ETNOFARMAKOLOGI DAN BIOPROSPEKSI MANGROVE SEBAGAI TUMBUHAN OBAT DI KABUPATEN TULANG BAWANG

Daffa , Naufal (2025) ETNOFARMAKOLOGI DAN BIOPROSPEKSI MANGROVE SEBAGAI TUMBUHAN OBAT DI KABUPATEN TULANG BAWANG. FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.

Preview	File PDF ABSTRAK Daffa Naufal.pdf Download (224Kb) | Preview
	File PDF SKRIPSI FULL Daffa Naufal.pdf Restricted to Hanya staf Download (2036Kb) | Minta salinan
Preview	File PDF SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN Daffa Naufal.pdf Download (1784Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Etnofarmakologi adalah kajian mengenai pemanfaatan tumbuhan sebagai obat oleh masyarakat. Pendekatan etnofarmakologi memiliki peran penting dalam mengintegrasikan pengetahuan tradisional dengan ilmu pengetahuan modern. Potensi mangrove sebagai tanaman obat sangat besar, karena bagian-bagiannya mengandung senyawa bioaktif seperti tanin, alkaloid, dan flavanoid yang berkhasiat mengobati berbagai penyakit.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji penggunaan mangrove di Kabupaten Tulang Bawang secara etnofarmakologi, serta mengkaji nilai guna, bagian, dan tingkat keyakinan, serta menganalisis kesesuaian praktik etnofarmakologi. Penarikan sampel dilakukan dengan metode snowball sampling, sedangkan kajian etnofarmakologi dilakukan melalui pendekatan etnografi. Data dianalisis dengan mengukur tiga parameter, yaitu Use Value species (UVs), Plant Part Value (PPV), dan Fidelity Level (FL), kemudian dilakukan bioprospeksi berdasarkan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktek etnoparmakologi itu ada dan hidup bersama tradisi masyarakak Pesisir Tulang Bawang. Masyarakat memanfaatkan empat jenis mangrove yaitu (Avicennia marina, Sonneratia caseolaris, Acanthus ilicifolius, dan Nypa fruticans). Jenis mangrove yang paling banyak digunakan yaitu Avicennia marina dan Acanthus ilicifolius dengan nilai UVs (33), dan buah sebagai bagian yang paling sering dimanfaatkan dengan nilai PPV (75%). Tingkat kepercayaan masyarakat tertinggi terdapat pada buah jenis Sonneratia caseolaris untuk penggunaan anti diabetes dengan FL (71%). Pemanfaatan tanaman mangrove dalam praktik etnofarmakologi di pesisir Tulang Bawang sesuai dengan khasiat yang telah dilaporkan dalam kajian bioprospeksi. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal, terdapat peluang besar untuk inovasi dalam penemuan sumber obat baru yang lebih efektif dan aman. Kata kunci: Etnofarmakologi, Mangrove, UVs, Tanaman Obat, Biosprospeksi Ethnopharmacology is the study of the use of plants as medicine by local communities and plays an important role in integrating traditional knowledge with modern science. Mangroves have great potential as medicinal plants because their various parts contain bioactive compounds such as tannins, alkaloids, and flavonoids that are effective in treating different diseases. This study aims to examine the ethnopharmacological use of mangroves in Tulang Bawang Regency, including their use value, plant parts utilized, levels of community belief, and the conformity of ethnopharmacological practices with bioprospecting studies. Sampling was conducted using the snowball sampling method, while the ethnopharmacological assessment employed an ethnographic approach. Data were analyzed based on three parameters Use Value species (UVs), Plant Part Value (PPV), and Fidelity Level (FL), followed by bioprospecting analysis through literature review. The results show that ethnopharmacological practices are still alive and integrated into the traditions of the Tulang Bawang coastal community. The community utilizes four mangrove species (Avicennia marina, Sonneratia caseolaris, Acanthus ilicifolius, and Nypa fruticans). The most widely used species are Avicennia marina and Acanthus ilicifolius with the highest UVs value (33), while the fruit is the most frequently used plant part with a PPV of (75%). The highest level of community trust FL (71%) is found in the fruit of Sonneratia caseolaris for antidiabetic purposes. The use of mangrove plants in ethnopharmacological practices along the Tulang Bawang coast aligns with their reported bioactive properties in bioprospecting studies. Utilizing local biological resources offers great potential for innovation in discovering new, effective, and safe medicinal sources. Keywords: Ethnopharmacology, Mangrove, UVs, Medicinal Plants, Bioprospection

Jenis Karya Akhir:	Skripsi
Subyek:	600 Teknologi (ilmu terapan) > 630 Pertanian dan teknologi yang berkaitan
Program Studi:	FAKULTAS PERTANIAN (FP) & PASCASERJANA > Prodi S1 Kehutanan
Pengguna Deposit:	2507659481 Digilib
Date Deposited:	17 Oct 2025 04:20
Terakhir diubah:	17 Oct 2025 04:20
URI:	http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/91331

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir