ANALISIS DIPLOMASI TWITTER (TWIPLOMACY) OLEH PEMERINTAH UKRAINA SELAMA INVASI RUSIA TAHUN 2022-2024

Shofia , Nur Khasanah (2025) ANALISIS DIPLOMASI TWITTER (TWIPLOMACY) OLEH PEMERINTAH UKRAINA SELAMA INVASI RUSIA TAHUN 2022-2024. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, UNIVERSITAS LAMPUNG .

Preview	File PDF ABSTRAK - Shofia Nur Khasanah.pdf Download (200Kb) | Preview
	File PDF SKRIPSI FULL TANPA LAMPIRAN - Shofia Nur Khasanah1).pdf Restricted to Hanya staf Download (3793Kb) | Minta salinan
Preview	File PDF SKRIPSI FULL TANPA PEMBAHASAN - Shofia Nur Khasanah.pdf Download (3655Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Twitter (sekarang X) dalam konflik Invasi Rusia ke Ukraina tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga menjadi arena pertempuran baru. Terutama saat konflik militer berubah menjadi perang informasi yang dipenuhi disinformasi dari pihak yang lebih kuat, yakni Rusia. Maka, Ukraina sebagai pihak yang lebih lemah terus berjuang melawan kekuatan besar Rusia dengan memanfaatkan Twiplomacy sebagai instrumen diplomasi digitalnya untuk menyampaikan pesan secara langsung kepada khalayak global. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi akun Twitter aktor negara Ukraina serta mendeskripsikan Twiplomacy Pemerintah Ukraina selama Invasi Rusia tahun 2022-2024. Penelitian ini menggunakan konsep Twiplomacy oleh Burson Cohn dan Wolfe dalam BCW Twiplomacy, yaitu digitalisasi konflik geopolitik, narasi terus terang, dan keterlibatan publik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian analisis konten dan data primer dari keseluruhan tweet akun Twitter resmi Presiden Ukraina, Menteri Transformasi Digital Ukraina, dan Kenegaraan Ukraina antara 1 Januari 2022 hingga 31 Desember 2024 dalam konteks Invasi Rusia ke Ukraina. Selain itu, pengumpulan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan yang bersumber dari buku, artikel, jurnal, dan situs resmi yang kredibel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Twitter memiliki peran strategis bagi Ukraina, seperti menyebarkan narasi diplomatik, menggalang donasi dalam bentuk blockchain, dan mendorong partisipasi masyarakat dalam konflik senjata melalui media sosial. Selain itu, ketiga akun Twitter resmi aktor negara Ukraina memiliki karakteristik dan pola Twiplomacy yang berbeda, di mana Presiden Zelenskyy berfokus pada narasi emosional yang mengharukan untuk menggalang dukungan dari pemerintah lain dan membangun empati publik, Menteri Fedorov berfokus pada narasi emosional yang informatif dengan menyoroti teknologi drone dan starlink, serta akun negara Ukraina dengan narasi tajam melalui sarkasme, satire, dan meme guna membingkai Rusia sebagai agresor. Kemudian dari ketiga akun tersebut, akun negara Ukraina memiliki interaksi terbanyak melalui konten meme dan satire, diikuti akun Presiden Zelenskyy dan Menteri Fedorov. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pemanfaatan Twiplomacy dapat mempercepat respon global terhadap invasi, sehingga Ukraina mendapatkan dukungan internasional, baik dari aktor negara maupun aktor non-negara. Kata Kunci: Twiplomacy, diplomasi digital, Ukraina, Invasi Rusia Twitter (now X) in the Russian Invasion of Ukraine conflict is not only a communication tool, but also a new battleground. Especially when the military confrontation on the ground escalates into an information war on social media filled with disinformation by the stronger party, namely Russia. Therefore, Ukraine as the weaker party continues to fight against the great power of Russia by utilizing Twiplomacy as an instrument of its digital diplomacy to convey messages directly to the global audience. The purpose of this study is to identify the Twitter accounts of Ukrainian state actors and describe the Twiplomacy of the Ukrainian Government during the Russian Invasion of 2022-2024. This study is using the concepts of Twiplomacy defined by Burson Cohn and Wolfe: authenticity reigns supreme, engagement matters most, and geopolitical tensions digitised. Using a qualitative approach and content analysis, data were collected from the official tweets of the President of Ukraine, the Minister of Digital Transformation of Ukraine, and Ukraine’s state account. Additionally, secondary sources from credible literature were also included. The results of the study show that Twitter has a strategic role for Ukraine, such as spreading narratives, raising donations in the form of blockchain, and community involvement in armed conflict through social media. In addition, the three official Twitter accounts of Ukrainian state actors have different characteristics and patterns of Twiplomacy, President Zelenskyy focusing on emotional narratives to build support from other countries and public empathy, Fedorov on emotional and informative narratives which highlight the technology during wartime such as drone and starlink, and the Ukraine state account with a sharp narrative with sarcasm to frame Russia as the main aggressor of the conflict. Then, the Ukraine state account has the most engagement through meme and satire content, followed by the accounts of President Zelenskyy and Minister Fedorov. This study also shows that the use of Twiplomacy can accelerate the global response to the invasion, so that Ukraine gets international support, both from state actors and non-state actors. Keywords: Twiplomacy, digital diplomacy, Ukraine, Russian Invasion

Jenis Karya Akhir:	Skripsi
Subyek:	300 Ilmu sosial 300 Ilmu sosial > 320 Ilmu politik (politik dan pemerintahan)
Program Studi:	FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP) > Prodi S1-Hubungan Internasional
Pengguna Deposit:	. . Yulianti
Date Deposited:	16 Oct 2025 03:27
Terakhir diubah:	16 Oct 2025 03:27
URI:	http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/91263

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir