ALIH FUNGSI LAHAN HUTAN KOTA BANDAR LAMPUNG (Studi tentang Perubahan Sosial Masyarakat Lokal di Kelurahan Way Dadi Baru dan Way Dadi, Kecamatan Sukarame)

NASYWA ALYA , NABILLAH (2025) ALIH FUNGSI LAHAN HUTAN KOTA BANDAR LAMPUNG (Studi tentang Perubahan Sosial Masyarakat Lokal di Kelurahan Way Dadi Baru dan Way Dadi, Kecamatan Sukarame). FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (43Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (1003Kb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (688Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi perubahan sosial masyarakat lokal sebagai dampak dari alih fungsi lahan hutan kota di Kelurahan Way Dadi Baru dan Way Dadi, Kecamatan Sukarame, Kota Bandar Lampung. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif fenomenologi dengan pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling, dengan kriteria masyarakat yang terdampak langsung, Ketua RT, Lurah, dan pihak Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung. Teori perubahan sosial Soejono Soekanto menjadi alat identifikasi pada penelitian. Fokus penelitian yaitu latar belakang terjadinya alih fungsi lahan dan bentuk perubahan sosial yang muncul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang terjadinya alih fungsi lahan dipengaruhi oleh kebijakan pembangunan kota yang berfokus pada pembangunan dan perluasan wilayah kota, sehingga mengurangi perhatian terhadap keberlanjutan ekologis hutan kota. Lahan yang sebelumnya berfungsi sebagai ruang terbuka hijau, tempat resapan air, serta ruang interaksi sosial masyarakat dialihkan menjadi kawasan pembangunan. Bentuk perubahan sosial yang terjadi tampak dari berkurangnya interaksi antarmasyarakat akibat hilangnya ruang berkumpul, terhentinya kegiatan gotong royong dan aktivitas olahraga bersama, serta berubahnya gaya hidup warga yang kini lebih banyak beraktivitas di rumah. Dari aspek ekonomi, alih fungsi lahan menyebabkan masyarakat kehilangan sumber penghidupan, Pendapatan warga menjadi menurun, dan beberapa usaha kecil terpaksa berhenti. Dari aspek ekologis, alih fungsi lahan menyebabkan lingkungan menjadi lebih berdebu, serta menyebabkan banjir pada saat musim hujan karena hilangnya pepohonan sebagai daerah resapan. Selanjutnya, perubahan sosial yang terjadi selaras dengan dua faktor yang memengaruhinya menurut Soerjono Soekanto, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal berupa kebijakan pembangunan kota mendorong terjadinya perubahan dari luar masyarakat, sementara faktor internal tercermin dari penyesuaian perilaku dan pola hidup masyarakat dalam merespons alih fungsi lahan. Kata kunci: alih fungsi lahan, hutan kota, perubahan sosial, masyarakat lokal The purpose of this study was to identify social changes in local communities resulting from the conversion of urban forest land in Way Dadi Baru and Way Dadi Villages, Sukarame District, Bandar Lampung City. This study used a qualitative phenomenological method with data collected through observation, interviews, and documentation. Informants were selected using purposive sampling, including directly affected residents, the Head of the Neighborhood Association (RT), the Village Head, and the Bandar Lampung City Environmental Agency. The study employed Soerjono Soekanto’s theory of social change as an analytical framework. The findings show that land conversion was driven by urban development policies that prioritize construction and expansion, reducing attention to ecological sustainability. Land that previously functioned as green open space, water catchment areas, and community interaction spaces was transformed into development zones. Social changes were reflected in decreasing community interaction, the cessation of collective activities, and lifestyle shifts as residents spent more time at home. Economically, the conversion reduced livelihood opportunities, lowered incomes, and led to the closure of small businesses. Ecologically, the environment became hotter and dustier, and flooding increased due to the loss of trees as water catchment areas. Furthermore, these social changes align with two key factors identified by Soerjono Soekanto: external factors such as urban development policies that initiate change, and internal factors seen in community behavioral adjustments in response to the land conversion. Keywords: land conversion, urban forests, social change, local communities

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 300 Ilmu sosial
300 Ilmu sosial > 301 Sosiologi dan antropologi
Program Studi: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP) > Prodi S1-Sosiologi
Pengguna Deposit: 2507665516 Digilib
Date Deposited: 12 Dec 2025 01:29
Terakhir diubah: 12 Dec 2025 01:29
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/94158

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir