@article{eprints12457, month = {Maret}, title = {EVALUASI VIABILITAS BENIH, KETAHANAN DAN PEMULIHAN BIBIT EMPAT PEDIGRI INBRED JAGUNG YANG DISIMPAN LEBIH DARI DUA BELAS BULAN}, author = {Gusti Ayu Ningrum 0614011026}, year = {2012}, journal = {Digital Library}, url = {http://digilib.unila.ac.id/12457/}, abstract = {Abstrak Salah satu upaya meningkatkan produktivitas jagung adalah mengembangkan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi dan adaptif pada kondisi lingkungan tertentu. Perakitan varietas unggul dimulai dengan membentuk galur atau lini inbred sebagai calon tetua. Inbred adalah individu dengan derajat kehomozigotan yang tinggi yang dicapai melalui self secara berulang. Benih self yang telah disimpan 12 {--}24 bulan mengalami penurunan viabilitas. Penurunan viabilitas dapat dicegah dengan teknik penyimpanan benih yang baik. Untuk memperoleh benih dengan mutu awal yang tinggi, lingkungan pertanaman termasuk kesuburan tanah diusahakan pada kondisi optimal. Salah satu caranya yaitu dengan pemupukan. Kelangkaan pupuk yang terjadi menyebabkan penundaan pupuk pada awal pertumbuhan tanaman. Dengan demikian, inbred perlu diseleksi agar dapat bertahan terhadap ketiadaan pupuk dasar pada fase bibit selama 25{--}30 hari setelah tanam (hst). Vigor bibit yang kuat akan mampu bertahan walaupun dalam keadaan tercekam. Pemulihan diperlukan untuk Gusti Ayu Ningrum melihat vigor bibit dapat meningkat dan menghasilkan tanaman yang normal. Pemberian pupuk NPK diharapkan dapat merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman sehingga membantu pemulihan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengevaluasi viabilitas benih jagung yang telah disimpan lebih dari 12 bulan, (2) mengetahui ketahanan hidup bibit tanpa tambahan pupuk sampai umur 28 hst, dan (3) mengevaluasi pemulihan bibit setelah penambahan pupuk. Perlakuan disusun dalam Rancangan Kelompok Teracak Sempurna (RKTS) dengan tiga ulangan. Bahan tanaman yang digunakan adalah empat benih inbred yaitu UL4.01 (pedigri Srikandi), UL3.03 (pedigri BiSi 3), UL2.03 (pedigri Cargill 3) , dan UL1.04 (pedigri Pioneer 4). Kehomogenan data dianalisis menggunakan uji Bartlett dan Levene. Data untuk semua peubah dianalisis menggunakan Analysis of Variance (Anova) melalui Minitab 14. Jika hasil analisis ragam yang diperoleh nyata, maka dilakukan pemeringkatan nilai tengah dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) 0,05. Tingkat Pertumbuhan dianalisis dengan trend line melalui Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Empat pedigri inbred jagung memiliki persentase viabilitas benih {\ensuremath{>}}86\% yaitu UL4.01 95\%, UL3.03 100\%, UL2.03 94\%, dan UL1.04 100\%; (2) Keempat pedigri inbred jagung mampu bertahan hidup tanpa adanya tambahan pupuk sampai umur 28 hst; dan (3) Setelah diberi pupuk keempat pedigri inbred jagung tidak menunjukkan terjadinya pemulihan. Abstract One effort to increase the productivity of maize is to develop high yielding varieties of high yielding and adaptable to particular environmental conditions. Varieties development begins by establishing inbred strains or lines as potential parents. Inbreds are individual with a high degree of homozygote achieved through self repeatedly. Seeds that have been stored for 12 {--} 24 months decreased in their viability. Decrease in viability can be prevented by good seed storage techniques. To obtain seeds with high initial quality, cropping environments including soil cultivated in optimal conditions. One way is by fertilizing. Scarcity of fertilizers happened to cause the delay of fertilizer application in early plant growth. Thus, inbred need to be selected in order to withstand the absence of starting fertilizer at seedling stage for 25-30 days after planting (dap). Strong seedling vigor will be able to survive even in a state of no fertilizer. Recovery is necessary to look to increase seed vigor and Gusti Ayu Ningrum produce a normal crop. NPK fertilizer is expected to stimulate vegetative growth of plants that help plant recovery. This study aims to (1) evaluate the viability of the seed corn that has been stored for more than 12 months; (2) determine plant survival without additional fertilizer until age 28 dap; and (3) evaluate the recovery of crops after the addition of fertilizer. Treatments were prepared in Randomized Complete Block Design (RCBD) with three replications. Plant materials used were four inbred seeds : UL4.01 (Srikandi pedigree), UL3.03 (BiSi 3 pedigree), UL2.03 (Cargill 3 pedigree), and UL1.04 (pedigree Pioneer 4). Homogeneity of variation was analyzed using Bartlett's and Levene's test. Data for all the variables stem length, root length, number of root branches, number of leaves, dry weight stem, and root + the remaining seed dry weight were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) with Minitab 14. If the results obtained by the analysis of a variety were significant, then the inbreds were ranked using Honestly Significant Difference (HSD) 0,05. Growth rate was analyzed by the trend line using Microsoft Excel. The results showed that (1) four pedigrees of inbred corn seed had a percentage viability {\ensuremath{>}} 86\% in the order of: 95\% UL4.01, 100\% UL3.03, 94\% UL2.03 and 100\% UL1.04; (2) the four pedigrees of inbred maize will survive without fertilizer for 28 dap; and (3) after the application of fertilizers, the four pedigrees of inbred maize did not show the recovery.} }