PENGERINGAN KACANG TANAH MENGGUNAKAN ENERGI PANAS PEMBUANGAN AC

INDAH , PUSPITASARI (2025) PENGERINGAN KACANG TANAH MENGGUNAKAN ENERGI PANAS PEMBUANGAN AC. FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.

Preview	File PDF 1. ABSTRAK - ABSTRACT - INDAH PUSPITASARI.pdf Download (148Kb) | Preview
	File PDF 2. SKRIPSI FULL - INDAH PUSPITASARI.pdf Restricted to Hanya staf Download (1754Kb) | Minta salinan
Preview	File PDF 3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN - INDAH PUSPITASARI.pdf Download (1477Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Pengeringan merupakan proses untuk menurunkan kadar air bahan hingga mencapai tingkat di mana aktivitas mikroorganisme dan enzim yang menyebabkan kerusakan dapat dihentikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas proses pengeringan kacang tanah dengan memanfaatkan panas buangan dari kondensor pendingin udara (AC) menggunakan dua tipe alat, yaitu dengan aliran panas horizontal dan vertikal. Parameter yang diamati meliputi kadar air akhir, suhu, kelembapan relatif (RH), lama pengeringan serta karakteristik pengeringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat dengan aliran panas vertikal lebih efektif, dengan kadar air akhir yang konsisten di bawah 6% (SNI 01-3921-1995) dalam waktu 18 jam, suhu stabil pada kisaran 38-40°C, dan RH di bawah 50%. Sebaliknya, alat dengan aliran panas horizontal menunjukkan kadar air yang tidak merata (3-14%) dengan suhu dan RH yang kurang stabil. Nilai rata-rata konstanta laju pengeringan (k) lebih tinggi pada alat vertikal yaitu -0.2586, yang menunjukkan laju penguapan air lebih cepat. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa panas buangan dari kondensor AC dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif. Alat dengan aliran panas vertikal lebih efisien dalam menurunkan kadar air kacang tanah hingga memenuhi standar mutu penyimpanan. Kata kunci: pengeringan, kacang tanah, kondensor AC, kadar air, karakteristik pengeringan Drying is a process aimed at reducing the moisture content of a material to a level where the activity of microorganisms and enzymes that cause spoilage can be halted. This study aims to determine the effectiveness of the peanut drying process by utilizing waste heat from an air conditioner (AC) condenser using two types of equipment: one with horizontal heat flow and the other with vertical heat flow. The observed parameters included final moisture content, temperature, relative humidity (RH), drying time, and drying characteristics. The results showed that the equipment with vertical heat flow was more effective, achieving a consistent final moisture content below 6% (SNI 01-3921-1995) within 18 hours, with a stable temperature range of 38–40°C and RH below 50%. In contrast, the equipment with horizontal heat flow produced uneven moisture content (3–14%) and less stable temperature and RH levels. The average drying rate constant (k) was higher in the vertical-flow equipment, at -0.2586, indicating a faster rate of water evaporation. Based on these results, it can be concluded that waste heat from an AC condenser can be utilized as an alternative energy source. The equipment with vertical heat flow is more efficient in reducing peanut moisture content to meet storage quality standards. Keywords: drying, peanuts, AC condenser, moisture content, drying characteristics

Jenis Karya Akhir:	Skripsi
Subyek:	600 Teknologi (ilmu terapan) > 630 Pertanian dan teknologi yang berkaitan
Program Studi:	FAKULTAS PERTANIAN (FP) & PASCASERJANA > Prodi S1 Teknik Pertanian
Pengguna Deposit:	UPT . Siswanti
Date Deposited:	29 Oct 2025 07:13
Terakhir diubah:	29 Oct 2025 07:13
URI:	http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/92312

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir