%0 Generic %9 Other %A Benedekta May Indrasari, 1013033028 %C UNIVERSITAS LAMPUNG %D 2015 %F eprints:11683 %I FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN %T MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA KATOLIK DI PAROKI METRO %U http://digilib.unila.ac.id/11683/ %X ABSTRAK INDONESIA MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA KATOLIK DI PAROKI METRO Benedekta May Indrasari 1013033028 ABSTRAK Masuk dan berkembangnya Agama Katolik di Paroki Metro tidak terlepas dari wilayah pelayanan Gereja Sumatera Bagian Selatan bernama Prefektur Apostolik Bengkulu yang meliputi empat wilayah yaitu Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi dan Lampung. Inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya Keuskupan Agung Palembang dan Tanjungkarang. Pada tahun 1926 para misionaris menetapkan Tanjungkarang sebagai pos misi ke-4 penyebaran Agama Katolik di Sumatera. Wilayah penyebaran di Tanjungkarang ini terbagi lagi menjadi empat pos misi penyebaran Agama Katolik di Lampung, yaitu Tanjungkarang sebagai pos misi pertama, Pringsewu sebagai pos misi ke-2, Metro sebagai pos misi ke-3 dan Gisting sebagai pos misi ke-4. Metro ditetapkan sebagai pos misi ke-3 pada tahun 1937 karena sejak awal memang Metro diperkirakan akan berkembang menjadi pemukiman transmigran yang menjanjikan dan merupakan lahan yang subur bagi pertumbuhan Gereja Lampung. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Katolik di Paroki Metro?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses Masuk dan Berkembangnya Agama Katolik di Paroki Metro Tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal. Teknik pengumpulan data yang dipakai penulis adalah teknik wawancara, teknik kepustakaan, teknik dokumentasi dan teknik observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa masuknya Agama Katolik di Paroki Metro terlihat pada masa penjajahan Belanda tahun 1935-1941 melalui peran misionaris yang giat mengajar berkeliling ke kampung-kampung dan melalui karya pendidikan. Sedangkan perkembangan Agama Katolik di Paroki Metro terlihat setelah Indonesia merdeka-sekarang terutama ketika meletusnya G30 S/PKI yang mengalami peningkatan jumlah umat dari 1000 orang menjadi sekitar 6000 orang yang berhasil di babtis. Selain jumlah umat yang menunjukkan peningkatan, perkembangan terlihat pada jumlah bangunan gereja yang bertambah yang diimbangi sarana pendukung yang semakin memadai, kelompok kategorial yang aktif dan karya pendidikan yang semakin maju.