AKSES KELOMPOK TANI HUTAN TERHADAP SUMBER DAYA HUTAN MELALUI PROGRAM PERHUTANAN SOSIAL: STUDI KASUS PADA SKEMA PERJANJIAN KEMITRAAN KONSERVASI DI KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA WAN ABDUL RACHMAN.

Rapitalia, - (2025) AKSES KELOMPOK TANI HUTAN TERHADAP SUMBER DAYA HUTAN MELALUI PROGRAM PERHUTANAN SOSIAL: STUDI KASUS PADA SKEMA PERJANJIAN KEMITRAAN KONSERVASI DI KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA WAN ABDUL RACHMAN. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, UNIVERSITAS LAMPUNG.

Preview	File PDF Rapitalia - Abstrak - Rapitalia.pdf Download (226Kb) | Preview
	File PDF Rapitalia - Skripsi Full - Rapitalia.pdf Restricted to Hanya staf Download (2433Kb) | Minta salinan
Preview	File PDF Rapitalia - Skripsi Tanpa Bab Pembahasan - Rapitalia.pdf Download (1245Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Akses terhadap lahan garapan di kawasan hutan merupakan aspek penting dalam keberlanjutan kehidupan masyarakat sekitar hutan, khususnya bagi kelompok tani hutan yang menggantungkan penghidupan pada sumber daya hutan. Penelitian ini bertujuan menggambarkan bagaimana kelompok tani hutan memperoleh dan mempertahankan akses terhadap lahan di kawasan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman dalam program Perhutanan Sosial yaitu skema Kemitraan Konservasi, melalui studi kasus di Dusun Gunung Batu, Desa Pampangan, Kabupaten Pesawaran. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi pada Mei tahun 2025. Penelitian menemukan bahwa masyarakat telah mengakses lahan dikawasan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman melalui berbagai mekanisme seperti warisan, paroan, ganti rugi tanam tumbuh, hingga sistem gadai sebelum mendapat legalitas melalui skema Perjanjian Kemitraan Konservasi. Skema Perjanjian Kemitraan Konservasi menyediakan landasan hukum bagi para petani yang menggarap dikawasan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman sehingga menumbuhkan rasa aman bagi para petani, namun dalam proses mendapatkan izin tersebut Kelompok Tani hutan Solo Lestari 1 menghadapi hambatan berupa regulasi yang berubah-ubah, kompleksitas birokrasi, dan keterbatasan kapasitas kelompok. Dengan menggunakan teori akses dari Ribot dan Peluso, penelitian ini menunjukkan bahwa akses terhadap sumber daya tidak hanya ditentukan oleh hak legal, tetapi juga oleh kekuatan sosial, jaringan komunitas, dan posisi dalam struktur lokal. Oleh karena itu, manfaat atas lahan garapan di kawasan ini tidak hanya dirasakan oleh anggota kelompok tani yang terdaftar secara formal, melainkan juga dapat diakses oleh individu-individu yang memiliki jaringan sosial kuat dengan para petani penggarap. Kata Kunci: Akses, Perhutanan Sosial, Kelompok Tani Hutan Access to land in forest areas is a crucial aspect of the sustainability of the lives of communities surrounding the forest, particularly for forest farmer groups who rely on forest resources for their livelihood. This study aims to describe how forest farmer groups obtain and maintain access to land in the Wan Abdul Rachman Grand Forest Park area through the Social Forestry program, specifically the Conservation Partnership scheme, through a case study in Gunung Batu Hamlet, Pampangan Village, Pesawaran Regency. Data collection was conducted through participatory observation, in-depth interviews, and documentation in May 2025. The study found that the community has accessed land in the Wan Abdul Rachman Grand Forest Park area through various mechanisms such as inheritance, sharecropping, compensation for crops, and pawning systems before obtaining legitimacy through the Conservation Partnership Agreement scheme. The Conservation Partnership Agreement scheme provides a legal basis for farmers who cultivate in the Wan Abdul Rachman Grand Forest Park area, thereby fostering a sense of security among farmers. However, in the process of obtaining permits, the Solo Lestari 1 Forest Farmer Group faced obstacles in the form of changing regulations, bureaucratic complexity, and limited group capacity. Using the access theory from Ribot and Peluso, this study shows that access to resources is not only determined by legal rights but also by social power, community networks, and position within the local structure. Therefore, the benefits of land cultivation in this area are not only felt by registered group members but can also be accessed by individuals who have strong social networks with the farmers. Keywords: Access, Social Forestry, Forest Farmer Groups.

Jenis Karya Akhir:	Skripsi
Subyek:	300 Ilmu sosial 300 Ilmu sosial > 301 Sosiologi dan antropologi
Program Studi:	FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP) > Prodi S1-Sosiologi
Pengguna Deposit:	UPT . Desi Zulfi Melasari
Date Deposited:	27 Oct 2025 08:21
Terakhir diubah:	27 Oct 2025 08:21
URI:	http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/92095

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir