PERAN PETUGAS KEAMANAN SIPIR TERHADAP PENANGGULANGAN PEREDARAN NARKOBA DI DALAM RUMAH TAHANAN (Studi Kasus Pada Rutan Kelas II B Baturaja)

Andhien , Khoirunnisa (2025) PERAN PETUGAS KEAMANAN SIPIR TERHADAP PENANGGULANGAN PEREDARAN NARKOBA DI DALAM RUMAH TAHANAN (Studi Kasus Pada Rutan Kelas II B Baturaja). FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (496Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL TANPA LAMPIRAN.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (15Mb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI FULL TANPA PEMBAHASAN.pdf

Download (15Mb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Penyalahgunaan dan peredaran narkotika di Indonesia telah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan dan menjadi permasalahan nasional yang serius. Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) adalah zat yang dapat memengaruhi kesadaran, perilaku, dan kesehatan fisik maupun mental pengguna. Penyalahgunaan zat ini tidak hanya terjadi di lingkungan umum, tetapi juga merambah ke dalam rumah tahanan (rutan) dan lembaga pemasyarakatan (lapas), yang seharusnya menjadi tempat rehabilitasi bagi pelaku kejahatan. Hal ini menjadi tantangan utama Rutan Kelas II B Batu Raja dalam penanggulangan dan pencegahan peredaran narkoba. Berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimanakah peran yang dilakukan oleh petugas keamanan sipir dalam menanggulangi peredaran narkoba di Rutan Kelas II B Batu Raja dan apakah faktor penghambat yang dihadapi oleh petugas keamanan sipir dalam menanggulangi peredaran narkoba di Rutan Kelas II B Batu Raja. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif yang didukung oleh pendekatan yuridis empiris. Pendekatan yang digunakan mencakup analisis terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta studi kepustakaan. Selain itu, data juga diperoleh melalui wawancara dengan beberapa narasumber, yaitu Kepala Rutan Kelas II B Baturaja, Kepala Pengamanan Rutan Kelas II B Baturaja, Kepala Sub Seksi Pengelolaan Rutan Kelas II B Baturaja, dan Dosen Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung. Hasil Penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa peran yang dilakukan oleh petugas keamanan sipir dalam menanggulangi peredaran narkoba di Rutan Kelas II B Batu Raja memiliki peran strategis dalam menanggulangi peredaran narkoba melalui pendekatan pencegahan, penindakan, dan pemulihan. Upaya dilakukan melalui penjagaan ketat, pemberian sanksi disiplin, serta program pembinaan kepribadian dan kemandirian bagi tahanan. Namun, peran ideal belum tercapai sepenuhnya karena keterbatasan regulasi dan sumber daya manusia. Keberhasilan penanggulangan sangat bergantung pada profesionalisme sipir, konsistensi SOP, dan dukungan eksternal. Faktor penghambat yang dihadapi oleh petugas keamanan sipir dalam menanggulangi peredaran narkoba di Rutan Kelas II B Batu Raja Penanggulangan peredaran narkoba di Rutan Kelas IIB Baturaja menghadapi hambatan kompleks, seperti keterbatasan sarana, overkapasitas, rendahnya kualitas SDM sipir, serta lemahnya integritas dan penegakan hukum. Faktor lain meliputi kurangnya kesadaran hukum masyarakat dan masalah internal tahanan, seperti kontrol diri rendah dan gangguan psikologis. Kondisi ini menuntut peningkatan kapasitas kelembagaan, reformasi hukum, dan pendekatan holistik yang melibatkan aparat, masyarakat, dan pembinaan narapidana. Kata Kunci : Petugas Sipir, Rumah Tahanan, Narkotika. The abuse and circulation of narcotics in Indonesia have reached alarming levels and have become a serious national issue. Narcotics, psychotropic substances, and other addictive substances (NAPZA) are substances that can affect the consciousness, behavior, and physical and mental health of users. The abuse of these substances does not only occur in public settings but has also infiltrated detention centers (rutan) and correctional institutions (lapas), which are supposed to be rehabilitation facilities for criminals. This poses a major challenge for the Class II B Baturaja Detention Center in addressing and preventing drug trafficking. Based on this, the research question in this study is: What role do security officers play in combating drug trafficking at the Batu Raja Class II B Detention Center, and what are the obstacles faced by security officers in combating drug trafficking at the Batu Raja Class II B Detention Center. This study uses a qualitative method with a normative legal approach supported by an empirical legal approach. The approach used includes analysis of applicable laws and regulations as well as literature studies. In addition, data was also obtained through interviews with several sources, namely the Head of Baturaja Class II B Detention Center, the Head of Security at Baturaja Class II B Detention Center, the Head of the Sub-Section for Management at Baturaja Class II B Detention Center, and a Lecturer in Criminal Law at the Faculty of Law, University of Lampung.. The results of the research and discussion show that the role played by prison guards in combating drug trafficking at the Batu Raja Class II B Detention Center has a strategic role in combating drug trafficking through a preventive, punitive, and rehabilitative approach. Efforts have been made through strict surveillance, disciplinary sanctions, and personality development and independence programs for inmates. However, the ideal role has not been fully achieved due to regulatory limitations and human resource constraints. The success of countermeasures heavily depends on the professionalism of correctional officers, consistency in standard operating procedures (SOPs), and external support. Challenges faced by prison guards in addressing drug trafficking at Batu Raja Class II B Prison Addressing drug trafficking at Batu Raja Class II B Prison faces complex challenges, such as limited facilities, overcrowding, low-quality prison guard human resources, and weak integrity and enforcement of the law. Other factors include a lack of public legal awareness and internal inmate issues, such as low self-control and psychological disorders. These conditions require institutional capacity building, legal reform, and a holistic approach involving law enforcement, the community, and inmate rehabilitation. Keywords: Prison Guard, Detention Center, Narcotics.

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 300 Ilmu sosial > 340 Ilmu hukum > 345 Hukum pidana
Program Studi: FAKULTAS HUKUM (FH) > Prodi S1-Ilmu Hukum
Pengguna Deposit: 2507039787 Digilib
Date Deposited: 17 Oct 2025 09:20
Terakhir diubah: 17 Oct 2025 09:20
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/91339

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir