AKTIVITAS DIPLOMASI BATIK PADA MASA COVID-19 SEBAGAI BAGIAN DARI DIPLOMASI BUDAYA INDONESIA PADA TAHUN 2020- 2022

Adinda , Alya Ramadhani (2025) AKTIVITAS DIPLOMASI BATIK PADA MASA COVID-19 SEBAGAI BAGIAN DARI DIPLOMASI BUDAYA INDONESIA PADA TAHUN 2020- 2022. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
1. ABSTRAK - Adinda Alya Ramadhani.pdf

Download (1979Kb) | Preview
[img] File PDF
2. SKRIPSI FULL -Adinda Alya Ramadhani.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (4Mb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN -Adinda Alya Ramadhani.pdf

Download (4090Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Batik merupakan budaya Indonesia yang telah diresmikan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009. Sejak saat itu, batik telah menjadi instrumen penting dalam diplomasi budaya Indonesia di kancah internasional dengan tujuan untuk memperkuat citra positif Indonesia. Pelaksanaan diplomasi batik berjalan dengan aktif melalui berbagai acara internasional seperti pameran, fashion show, festival budaya, pertunjukkan kesenian hingga penggunaan batik sebagai pakaian formal dalam berbagai acara kenegaraan. Namun, pandemi Covid-19 membawa tantangan yang besar terhadap pelaksanaan diplomasi batik yang selama ini dilakukan secara tatap muka. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana aktivitas diplomasi batik Indonesia pada masa pandemi Covid-19. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep diplomasi budaya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data melalui studi kepustakaan (library research) dan dokumentasi. Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari jurnal ilmiah, laporan resmi, media sosial, dan situs-situs resmi pemerintah Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa selama pandemi Covid-19 terjadi, pemerintah Indonesia bersama aktor-aktor terkait tetap berupaya untuk beradaptasi dengan keadaan dengan mempromosikan batik melalui berbagai inovasi baru yang berbasis digital, seperti pameran virtual “Buy Batik, Wear the Art and Respect the Artist” dan kampanye daring menggunakan tagar #banggapakaibatik diberbagai platform sosial media. Upaya-upaya ini tetap dilakukan meskipun terdapat hambatan berupa pembatasan mobilitas karena adanya kebijakan lockdown dan penurunan ekspor. Upaya yang tidak hanya semata- mata mempertahankan eksistensi batik di tingkat internasional, tetapi juga memperkuat identitas budaya Indonesia ditengah kritis global. Kata Kunci: Diplomasi Batik, Diplomasi Budaya, Covid-19, Pandemi, Indoensia. Batik is an Indonesian culture that has been officially recognized as an Intangible Cultural Heritage by UNESCO on October 2, 2009. Since then, batik has become an important instrument in Indonesian cultural diplomacy on the international stage with the aim of strengthening Indonesia's positive image. The implementation of batik diplomacy is actively carried out through various international events such as exhibitions, fashion shows, cultural festivals, art performances and the use of batik as formal clothing in various state events. However, the Covid-19 pandemic has brought major challenges to the implementation of batik diplomacy which has so far been carried out face-to-face. This study aims to describe how Indonesian batik diplomacy activities were during the Covid-19 pandemic. The concept used in this study is the concept of cultural diplomacy. This study uses a descriptive qualitative research type with data collection methods through library research and documentation. The data in this study uses secondary data from scientific journals, official reports, social media, and official websites of the Indonesian government. The results of this study show that during the Covid-19 pandemic, the Indonesian government together with related actors continued to try to adapt to the situation by promoting batik through various new digital-based innovations, such as the virtual exhibition "Buy Batik, Wear the Art and Respect the Artist" and online campaigns using the hashtag #banggapakaibatik on various social media platforms. These efforts were continued despite obstacles in the form of mobility restrictions due to the lockdown policy and declining exports. Efforts that not only maintain the existence of batik at the international level but also strengthen Indonesia's cultural identity amidst the global crisis. Keywords: Batik Diplomacy, Cultural Diplomacy, Covid-19, Pandemic, Indonesia.

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 300 Ilmu sosial
300 Ilmu sosial > 320 Ilmu politik (politik dan pemerintahan)
Program Studi: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP) > Prodi S1-Hubungan Internasional
Pengguna Deposit: UPT . Siswanti
Date Deposited: 28 Oct 2025 03:47
Terakhir diubah: 28 Oct 2025 03:47
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/92160

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir