PERAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM PEMBINAAN NARAPIDANA RESIDIVIS (Studi pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Bandar Lampung)

Reni , Andri Yani (2025) PERAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM PEMBINAAN NARAPIDANA RESIDIVIS (Studi pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Bandar Lampung). FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS LAMPUNG .

[img]
Preview
File PDF
1. ABSTRAK - Reni Andri Yani.pdf

Download (1898Kb) | Preview
[img] File PDF
2. SKRIPSI FULL - Reni Andri Yani.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (1837Kb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
3. SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN - Reni Andri Yani.pdf

Download (2042Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Lembaga Pemasyarakatan adalah sebuah lembaga resmi Pelaksana Teknis di bawah Direktorat Jendral Permasyarakatan Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang didirikan sebagai tempat pembinaan bagi narapidana dengan menitik beratkan pada pemasyarakatan, pengawasan, serta pembinaan narapidana. Peran Lembaga Pemasyarakatan dalam melakukan pembinaan sangat penting karna Pelaksanaan pembinaan dalam Lembaga Permasyarakatan merupakan sebuah proses untuk membina narapidana agar dapat menyadari kesalahan yang telah dilakukan sehingga dapat memperbaiki perilaku dan tidak kembali mengulangi tindakan pidana . Permasalahan dalam penelitian iniadalah : pertama, bagaimana peran Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Bandar lampung dalam upaya pembinaan mencegah pelaku kejahatan mengulangi kejahatannya; kedua, apa saja faktor yang menjadi penghambat Lembaga Pemasyarakatan dalam pembinaan narapidana agar tidak kembali menjadi residivis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas I bandar Lampung. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan narasumber yang relevan. Pendekatan kualitatif ini dipulih untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang peran Lembaga Pemasyarakatan dalam melakukan pembinaan residivis, serta faktor yang memjadi penghambat Lembaga Pemasyarakatan dalam pembinaan narapidana agar tidak kembali menjadi residivis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peran Lembaga Pemasyarakatan dalam melakukan pembinaan terhadap narapidana residivis telah dilakukan. Peranan normatif yang dilaksanakan dalam pembinaan sudah sesuai dengan peraturan yang ada, dalam bentuk peranan faktual diterapkan dua program pembinaan yaitu pembinaan kepribadian dan kemandirian sehingga warga binaan dapat kembali menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam hal ini peranan ideal belum dapai dicapai maksimal karna masih terdapat peningkatan kasus residivis ditiap tahun nya serta kurangnya kerja sama dengan pihak luar. faktor penghambat bagi Lembaga Pemasyaraktan dalam melaksanakan pembinaan dapat berupa faktor Undang- undang, penegak hukum, lingkungan masyarakat dan budaya. Selain itu faktor dalam internal yang bersala dri dalam diri sendiri menjadi persoalan efektifitas yang terjadi dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Bandar Lampung hal ini merupakan faktor klasik yang sering terjadi dalam setiap Lembaga Pemasyaraktan Indonesia,hal tersebut menjadikan belum tercapainya tujuan akhir dari sistem peradilan pidana. Saran yang diberikan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama, agar pihak Lembaga Pemasyarakatan dapat aktif bekerja sama dengan pihak luar yaitu pihak swasta maupun pihak akademis untuk membantu penyempurnaan proses pembinaan yang dilakukan selain itu hal ini dapat membantu meminimalisir anggaran yang diperlukan. Kedua, diharapkan adanya penigkatan kulitas dan pembaharuan dalam Lembaga Pemasyarakatan dari segi fasilitas dan keamanan perlunya peningkatan tenaga-tenaga petugas yang memiliki kualitas seperti: Psikolog, Psikiater, dan Ahli Pembinaan Kemandirian yang lainnya sesuai dengan kebutuhan lapangan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Bandar Lampung. Kata Kunci : Peran, Lembaga Pemasyarakatan, Pembinaan, Residivis, Correctional Institution is an official Technical Implementation Institution under the Directorate General of Corrections of the Ministry of Law and Human Rights which was established as a place of guidance for prisoners with an emphasis on correctional, supervision, and guidance of prisoners. The role of Correctional Institutions in carrying out guidance is very important because the implementation of guidance in Correctional Institutions is a process to guide prisoners so that they can realize the mistakes they have made so that they can improve their behavior and not repeat criminal acts. The problems in this study are: first, what is the role of Class 1 Bandar Lampung Correctional Institution in efforts to prevent criminals from repeating their crimes; second, what are the factors that hinder Correctional Institutions in guiding prisoners so that they do not become recidivists again. This study uses a qualitative method with a case study approach at Class I Correctional Institution Bandar Lampung. Data were collected through in-depth interviews with relevant sources. This qualitative approach was recovered to gain an in-depth understanding of the role of Correctional Institutions in carrying out recidivist guidance, as well as the factors that influence prisoners to repeat criminal acts. The results of this study indicate that the role of the Correctional Institution in providing guidance to recidivist prisoners has been carried out. The normative role carried out in guidance is in accordance with existing regulations, in the form of factual roles, two guidance programs are applied, namely personality and independence guidance so that inmates can return to being better individuals. In this case, the ideal role has not been achieved optimally because there is still an increase in recidivism cases every year and a lack of cooperation with external parties. Inhibiting factors for Correctional Institutions in carrying out guidance can be in the form of Laws, law enforcement, community environment and culture. In addition, internal factors that come from within oneself are a problem of effectiveness that occurs in Class I Bandar Lampung Correctional Institutions. This is a classic factor that often occurs in every Indonesian Correctional Institution, this makes the final goal of the criminal justice system not yet achieved. Reni Andri Yani The suggestions given by the author in this study are as follows: first, so that the Correctional Institution can actively cooperate with external parties, namely the private sector and academics to help improve the coaching process carried out, besides this can help minimize the budget required. Second, it is expected that there will be an increase in quality and renewal in the Correctional Institution in terms of facilities and security, the need for an increase in qualified officers such as: Psychologists, Psychiatrists, and other Independence Coaching Experts according to the field needs at the Class 1 Bandar Lampung Correctional Institution. Keywords: Role, Correctional Institutions, Guidance, Recidivism.

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 300 Ilmu sosial
300 Ilmu sosial > 340 Ilmu hukum
300 Ilmu sosial > 340 Ilmu hukum > 345 Hukum pidana
Program Studi: FAKULTAS HUKUM (FH) > Prodi S1-Ilmu Hukum
Pengguna Deposit: . . Yulianti
Date Deposited: 20 Nov 2025 02:15
Terakhir diubah: 20 Nov 2025 02:15
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/93658

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir