SISTEM MONITORING DAN DETEKSI TSUNAMI PUMMA U-TEWS BERBASIS TEKANAN AIR LAUT DAN IKLIM MIKRO (PILOT PROJECT DI PERAIRAN PULAU SEBESI)

RIDHO , TEGAR PRADANA (2025) SISTEM MONITORING DAN DETEKSI TSUNAMI PUMMA U-TEWS BERBASIS TEKANAN AIR LAUT DAN IKLIM MIKRO (PILOT PROJECT DI PERAIRAN PULAU SEBESI). FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS LAMPUNG.

Preview	File PDF ABSTRAK - Ridho Tegar Pradana.pdf Download (230Kb) | Preview
	File PDF SKRIPSI FULL_Ridho Tegar Pradana - Ridho Tegar Pradana.pdf Restricted to Hanya staf Download (5Mb) | Minta salinan
Preview	File PDF SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN_Ridho Tegar Pradana - Ridho Tegar Pradana.pdf Download (5Mb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Letusan Gunung Anak Krakatau pada 22 Desember 2018 membangkitkan tsunami yang menerjang pantai di sekitar Pandeglang, Serang dan Lampung Selatan. Karena kejadian tersebut BNPB mengumumkan untuk membangun infrastruktur peringatan dini tsunami di Selat Sunda. IDSL dan PUMMA telah dibangun untuk peringatan dini tsunami menggunakan sensor ultrasonic dalam mengukur ketinggian air laut. Kelemahan perangkat yang menggunakan sensor ultrasonic adalah membrane sensor yang berkerak akibat efek penggaraman air laut yang mengakibatkan tidak akurat dalam pengukuran. Maka dikembangkan sistem monitoring deteksi tsunami PUMMA U-TEWS berbasis tekanan air laut dan iklim mikro. PUMMA U-TEWS yang dikembangkan dalam penelitian ini menggunakan sensor submersible gauge untuk mengukur ketinggian kolom air laut dan terdapat algoritma model deteksi tsunami yang dapat membedakan dan mendeteksi tanda – tanda tsunami atau anomaly dari pola pasang surut menggunakan kalman filter. Model deteksi dini tsunami yang dikembangkan harus dapat membedakan anomaly akibat tsunami atau anomaly yang diakibatkan metereologi. PUMMA U-TEWS yang dikembangkan dalam penelitian ini sensor submersible gauge dalam mengukur ketinggian kolom air laut memiliki RMSE 0,0273 serta model deteksi tsunami yang dikembangkan dapat mendeteksi dini tsunami serta mengirimkan peringatan ke telegram chat jika terdeteksi tsunami. Ketahanan baterai pada perangkat PUMMA U-TEWS selama pengujian adalah 91,3 jam dan output daya panel surya dalam satu periode penyinaran matahari sebesar 757,8 Wh. Pengiriman data dari perangkat ke server didapatkan parameter QOS (quality of service) untuk nilai throughput sebesar 34,418 Kb/s, packet loss sebesar 0%, latency rata – rata sebesar 53,57 miliseconds dan jitter rata – rata sebesar 42,66 miliseconds Kata Kunci: Gunung Anak Krakatau, Tsunami Early Warning System, Internet of Things (IoT), Tekanan Air Laut The eruption of Mount Anak Krakatau on December 22, 2018 generated a tsunami that hit the coast around Pandeglang, Serang and South Lampung. Because of this event, BNPB announced to build tsunami early warning infrastructure in the Sunda Strait. IDSL and PUMMA have been built for tsunami early warning using ultrasonic sensors to measure the sea water level. The weakness of devices that use ultrasonic sensors is that the sensor membrane is crusty due to the effects of seawater salting which results in inaccurate measurements. Therefore, a tsunami detection monitoring system PUMMA U-TEWS based on sea water pressure and microclimate was developed. The PUMMA U-TEWS developed in this research uses a submersible gauge sensor to measure sea water level and a tsunami detection model algorithm that can distinguish and detect tsunami signs or anomalies from tidal patterns use kalman filter.The tsunami early detection model developed must be able to distinguish anomalies caused by tsunamis or anomalies caused by meteorology. The PUMMA U-TEWS developed in this research has a submersible gauge sensor in measuring sea water level with an RMSE of 0.0273 and the tsunami detection model developed can detect early tsunamis and send alerts to telegram chat if a tsunami is detected. The battery life of the PUMMA U-TEWS device during the test is 91.3 hours and the power output of the solar panel in one period of sunlight is 757.8 Wh. Data transmission from the device to the server obtained QOS (quality of service) parameters for throughput value of 34.418 Kb/s, packet loss of 0%, average latency of 53.57 milliseconds and average jitter of 42.66 milliseconds. Keywoards: Mount Anak Krakatau, Tsunami Early Warning System, Internet of Things (IoT), Sea Water Pressure

Jenis Karya Akhir:	Skripsi
Subyek:	600 Teknologi (ilmu terapan) > 620 Ilmu teknik dan ilmu yang berkaitan
Program Studi:	FAKULTAS TEKNIK (FT) > Prodi S1-Teknik Elektro
Pengguna Deposit:	UPT . Desi Zulfi Melasari
Date Deposited:	28 Oct 2025 07:33
Terakhir diubah:	28 Oct 2025 07:33
URI:	http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/92212

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir