@unpublished{eprints11377, month = {Agustus}, title = {PENGARUH UKURAN FLY ASH PADA KEKUATAN BENDING KOMPOSIT RESIN EPOXY }, school = {Universitas Lampung}, author = {YUSMAN ZAMZAMI 0615021125}, year = {2013}, url = {http://digilib.unila.ac.id/11377/}, abstract = {Di Indonesia jumlah limbah batubara (fly ash) yang dihasilkan per hari mencapai 500 ? 1000 ton dan masih belum dimanfaatkan secara optimal atau masih dibuang begitu saja. Limbah batubara yang relatif besar ini menimbulkan dampak pencemaran lingkungan yang cukup berat. Salah satu pemecahan masalah ini adalah dengan memanfaatkan limbah batubara dalam komposit untuk mendapatkan material alternatif yang baru. Komposit adalah gabungan antara bahan matrik dan penguat. Komposit yang digunakan adalah jenis komposit partikel dengan resin epoxy sebagai matrik dan limbah batubara (fly ash) sebagai bahan penguat, dengan perbandingan volume resin dan limbah batubara adalah 60 : 40. Limbah batubara (fly ash) dibentuk menjadi partikel dengan 3 variasi ukuran mesh, yaitu 40 mesh, 80 mesh, 120 mesh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan bending komposit yang diperkuat fly ash (limbah batubara) melalui uji bending dan menganalisa penyebab kegagalan pada komposit melalui foto SEM. Setelah dilakukan pengujian, didapatkan bahwa ukuran partikel mempengaruhi kekuatan bending dan ukuran partikel fly ash terkecil (120 mesh) memiliki nilai kekuatan bending tertinggi untuk setiap pengujiannya. Pada uji bending, kemampuan menahan beban maksimum terdapat pada ukuran partikel terkecil (120 mesh) dengan kekuatan bendingnya adalah 59,26 N/mm 2 . Pada foto SEM, komposit dengan ukuran partikel 120 mesh terlihat memiliki ikatan yang cukup baik dengan matrik, sehingga beban dari matrik akan bisa diteruskan ke partikel. Kehomogenan penyebaran di dalam matriks polimer juga penting untuk menentukan kekuatan interaksi diantara pengisi dan matriks polimer. Partikel yang berserakan secara homogen (sebaran partikel yang merata) dapat menjadikan interaksi yang baik antara matriks dan pengisi. Jadi, jika meratanya sebaran partikel maka distribusi tegangan akan sama pada komposit, hal ini menjadikan kekuatan bending menjadi lebih kuat. Sebaliknya, partikel yang tidak berserakan secara homogen menghasilkan aglomerat (gumpalan) maka mengakibatkan penurunan sifat fisik bahan polimer. } }