UJI POTENSI EKSTRAK Bacillus thuringiensis dan Serratia marcescens SEBAGAI BAKTERI ENTOMOPATOGEN TERHADAP MORTALITAS SERTA PERUBAHAN MORFOLOGI LARVA Aedes aegypti L.

Umi , Yulia Sari (2025) UJI POTENSI EKSTRAK Bacillus thuringiensis dan Serratia marcescens SEBAGAI BAKTERI ENTOMOPATOGEN TERHADAP MORTALITAS SERTA PERUBAHAN MORFOLOGI LARVA Aedes aegypti L. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM , UNIVERSITAS LAMPUNG .

[img]
Preview
File PDF
1. ABSTRAK - ABSTRACT - umi yulia sari.pdf

Download (190Kb) | Preview
[img] File PDF
2. SKRIPSI FULL-1 - umi yulia sari.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (2115Kb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN - umi yulia sari.pdf

Download (1894Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Ae. aegypti merupakan vektor utama penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Upaya pengendalian yang telah banyak dilakukan dalam menangani penyakit DBD, yaitu Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus (menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas) dan plus (memasang kawat kasa, memasang kelambu, dan tidak menggantung pakaian), selain itu dilakukan pengendalian secara kimia seperti fogging, pemberian abate, pemberian larvasida sintetik dan insektisida kimia. Pengendalian yang sering digunakan oleh masyarakat yaitu penggunaan insektisida kimia, apabila dilakukan secara terus menerus dapat menyebabkan nyamuk menjadi resisten dan meninggalkan residu dalam mengganggu keseimbangan lingkungan. Oleh karena itu, penggunaan biolarvasida merupakan alternatif untuk pengganti isektisida sintetik seperti penggunaan bakteri. Bakteri entomopatogen diketahui memiliki potensi sebagai agensia hayati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak B. thuringiensis dan S. marcescens dan perubahan morfologi terhadap larva Ae. aegypti. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor yaitu jenis bakteri entomopatogen dan konsentrasi suspensi. Jenis bakteri yang digunakan yaitu B. thuringiensis dan S. marcescens dengan konsentrasi 60 mL, 70 mL, dan 80 mL. Setiap unit perlakuan menggunakan 10 ekor larva Ae. aegypti instar III dengan 3 kali pengulangan. Analisis data mortalitas larva Ae. aegypti menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan pemberian B. thuringiensis menyebabkan mortalitas sebesar 100% pada konsentrasi 60 mL, 70 mL, 80 mL, sedangkan pemberian S. marcescens konsentrasi 60 mL sebesar 70%, konsentrasi 70 mL sebesar 53%, dan konsentrasi 80 mL sebesar 50%. Perubahan morfologi larva ditunjukkan dengan perubahan warna, tekstur, dan kerusakan sistem pencernaan. Kata kunci: Demam Berdarah Dengue, larva Ae. aegypti, biolarvasida, bakteri entomopatogen Ae. aegypti is the main vector of dengue fever. Many control efforts have been made to deal with DHF, including the 3M Plus Mosquito Nest Eradication method (draining, covering, and recycling used goods), as well as installing wire mesh and mosquito nets and not hanging clothes. Chemical control methods include fogging, administering Abate, and using synthetic larvicides and chemical insecticides. The community often uses chemical insecticides for control, but continuous use can cause mosquitoes to become resistant and leave residues that disturb the environmental balance. Therefore, an alternative to synthetic insecticides is the use of biolarvicides, such as bacteria. Entomopathogenic bacteria are known to have potential as biological agents. This study aims to determine the efficacy of B. thuringiensis and S. marcescens extracts against Ae. aegypti larvae, as well as the associated morphological changes. The research was conducted using a randomized group design with two factors: the type of entomopathogenic bacteria and the concentration of the bacterial suspension. The bacteria used were B. thuringiensis and S. marcescens at concentrations of 60, 70, and 80 mL. Each treatment unit consisted of 10 Ae. aegypti instar III larvae and had three repetitions. The data on the mortality of Ae. aegypti larvae were analyzed using ANOVA at the 5% level. The results showed that administration of B. thuringiensis caused 100% mortality at concentrations of 60, 70, and 80 mL. Administration of S. marcescens caused 70% mortality at a concentration of 60 mL, 53% at a concentration of 70 mL, and 50% at a concentration of 80 mL. Changes in larval morphology were evident through changes in color, texture, and digestive system damage. Key words: Dengue Fever, Ae. aegypti larvae, biolarvicide, entomopathogenic bacteria.

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 500 ilmu pengetahuan alam dan matematika > 570 Biologi
Program Studi: FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) > Prodi S1 Biologi Terapan
Pengguna Deposit: UPT . Siswanti
Date Deposited: 23 Oct 2025 07:42
Terakhir diubah: 23 Oct 2025 07:42
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/91861

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir