Shela, Sandra Kirana (2025) HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN DAN KETEPATAN TEKNIK PENGGUNAAN INHALER TERHADAP OUTCOME TERAPI PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK). Kedokteran, UNIVERSITAS LAMPUNG .
|
File PDF
ABSTRAK_SHELA SANDRA KIRANA - shela sandra.pdf Download (228Kb) | Preview |
|
|
File PDF
SKRIPSI FULL TANPA LAMPIRAN_SHELA SANDRA KIRANA - shela sandra.pdf Restricted to Hanya staf Download (2005Kb) | Minta salinan |
||
|
File PDF
SKRIPSI FULL TANPA PEMBAHASAN DAN TANPA LAMPIRAN_SHELA SANDRA KIRANA - shela sandra.pdf Download (2120Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Background: Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a progressive lung disorder characterized by chronic respiratory symptoms due to persistent airflow obstruction. Low medication adherence and incorrect inhalation technique are major challenges in COPD management. This factors are associated with increased risk of exacerbations, hospitalization, and measured by the Modified Medical Research Council/mMRC score. This study aims to describe the level of adherence and inhaler technique accuracy, and also to examine their relationship with therapeutic outcomes in COPD patients. Methods: This study used a cross-sectional observational design. 126 COPD outpatients were selected using purposive sampling from Dr. H. Abdul Moeloek Hospital, Wisma Rini General Hospital and Harum Melati Clinic in Pringsewu Regency, Lampung Province. Adherence was measured using the Test of Adherence to Inhalers (TAI) Questionnaire, while inhaler technique accuracy was assessed using the Checklist for Inhaler Devices. Results: 48 patients (38.1%) had poor adherence, 42 patients (33.3%) had moderate adherence, and 36 patients (28.6%) had good adherence. Regarding inhaler technique, 44 patients (34.9%) demonstrated poor accuracy, while 41 patients (32.5%) fell into the sufficient and good categories. Statistical analysis showed that there was a significant relationship between the level of adherence and inhaler technique accuracy with therapeutic outcomes among COPD patients, with a p-value less than 0.001. Moreover, adherence was a significant predictor of clinical outcomes, including exacerbation frequency, hospitalization, and symptom severity (mMRC score) instead of inhaler technique accuracy. Conclusion: In conclusion, adherence and inhaler techniques accuracy among COPD patients remain suboptimal. Poor adherence significantly increase the risk of exacerbation and hospitalization, and contribute to high levels of dyspnea. Keywords: Adherence, Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD), Inhaler, Technique Accuracy, Treatment Outcome Latar Belakang: Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan gangguan paru yang ditandai gejala respirasi kronik akibat hambatan aliran udara yang persisten. Rendahnya kepatuhan pengobatan dan kesalahan teknik inhalasi menjadi tantangan utama dalam pengelolaannya. Kepatuhan dan teknik inhalasi yang tepat berperan penting dalam menurunkan eksaserbasi, hospitalisasi, serta memperbaiki keparahan gejala (nilai mMRC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepatuhan dan ketepatan teknik penggunaan inhaler serta hubungannya terhadap outcome terapi pada pasien PPOK. Metode: Penelitian menggunakan analisis observasional dengan pendekatan cross- sectional. Sampel penelitian diperoleh dari pasien rawat jalan PPOK di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, RSU Wisma Rini dan Klinik Harum Melati Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Parameter yang digunakan adalah tingkat kepatuhan menggunakan Kuesioner Test of Adherence to Inhalers (TAI) dan ketepatan teknik inhaler menggunakan Checklist for Inhaler Devices. Hasil: Sebanyak 48 responden (38,1%) memiliki tingkat kepatuhan buruk, 42 responden (33,3%) memiliki kepatuhan sedang, dan 36 responden (28,6%) memiliki kepatuhan baik. Berdasarkan ketepatan teknik penggunaan inhaler, 44 responden (34,9%) masuk dalam kategori ketepatan kurang, 41 responden (32,5%) kategori cukup dan baik. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kepatuhan dan ketepatan teknik penggunaan inhaler dengan outcome terapi pada pasien PPOK dengan nilai-P<0,005. Selain itu, kepatuhan penggunaan inhaler terbukti sebagai prediktor terkuat dalam memengaruhi outcome terapi pasien PPOK yang meliputi frekuensi eksaserbasi, hospitalisasi, dan tingkat dispnea (nilai mMRC) dibandingkan dengan ketepatan teknik penggunaan inhaler. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan dan ketepatan teknik penggunaan inhaler pada pasien PPOK masih belum optimal. Kepatuhan penggunaan inhaler yang buruk secara signifikan meningkatkan risiko eksaserbasi dan hospitalisasi, serta berkontribusi terhadap tingginya tingkat dispnea. Kata Kunci: Inhaler, Kepatuhan, Ketepatan Teknik, Outcome terapi, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
| Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
|---|---|
| Subyek: | 600 Teknologi (ilmu terapan) > 610 Ilmu kedokteran, ilmu pengobatan dan ilmu kesehatan |
| Program Studi: | FAKULTAS KEDOKTERAN (FK) > Prodi S1-Prodi Farmasi |
| Pengguna Deposit: | . . Yulianti |
| Date Deposited: | 27 Oct 2025 06:45 |
| Terakhir diubah: | 27 Oct 2025 06:45 |
| URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/92073 |
Actions (login required)
![]() |
Lihat Karya Akhir |
