Kadek Ayu , Surya Artini (2025) ADVOKASI ISU PERUBAHAN IKLIM KABUPATEN LAMPUNG TIMUR OLEH YAYASAN KONSERVASI WAY SEPUTIH (YKWS). FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK , UNIVERSITAS LAMPUNG .
|
File PDF
ABSTRAK - Kadek ayu surya artini.pdf Download (105Kb) | Preview |
|
|
File PDF
SKRIPSI FULL - Kadek ayu surya artini.pdf Restricted to Hanya staf Download (1704Kb) | Minta salinan |
||
|
File PDF
SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN - Kadek ayu surya artini.pdf Download (1095Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Kabupetan Lampung Timur yang dikenal sebagai salah satu lumbung pangan menjadi lokasi super prioritas disektor pertanian. Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) berupaya mengadvokasi sebuah isu yang berkaitan dengan perubahan iklim di Kabupaten Lampung Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses advokasi yang diterapkan oleh YKWS serta mengidentifikasi faktor penghambatnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui analisis data deskriptif dengan teori Rahardian (2020) sebagai kerangka analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses advokasi isu perubahan iklim yang diterapkan oleh YKWS berjalan dengan cukup baik, namun belum maksimal. Dalam hal ini, kelompok masyarakat dan kelompok media massa hanya sebagai aspek pendukung dan tidak tergabung dalam aliansi yang dibentuk. Pemahaman masyarakat terhadap isu perubahan iklim cukup minim ditambah dengan pendekatan yang digunakan Tim Pokja PRKBI masih terlalu teoritis. Pemanfaatan media digital sebagai sarana advokasi juga masih belum maksimal dan kurang terbuka terhadap data dan informasi. Selain itu, setelah kegiatan advokasi selesai di tahun 2024, YKWS tidak melaksanakan evaluasi dan konsolidasi lanjutan dengan pemerintah daerah maupun masyarakat Lampung Timur. Melainkan hanya menjalin silaturahmi secara online. Faktor penghambatnya, yaitu keterbatasan masyarakat dalam memahami isu yang diadvokasi, adanya pergantian personel pada anggota pokja dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam Tim Pokja PRKBI, pergantian kepala daerah yang membawa visi dan agenda baru, dan keterbatasan anggaran dengan tenggat waktu yang ditentukan dalam program Voice for Inclusiveness Climate Resilience Action (VICRA). Temuan ini menggarisbawahi pentingnya sinergi dari berbagai aktor kebijakan untuk tindak lanjut proses advokasi kebijakan. Kata Kunci: Perubahan iklim, YKWS, VICRA, Koalisi, Pokja PRKBI East Lampung Regency, known as one of Indonesia’s major food barns, has been designated a super-priority area in the agricultural sector. Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) has taken the initiative to advocate for issues related to climate change in East Lampung. This study aims to analyze the advocacy process implemented by YKWS and identify the inhibiting factors. Using a qualitative approach, the study applies descriptive data analysis with Rahardian’s theory (2020) as the analytical framework. The findings reveal that the climate change advocacy process carried out by YKWS has been implemented fairly well, though not yet optimally. Community groups and the mass media played only a supporting role and were not actively involved in the established coalition. Public understanding of climate change remains limited, and the approach used by the PRKBI Working Group (Pokja PRKBI) tends to be overly theoretical. The use of digital media as a tool for advocacy was also not maximized, and there was a lack of transparency in sharing data and information. Moreover, after the advocacy activities concluded in 2024, YKWS did not conduct any follow-up evaluation or consolidation with the local government or communities in East Lampung, opting instead to maintain informal contact online. The main inhibiting factors include limited public understanding of the issues being advocated, changes in personnel among working group members from local government agencies (OPD) in the PRKBI team, a change in regional leadership that brought new visions and agendas, and budget constraints tied to the timeline of the Voice for Inclusiveness Climate Resilience Action (VICRA) program. These findings highlight the importance of synergy among various policy actors for the sustainability of advocacy efforts. Keywords: Climate Change, YKWS, VICRA, Coalition, PRKBI Working Group
| Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
|---|---|
| Subyek: | 300 Ilmu sosial > 320 Ilmu politik (politik dan pemerintahan) > 321 Sistem pemerintahan dan sistem negara |
| Program Studi: | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP) > Prodi S1-Ilmu Administrasi Negara |
| Pengguna Deposit: | UPT . Siswanti |
| Date Deposited: | 22 Oct 2025 07:36 |
| Terakhir diubah: | 22 Oct 2025 07:36 |
| URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/91731 |
Actions (login required)
![]() |
Lihat Karya Akhir |
