Roince , Wandikbo (2025) STRATEGI INTERNATIONAL PARLIAMENTARIANS WEST PAPUA (IPWP) DALAM MENGADVOKASI DUNIA INTERNASIONAL TERKAIT ISU KONFLIK PAPUA. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, UNIVERSITAS LAMPUNG .
|
File PDF
ROINCE WANDIKBO - ABSTRAK - Roince Wandikbo.pdf Download (302Kb) | Preview |
|
![]() |
File PDF
ROINCE WANDIKBO - SKRIPSI FULL - Roince Wandikbo.pdf Restricted to Hanya staf Download (922Kb) | Minta salinan |
|
|
File PDF
ROINCE WANDIKBO TANPA BAB PEMBAHASAN - Roince Wandikbo.pdf Download (878Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Papua merupakan daerah yang terletak di bagian timur Indonesia, mencakup separuh barat Pulau Nugini. Daerah ini memiliki kekayaan sumber daya alam dan keanekaragaman budaya yang sangat beragam. konflik di Papua berakar dari perbedaan pandangan terkait sejarah integrasinya ke Indonesia, khususnya setelah "Act of Free Choice" tahun 1969 yang kontroversial. Masalah ini diperparah oleh pelanggaran HAM, diskriminasi, dan pendekatan keamanan yang dinilai tidak efektif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang digunakan oleh International Parliamentarians West Papua (IPWP) dalam mengadvokasi isu konflik Papua di tingkat internasional. Penelitian ini, Menggunakan konsep Transnational Advocacy Network (TAN) yang di perkenalkan oleh Keck dan Sikkink dalam buku berjudul “Activists Beyond Borders” pada tahun 1998. TAN (Transnational Advocacy Network) merupakan kelompok advokasi mandiri yang bekerja sukarela (voluntary collective action) dan melintas batas negara untuk mencapai kepentingan yang mereka anggap akan mempresentasikan kepentingan publik yang lebih luas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan Fokus utama penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pendekatan diplomasi, advokasi, dan penggunaan media yang digunakan oleh International Parliamentarians West Papua (IPWP) dalam mengadvokasi Konflik Papua Barat di panggung global. Hasil penelitian ini, Menunjukkan bahwa International Parliamentarians West Papua (IPWP) mampu membingkai isu konflik Papua dalam konteks hak asasi manusia (HAM) dan penentuan nasib sendiri pada dunia internasional. Menggunakan Konsep TAN (Transnational Advocacy Network) dengan Pola Boomerang dan Empat Strategi utama (Information Politics, Symbolic Politics, Leverage Politics dan Acountability politics). Dari Empat Strategi ini, yang efektif digunukan oleh IPWP adalah Information Politics , Symbolic Politics dan Leverage Politics. Sedangkan, Acountability Politics, kurang efektif karena papua masih bagian dari wilayah Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pemahaman yang lebih luas mengenai dinamika konflik Papua serta strategi advokasi yang efektif dalam konteks hubungan internasional. Kata kunci: Anggota Parlemen Internasional Papua Barat (IPWP), Transnasional Advocacy Network (TAN), Konflik Papua, Advokasi, Hak Asasi Manusia Papua is a region located in the eastern part of Indonesia, covering the western half of New Guinea Island. This region has a wealth of natural resources and a very diverse cultural diversity. The conflict in Papua is rooted in differences of opinion regarding the history of its integration into Indonesia, especially after the controversial "Act of Free Choice" in 1969. This problem is exacerbated by human rights violations, discrimination, and a security approach that is considered ineffective. This study aims to analyze the strategies used by the International Parliamentarians West Papua (IPWP) in advocating the issue of the Papua conflict at the international level.This study uses the concept of the Transnational Advocacy Network (TAN) introduced by Keck and Sikkink in a book entitled "Activists Beyond Borders" in 1998. TAN (Transnational Advocacy Network) is an independent advocacy group that works voluntarily (voluntary collective action) and crosses national borders to achieve interests that they consider will represent the wider public interest. The method used in this study is qualitative and the main focus of this study is to identify the diplomatic approach, advocacy, and media use used by the International Parliamentarians West Papua (IPWP) in advocating the West Papua Conflict on the global stage.The results of this study indicate that the International Parliamentarians West Papua (IPWP) are able to frame the issue of the Papuan conflict in the context of human rights (HAM) and self-determination in the international world. Using the TAN (Transnational Advocacy Network) Concept with the Boomerang Pattern and Four Main Strategies (Information Politics, Symbolic Politics, Leverage Politics and Accountability politics). Of these Four Strategies, the most effective ones used by IPWP are Information Politics, Symbolic Politics and Leverage Politics. Meanwhile, Accountability Politics is less effective because Papua is still part of Indonesia. This study is expected to contribute to a broader understanding of the dynamics of the Papuan conflict and effective advocacy strategies in the context of international relations. Keyword: International Parliamentarians West Papua (IPWP), Transnational Advocacy Network (TAN), Papuan Conflict, Advocacy, Human Rights
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 300 Ilmu sosial 300 Ilmu sosial > 320 Ilmu politik (politik dan pemerintahan) |
Program Studi: | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP) > Prodi S1-Hubungan Internasional |
Pengguna Deposit: | . . Yulianti |
Date Deposited: | 20 Oct 2025 03:52 |
Terakhir diubah: | 20 Oct 2025 03:52 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/91472 |
Actions (login required)
![]() |
Lihat Karya Akhir |