dan menilai, mendorong pengguna menyesuaikan diri dengan ekspektasi audiens. Sebagai respons, banyak pengguna menciptakan second account (akun kedua) sebagai ruang alternatif yang lebih personal dan bebas dari tuntutan kesempurnaan. Penelitian ini bertujuan menganalisis konsep dramaturgi digital Gen Z melalui penggunaan dual account di bawah situasi digital gaze, menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis didasarkan pada teori Dramaturgi Erving Goffman dan Logika Praktik Pierre Bourdieu. Hasil menunjukkan bahwa dramaturgi digital terwujud dari first account (akun utama) yang merepresentasikan front stage untuk menampilkan versi diri terbaik dengan memperoleh kapital simbolik seperti validasi dan reputasi, sedangkan second account (akun kedua) sebagai back stage untuk menampilkan ekspresi jujur dan menampilkan sisi autentik yang tidak ditunjukkan pada first account. Dalam konteks digital gaze, arena media sosial Instagram menciptakan doxa (norma tidak tertulis) yang membatasi kelayakan unggahan pengguna, sehingga membentuk habitus digital berupa kecenderungan membagi persona secara strategis dan melakukan dramaturgi. Temuan penting lainnya adalah beberapa pengguna memiliki akun ketiga (third account) dengan fungsi berbeda, yang menunjukkan bahwa praktik dramaturgi digital tidak terbatas pada dualitas identitas, tetapi menjadi strategi adaptif Gen Z dalam menghadapi era digital yang dipenuhi pengawasan visual. Kata kunci: Fenomena Dual account, Dramaturgi digital, Digital gaze, Gen Z, First account, Second account, Logika Praktik Pierre Bourdieu, Instagram. Instagram, as a visual-based social media platform, serves as a space for digital self-expression. The primary account is often used for idealized self-presentation, limiting authentic expression. This is reinforced by the digital gaze, users heightened awareness of constant observation and judgment which drives conformity to audience expectations. In response, many create secondary accounts as more personal spaces, free from the pressures of perfection. This study explores digital dramaturgy among Generation Z through the use of dual Instagram accounts under the influence of the digital gaze. Using a descriptive qualitative approach, data were gathered through observation, in-depth interviews, and documentation. The analysis draws on Erving Goffman’s Dramaturgy Theory and Pierre Bourdieu’s Theory of Practice. Findings reveal that digital dramaturgy is enacted through the first account as a front stage to present the best version of the self, aimed at gaining symbolic capital such as validation and reputation. The second account functions as a back stage for honest expression and the display of more authentic aspects not shown on the primary account. Within the context of the digital gaze, Instagram constructs doxa unwritten norms that dictate post suitability shaping a digital habitus marked by strategic self-presentation. Notably, some users also maintain a third account with distinct functions, indicating that digital dramaturgy extends beyond dual identities. This suggests an adaptive strategy by Gen Z to navigate the visually surveilled digital space. Keywords: Dual account Phenomenon, Digital Dramaturgy, Digital gaze, Gen Z, First account, Second account, Pierre Bourdieu’s Logic of Practice, Instagram.
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 300 Ilmu sosial 300 Ilmu sosial > 320 Ilmu politik (politik dan pemerintahan) 300 Ilmu sosial > 380 Perdagangan, komunikasi, dan transportasi |
Program Studi: | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP) > Prodi S1-Ilmu Komunikasi |
Pengguna Deposit: | 2301126035 . Digilib |
Date Deposited: | 17 Jun 2025 08:16 |
Terakhir diubah: | 17 Jun 2025 08:16 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/88912 |
Actions (login required)
![]() |
Lihat Karya Akhir |