SEJARAH BENTENG MARLBOROUGH: STUDI KASUS PERJANJIAN TUKAR GULING INGGRIS BELANDA TAHUN 1810-1825

Alliya putri Fersilia Irawan, - (2025) SEJARAH BENTENG MARLBOROUGH: STUDI KASUS PERJANJIAN TUKAR GULING INGGRIS BELANDA TAHUN 1810-1825. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.

Preview	File PDF 1. ABSTRAK - ABSTRACT - ALLIYA PUTRI FERSILIA IRAWAN.pdf Download (175Kb) | Preview
	File PDF 2. SKRIPSI FULL - ALLIYA PUTRI FERSILIA IRAWAN.pdf Restricted to Hanya staf Download (3266Kb) | Minta salinan
Preview	File PDF 3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN - ALLIYA PUTRI FERSILIA IRAWAN.pdf Download (1712Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Kisah kolonialisme di Indonesia tidak lepas dari dominasi bangsa Eropa yang datang untuk mengeksploitasi sumber daya alam. Persaingan antara Inggris dan Belanda dalam perdagangan turut membentuk dinamika sejarah di Indonesia dan Asia Tenggara. Untuk meredam konflik tersebut, disepakati Perjanjian Tukar Guling Inggris–Belanda tahun 1824 yang menandai pembagian wilayah kolonial. Namun, perjanjian ini menyisakan persoalan seperti pemisahan wilayah tanpa mempertimbangkan kondisi sosial budaya lokal serta pengabaian terhadap kedaulatan kerajaan-kerajaan setempat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor pendorong di balik perjanjian tersebut dengan menggunakan metode historis melalui tahapan heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis historis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perjanjian ini didorong oleh tiga faktor utama sesuai teori imperialisme Vladimir Lenin, yaitu: ambisi Inggris untuk menguasai komoditas rempah sebagai representasi dari monopoli, keinginan Inggris untuk menguasai jalur perdagangan internasional sebagai representasi dari pembagian wilayah kolonial, dan kebutuhan Inggris akan pusat logistik di wilayah strategis sebagai representasi dari ekspor kapital. Benteng Marlborough, sebagai pusat pertahanan dan administrasi Inggris di barat Sumatra, kemudian ditukar dengan Pulau Tumasik (Singapura) guna meredam ketegangan. Benteng Marlborough bukan sekadar saksi bisu, melainkan simbol konkret dari pertukaran kekuasaan kolonial. Perjanjian ini bukan hanya bentuk negosiasi politik, tetapi bagian dari strategi imperialisme untuk mengamankan kepentingan masing-masing negara. kata kunci: Traktat London,Tukar Guling, Benteng Marlborough, Imperialisme. The history of colonialism in Indonesia is inseparable from the dominance of European powers that came to exploit the region’s natural resources. The rivalry between Britain and the Netherlands in trade also shaped the historical dynamics of both Indonesia and Southeast Asia. To ease the tensions, the Anglo-Dutch Treaty of 1824 was established, marking the division of colonial territories. However, this treaty left unresolved issues, such as the division of regions without considering local socio-cultural conditions and the disregard for the sovereignty of local kingdoms. This study aims to analyze the driving factors behind the treaty by using historical methods, including the stages of heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The analytical technique employed is historical analysis. The findings indicate that the treaty was driven by three main factors based on Vladimir Lenin’s theory of imperialism: Britain’s ambition to control the spice trade as a representation of monopoly; Britain’s desire to dominate international trade routes as a representation of territorial division; and Britain’s need for a logistical hub in strategic regions as a representation of capital export. Fort Marlborough, which served as the British defense and administrative center in western Sumatra, was then exchanged for the island of Tumasik (Singapore) to reduce tensions. Fort Marlborough was not merely a silent witness but a tangible symbol of the exchange of colonial power. This treaty was not just a form of political negotiation, but part of a broader imperialist strategy to secure each country’s interests. Keywords: Treaty of London, Territorial Exchange, Fort Marlborough, Imperialis

Jenis Karya Akhir:	Skripsi
Subyek:	900 Sejarah dan Geografi 900 Sejarah dan Geografi > 907 Pendidikan, riset penelitian sejarah dan topik terkait
Program Studi:	FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) > Prodi S1 Pendidikan Sejarah IPS
Pengguna Deposit:	UPT . Ery Elyasari
Date Deposited:	22 Oct 2025 05:57
Terakhir diubah:	22 Oct 2025 05:57
URI:	http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/91702

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir