MENILIK SISI DIRI PEREMPUAN DALAM PERKAWINAN SEBAMBANGAN MASYARAKAT LAMPUNG

ZELLYA , SALSABILA (2025) MENILIK SISI DIRI PEREMPUAN DALAM PERKAWINAN SEBAMBANGAN MASYARAKAT LAMPUNG. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (92Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (1045Kb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (802Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perempuan Lampung memandang tradisi perkawinan Sebambangan, bagaimana mereka mengalami dan menempati posisi tertentu selama menjalani tradisi tersebut, serta bagaimana harapan mereka terhadap keberlanjutan Sebambangan di masa kini. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi, penelitian ini melibatkan 13 perempuan yang pernah menjalani Sebambangan, 3 perempuan yang belum pernah menjalani tradisi tersebut sebagai informan dan 1 laki-laki yang pernah menjalankan tradisi Sebambangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan perempuan terhadap Sebambangan beragam, mulai dari memaknainya sebagai bagian dari adat dan bentuk pilihan pribadi hingga melihatnya sebagai tradisi yang memunculkan tekanan sosial dan rasa cemas. Pengalaman perempuan yang pernah menjalani Sebambangan juga bervariasi, dari proses yang berjalan lancar hingga pengalaman yang menimbulkan ketegangan dan konflik keluarga. Posisi perempuan dalam tradisi ini tampak ambivalen, karena keputusan dan mekanisme adat masih didominasi oleh pihak laki-laki serta struktur patriarkal. Adapun harapan perempuan masa kini umumnya mengarah pada perlunya penyesuaian tradisi Sebambangan agar tetap dapat dipertahankan tanpa mengabaikan suara, kenyamanan, dan perlindungan bagi perempuan. Kata kunci: Sebambangan, perempuan Lampung, pengalaman perempuan, tradisi adat. This study aims to understand how Lampung women perceive the Sebambangan marriage tradition, how they experience and occupy certain positions throughout the process, and how they envision the continuity of Sebambangan in the present day. Using a qualitative approach with a phenomenological method, the research involved 13 women who have undergone Sebambangan, 3 women who have never experienced the tradition as supporting informants, and 1 man who has participated in the practice. The findings reveal diverse perspectives among women, ranging from viewing Sebambangan as a cultural practice and a form of personal choice to perceiving it as a tradition that generates social pressure and anxiety. The experiences of women who have undergone Sebambangan also vary, from smooth processes to situations marked by tension and family conflict. Women's positions within the tradition appear ambivalent, as decisions and customary mechanisms remain largely dominated by men and patriarchal structures. Furthermore, contemporary women generally hope for adjustments to the Sebambangan tradition so that it can be preserved without neglecting women's voices, comfort, and protection. Keywords: Sebambangan, Lampung women, women‟s experiences, customary tradition

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 300 Ilmu sosial > 301 Sosiologi dan antropologi
Program Studi: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP) > Prodi S1-Sosiologi
Pengguna Deposit: 2507402413 Digilib
Date Deposited: 23 Nov 2025 08:11
Terakhir diubah: 23 Nov 2025 08:11
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/93760

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir