@misc{eprints10467, month = {Mei}, title = {BAHASA JOKOWI PADA DEBAT CALON PRESIDEN 2014-2019 DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (Kajian Sosiolinguistik)}, author = {1113041006 Anggun Setiana}, address = {Universitas Lampung}, publisher = {Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan}, year = {2015}, url = {http://digilib.unila.ac.id/10467/}, abstract = {ABSTRAK BAHASA JOKOWI PADA DEBAT CALON PRESIDEN 2014-2019 DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (Kajian Sosiolinguistik) Oleh ANGGUN SETIANA Jokowi merupakan sosok yang baru-baru ini mendapat banyak sorotan media nasional maupun internasional karena dianggap presiden pertama Indonesia yang tidak berasal dari kalangan elit politik atau militer.Penelitian ini mengkaji bahasa Jokowi pada debat calon presiden 2014-2019 dan implikasinya dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas. Peneliti mengkaji bahasa Jokowi secara objektif dengan menggunakan pendekatan sosiolinguistik. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yakni dengan memaparkan keadaan objek penelitian beradasarkan fakta-fakta yang tampil sebagaimana adanya. Sumber data dalam penelitian ini berupa bahasa Jokowi saat debat calon presiden 2014-2019 yaitu putaran pertama, kedua, ketiga, dan kelima yang menghadirkan tokoh Jokowi sebagai peserta debat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada debat calon presiden 2014-2019, Jokowi menggunakan gaya bahasa, variasi bahasa, pilihan kata, serta alih kode dan campur kode. Jokowi lebih dominan menggunakan gaya bahasa repetisi. Selanjutnya, Jokowi menggunakan variasi bahasa yaitu ragam resmi, ragam usaha, ragam akrab, sosiolek, dan idiolek. Kemudian, Jokowipun menggunakan pilihan kata yaitu, kata populer, kata umum, kata khusus, kata asing, kata serapan, kata konkrit, kata abstrak, kata ilmiah, konotasi,dan jargon. Pada debat tersebut, Jokowi juga melakukan alih kode berupa pengalihan ragam serta bahasa dan campur kode yaitu penggunaan kata asing dan daerah. Penelitian mengenai penggunaan bahasa Jokowi pada debat calon presiden 2014- 2019 dapat diimplikasikan pada pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas. Penelitian tersebut dapat diimplikasikan pada kurikulum KTSP yaitu, kelas X semester ganjil dengan standar kompetensi berbicara dengan kode 2, mendengarkan dengan kode 9, dan menulis dengan kode 12.} }