Jessy, Mayasari (2024) EMBRIOGENESIS SOMATIK UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz.) MENGGUNAKAN EKSPLAN DAUN PUCUK PADA BEBERAPA KONSENTRASI 2,4-DICHLOROPHENOXYACETIC ACID. FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
Skripsi_Abstrak - Jessy Mayasari.pdf Download (89Kb) | Preview |
|
![]() |
File PDF
Skripsi FULL - Jessy Mayasari (1).pdf Restricted to Hanya staf Download (2574Kb) | Minta salinan |
|
|
File PDF
Skripsi tanpa Bab Pembahasan - Jessy Mayasari (1).pdf Download (2556Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Embriogenesis somatik merupakan salah satu bagian penting dalam tahapan transformasi genetik untuk menghasilkan varietas unggul, terutama pada ubi kayu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis klon dan konsentrasi 2,4-D serta interaksi antara keduanya terhadap pembentukan embrio somatik ubi kayu. Penelitian ini disusun dengan rancangan acak lengkap faktorial 2 x 4 dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah jenis klon ubi kayu, yaitu TDSL (K1) dan Waxy (K2). Faktor kedua adalah konsentrasi 2,4-Dichlorophenoxyacetic acid, yaitu 4 mg/l (D1), 8 mg/l (D2), 12 mg/l (D3), dan 16 mg/l (D4). Eksplan yang digunakan merupakan eksplan daun muda steril hasil prekondisi berumur 15 hari. Eksplan diinduksi dengan media Murashige dan Skoog (MS) + 6 mg/l NAA + 2,4-D (4, 8, 12, dan 16 mg/l) + 4 μM CuSO4 dengan 4% sukrosa dan diinkubasi selama 25 hsi pada media induksi kalus primer dan dilanjutkan dengan induksi embrio somatik pada media yang sama selama 22 hsi. Embrio yang muncul disubkultur pada media yang diturunkan konsentrasinya, yaitu MS + 2 mg/l 2,4-D + 0,5 mg/l NAA + 4 μM CuSO4 dengan 4% sukrosa selama 7 hsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2,4- D dapat menginduksi kalus primer 100% pada berbagai konsentrasi dengan waktu induksi kalus berkisar 12,10–14,03 hari. Proliferasi kalus paling baik ditunjukkan oleh eksplan klon TDSL (score 2,46) dibandingkan klon Waxy (score 2,08) berdasarkan scoring pembentukan kalus. Akan tetapi, klon TDSL tidak dapat menghasilkan embrio somatik, sedangkan 6,94% eksplan klon Waxy menghasilkan embrio yang berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%. Interaksi antara kedua faktor tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel yang diamati. Kata kunci: auksin, regenerasi in vitro, singkong, TDSL, Waxy, 2,4-D
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 600 Teknologi (ilmu terapan) 600 Teknologi (ilmu terapan) > 630 Pertanian dan teknologi yang berkaitan |
Program Studi: | FAKULTAS PERTANIAN (FP) & PASCASERJANA > Prodi S1 Agroteknologi |
Pengguna Deposit: | . . Yulianti |
Date Deposited: | 12 Sep 2025 06:21 |
Terakhir diubah: | 12 Sep 2025 06:21 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/90518 |
Actions (login required)
![]() |
Lihat Karya Akhir |