SOSIALISASI PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2024 OLEH BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI LAMPUNG (Studi Pada Mahasiswa Di Kota Bandar Lampung)

PUPUT , CAHYA DEWI (2025) SOSIALISASI PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2024 OLEH BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI LAMPUNG (Studi Pada Mahasiswa Di Kota Bandar Lampung). FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, LAMPUNG.

Preview	File PDF ABSTRAK.pdf Download (3371Kb) | Preview
	File PDF SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya staf Download (3631Kb) | Minta salinan
Preview	File PDF SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (3632Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 di Kota Bandar Lampung mengalami penurunan yang signifikan hingga 51,99%. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Lampung memiliki tugas pokok yang strategis dalam pelaksanaan sosialisasi politik yang diatur secara jelas dalam Peraturan Gubernur Lampung Nomor 56 Tahun 2019 tentang tugas pokok, fungsi, dan struktur organisasi lembaga tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan sosialisasi politik oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Lampung dalam meningkatkan partisipasi pemilih pemula pada Pemilihan Walikota Bandar Lampung 2024. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teori yang digunakan adalah teori sosialisasi politik menurut Langton (1969), yang menguraikan empat komponen utama, yaitu agen sosialisasi, materi sosialisasi, interaksi sosialisasi, dan perilaku politik yang dihasilkan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa proses sosialisasi masih belum optimal dan didominasi oleh agen formal seperti Bakesbangpol, KPU, dan Bawaslu. Peran agen non-formal seperti organisasi kemahasiswaan dan komunitas pemuda masih minim, sehingga jangkauan sosialisasi belum optimal. Materi sosialisasi cenderung bersifat normatif dan kurang menyesuaikan dengan karakteristik pemilih pemula. Interaksi komunikasi yang diterapkan tidak memberikan ruang dialog yang memadai. Hasilnya, sosialisasi politik yang dilakukan belum efektif. Meskipun terdapat peningkatan pemahaman mekanisme pemilu, partisipasi aktif pemilih pemula belum meningkat signifikan karena apatisme dan kejenuhan politik. Disarankan agar Bakesbangpol mengembangkan model sosialisasi yang lebih kontekstual, interaktif, dan berbasis digital. Kata kunci: Sosialisasi, Partisipasi, Pemilih The 2024 Simultaneous Regional Head Election (Pilkada) in Bandar Lampung City experienced a significant decline in voter turnout, dropping to 51.99%. The National and Political Unity Agency (Bakesbangpol) of Lampung Province holds a strategic role in implementing political socialization, as clearly outlined in Lampung Governor Regulation No. 56 of 2019 concerning the agency’s main duties, functions, and organizational structure. This study aims to analyze the implementation of political socialization by Bakesbangpol in increasing the participation of first-time voters in the 2024 Bandar Lampung mayoral election. This research uses a descriptive qualitative method with data collection techniques including interviews, documentation, and observation. The theory used is Langton’s (1969) theory of political socialization, which outlines four main components: agents of socialization, content of socialization, socialization interaction, and the resulting political behavior. The findings reveal that the socialization process remains suboptimal and is still dominated by formal agents such as Bakesbangpol, the General Elections Commission (KPU), and the Election Supervisory Board (Bawaslu). The role of non-formal agents, such as student organizations and youth communities, remains minimal, limiting the reach of the socialization efforts. The materials presented tend to be normative and are not well-tailored to the needs and characteristics of first-time voters. Communication interactions lack sufficient space for dialogue. As a result, the political socialization carried out has not been effective. Although there is increased understanding of electoral procedures, active participation among firsttime voters has not significantly improved due to political apathy and fatigue. It is recommended that Bakesbangpol develop a more contextual, interactive, and digitally based socialization model. Keywords: Socialization, Participation, Voters

Jenis Karya Akhir:	Skripsi
Subyek:	300 Ilmu sosial > 320 Ilmu politik (politik dan pemerintahan) 300 Ilmu sosial > 320 Ilmu politik (politik dan pemerintahan) > 324 Proses politik
Program Studi:	FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP) > Prodi S1-Ilmu Pemerintahan
Pengguna Deposit:	2507151792 Digilib
Date Deposited:	25 Sep 2025 03:32
Terakhir diubah:	25 Sep 2025 03:32
URI:	http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/90578

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir