ANALISIS TEGANGAN TEMBUS DAN VISKOSITAS METIL ESTER MINYAK SAWIT DENGAN PENAMBAHAN BUTYLATED HYDROXYANISOLE (BHA) DAN BUTYLATED HYDROXYTOLUENE (BHT) SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI MINYAK TRANSFORMATOR

Rijal Mahmud , Wahyudi (2025) ANALISIS TEGANGAN TEMBUS DAN VISKOSITAS METIL ESTER MINYAK SAWIT DENGAN PENAMBAHAN BUTYLATED HYDROXYANISOLE (BHA) DAN BUTYLATED HYDROXYTOLUENE (BHT) SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI MINYAK TRANSFORMATOR. TEKNIK , UNIVERSITAS LAMPUNG.

Preview	File PDF ABSTRAK - Rijal Mahmud Wahyudi.pdf Download (206Kb) | Preview
	File PDF FILE SKRIPSI FULL - Rijal Mahmud Wahyudi.pdf Restricted to Hanya staf Download (3898Kb) | Minta salinan
Preview	File PDF FILE SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN - Rijal Mahmud Wahyudi.pdf Download (3845Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Minyak isolasi memiliki peranan penting dalam peralatan listrik seperti transformator. Umumnya, minyak isolasi transformator yang digunakan berbahan dasar minyak mineral dimana tidak dapat diperbaharui dan kesertiadaannya yang terbatas. Sehingga dibutuhkan alternatif lain untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menggunakan minyak nabati kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan mengubah minyak sawit mentah (crude palm oil) menjadi minyak metil ester. Konversi minyak sawit mentah menjadi metil ester dilakukan dengan proses esterifikasi dan transesterifikasi. Proses esterifikasi menggunakan katalis asam H2SO4 pada suhu 60°C dengan perbandingan mol minyak dan methanol sebesar 1 : 6 dan katalis H2SO4 1%. Sedangkan proses transesterifikasi menggunakan katalis basa KOH pada suhu 60°C dengan perbandingan mol minyak dan methanol sebesar 1 : 20 dan katalis KOH 1%. Kemudian metode yang digunakan yaitu dengan menambahkan zat aditif butylated hydroxyanisole dan butylated hydroxytoluene pada metil ester minyak sawit. Dalam menguji kelayakan metil ester minyak sawit seebagai minyak isolasi maka dilakukan pengujian tegangan tembus dan viskositas. Hasil pengujian menunjukkan nilai viskositas yang telah memenuhi standar SPLN 49 – 91 : 1982 dimana nilai viskositas ≤12 cSt pada suhu 40°C, yaitu sebesar 5,32 cSt dan 5,44 cSt pada konsentrasi BHA dan sebesar 5,44 cSt dan 5,56 cSt pada konsentrasi BHT. Lalu tegangan tembus terbaik yang didapat adalah pada konsentrasi BHA 5 gr yaitu sebesar 37,4 kV, dimana telah memenuhi SPLN 49 – 91 : 1982 yaitu sebesar ≥30 kV. Hal ini menunjukkan minyak metil ester minyak sawit dengan penambahan butylated hydroxyanisole dan butylated hydroxytoluene berpotensi untuk diolah sebagai minyak isolasi transformator, namun perlu penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan karakteristik sesuai standar minyak isolasi transformator. Kata kunci : Minyak sawit mentah, minyak metil ester, esterifikasi, transesterifikasi. The insulating oil has an important role in electrical equipment such as transformers. Generally, the transformer insulating oil used is based on mineral oil which cannot be renewed and its availability is limited. So another alternative is needed to overcome this problem, namely by using palm vegetable oil. This research aims to convert crude palm oil into methyl ester oil. The conversion of crude palm oil into methyl ester is done by esterification and transesterification process. The esterification process uses H2SO4 acid catalyst at 60°C with a mole ratio of oil and methanol of 1: 6 and 1% H2SO4 catalyst. While the transesterification process uses KOH base catalyst at 60°C with a mole ratio of oil and methanol of 1 : 20 and 1% KOH catalyst: 20 and 1% KOH catalyst. Then the method used is by adding butylated hydroxyanisole and butylated hydroxytoluene additives to palm oil methyl esters. In testing the feasibility of palm oil methyl ester as an insulating oil, the breakdown voltage and viscosity were tested. The test results show that the viscosity value meets the SPLN 49-91 standard: 1982 where the viscosity value ≤12 cSt at 40°C, namely 5.32 cSt and 5.44 cSt at BHA concentration and 5.44 cSt and 5.56 cSt at BHT concentration. Then the best breakdown voltage obtained is at a concentration of BHA 5 gr which is 37.4 kV, which has met SPLN 49 - 91: 1982 which is ≥30 kV. This shows that palm oil methyl ester oil with the addition of butylated hydroxyanisole and butylated hydroxytoluene has the potential to be processed as transformer insulation oil, but further research is needed to obtain characteristics according to transformer insulation oil standards. Keyword : Crude palm oil, methyl ester oil, esterification, transesterification.

Jenis Karya Akhir:	Skripsi
Subyek:	600 Teknologi (ilmu terapan) 600 Teknologi (ilmu terapan) > 620 Ilmu teknik dan ilmu yang berkaitan
Program Studi:	FAKULTAS TEKNIK (FT) > Prodi S1-Teknik Elektro
Pengguna Deposit:	. . Yulianti
Date Deposited:	21 Oct 2025 07:31
Terakhir diubah:	21 Oct 2025 07:31
URI:	http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/91618

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir