DINAMIKA TRADISI UPAH BAWON PADA MASYARAKAT PETANI JAWA DI DESA GUNUNG SUGIH KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN

SUBHAN , AL QODRI (2025) DINAMIKA TRADISI UPAH BAWON PADA MASYARAKAT PETANI JAWA DI DESA GUNUNG SUGIH KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK - Subhan Al Qodri.pdf

Download (251Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL TANPA LAMPIRAN - Subhan Al Qodri.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (3192Kb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN - Subhan Al Qodri.pdf

Download (3095Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Tradisi upah bawon merupakan kebiasaan panen padi masyarakat petani Jawa yang bernilai ekonomi, sosial, dan budaya, di mana pekerja mendapat bagian hasil panen sebagai imbalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dinamika perubahan tradisi upah bawon pada masyarakat petani Jawa di Desa Gunung Sugih, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini pada dinamika tradisi upah bawon di Desa Gunung Sugih. Tradisi ini mengalami dinamika perubahan yang berbeda di setiap dusun. Sebelum Tahun 2016, pelaksanaan tradisi upah bawon masih berlangsung secara tradisional dengan penggunaan teknologi yang sederhana. Namun sekarang terjadi dinamika pada tradisi upah bawon, karena sejak masuknya teknologi pertanian berupa mesin pemanen. Dinamika ini berimplikasi pada sistem pemberian upah yang semula berupa gabah beralih menjadi uang tunai. Perkembangan teknologi pertanian yang sangat pesat membawa dampak signifikan terhadap dinamika tradisi upah bawon, seperti peningkatan efisiensi kerja, percepatan masa panen, serta keuntungan ekonomi yang lebih besar bagi pemilik lahan dan modernisasi pertanian juga memengaruhi pola pikir generasi muda. Berdasarkan perspektif teori fungsionalisme,secara fungsional tradisi upah bawon masih tetap dijalankan karena fungsi ekonomi tetap berjalan, demikian pula fungsi instrumental yang menjadi lebih efisien. Namun, fungsi integratif mengalami pelemahan, ditandai dengan menurunnya nilai sosial, terjadinya reduksi, perubahan, bahkan hilangnya sebagian makna yang terkandung dalam tradisi upah bawon. Kata Kunci : dinamika, masyarakat petani Jawa, tradisi upah bawon The tradition of gaji bawon is a rice harvesting custom of Javanese farmers that has economic, social, and cultural value, where workers receive a share of the harvest as compensation. The purpose of this study is to describe the dynamics of changes in the gaji bawon tradition in the Javanese farming community in Gunung Sugih Village, Kedondong District, Pesawaran Regency. The research method used is a qualitative method with an ethnographic approach. Data collection techniques were carried out through observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques include data condensation, data presentation, and drawing conclusions. The results of this study on the dynamics of gaji bawon tradition in Gunung Sugih Village. This tradition has experienced different dynamics of change in each hamlet. Before 2016, the implementation of gaji bawon tradition was still carried out traditionally with the use of simple technology. However, now there is a dynamic in the gaji bawon tradition, due to the introduction of agricultural technology in the form of harvesting machines. This dynamic has implications for the system of payment of wages, which was originally in the form of grain, shifting to cash. The rapid development of agricultural technology has had a significant impact on the dynamics of the gaji bawon tradition, such as increased work efficiency, accelerated harvest times, and greater economic benefits for landowners. Agricultural modernization has also influenced the mindset of the younger generation. Based on the perspective of functionalist theory, the gaji bawon tradition is still functionally carried out because its economic function remains active, as well as its instrumental function which has become more efficient. However, its integrative function has weakened, marked by a decline in social value, reduction, change, and even the loss of some of the meaning contained in the gaji bawon tradition. Key Word : dynamics, Javanese farming society, bawon wage tradition

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 300 Ilmu sosial > 370 Pendidikan
900 Sejarah dan Geografi > 909 Sejarah dunia
Program Studi: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) > Prodi S1 Pendidikan Sejarah IPS
Pengguna Deposit: UPT . Desi Zulfi Melasari
Date Deposited: 05 Nov 2025 03:23
Terakhir diubah: 05 Nov 2025 03:23
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/92711

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir