%0 Generic %A 0714051077, NOPENA FITRA %D 2012 %F eprints:12489 %T PENGARUH FORMULASI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus Oestreatus) DAN TAPIOKA TERHADAP SIFAT FISIK, ORGANOLEPTIK DAN KIMIA KERUPUK %U http://digilib.unila.ac.id/12489/ %X Abstrak Kerupuk adalah makanan ringan yang terbuat dari bahan mengandung pati cukup tinggi, mengalami pengembangan volume dan membentuk produk berongga pada saat penggorengan. Jamur tiram (Pleurotus oestreatus) merupakan jamur konsumsi dari jenis jamur kayu yang memiliki nilai gizi tinggi. Pengolahan jamur tiram menjadi produk kerupuk merupakan salah satu upaya diversifikasi produk olahan jamur. Di dalam pembuatan kerupuk akan terjadi proses gelatinisasi pati dari tapioka yang ditambahkan pada saat pengukusan. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan formulasi jamur tiram dan tapioka yang tepat sehingga menghasilkan kerupuk dengan sifat organoleptik, sifat fisik dan kimia kerupuk terbaik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Acak Lengkap (RKAL) dengan 3 ulangan. Perlakuan pada penelitian ini adalah formulasi jamur tiram dan tapioka sebanyak 7 taraf, yaitu N1 (0% : 100%); N2 (10% : 90%); N3 (20% : 80%); N4 (30% : 70%); N5 (40% : 60%); N6 (50% : 50%) dan N7 (60% : 40%). Kesamaan ragam diuji dengan uji Bartlett dan kemenambahan data diuji dengan uji Tuckey. Data dianalisis dengan sidik ragam untuk mendapatkan penduga ragam galat dan uji signifikansi untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila terdapat pengaruh yang nyata, data dianalisis lebih lanjut menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5% dan 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi N2 (10% jamur tiram dan 90% tapioka) merupakan formulasi kerupuk jamur tiram terbaik dengan volume pengembangan 452,287%, tekstur agak renyah, rasa tidak khas jamur tiram, warna putih kekuningan, aroma tidak khas jamur tiram, kadar air 7,20% (%bk), kadar abu 1,03% (%bk), kadar lemak 0,46% (%bk), kadar protein 1,66% (%bk), kadar serat kasar 0,236% (%bk) dan kadar karbohidrat 89,409% (%bk). Namun kadar protein yang dihasilkan tidak memenuhi standar mutu kerupuk (SNI 01–2713– 1999). Kata kunci: jamur tiram, tapioka, kerupuk Abstract Cracker is a kind of snack made from material containing high content of starch, undergoing volume expansion, and forming a product with hollows at frying. White oyster (Pleurotus oestreatus) mushroom is a mushroom to consume from a kind of wood mushroom, and it has high nutrition content. The white oyster mushroom processing to be cracker product is one of product diversification efforts from mushroom. In making the cracker, it needs process of starch gelatin addition from tapioca before steaming cooking. The objective of this reserach is to find out the right formulation for mushroom and tapioca to produce cracker with best organoleptic, physical, and chemical characteristics. This reseach used completely randomized group design with three repetitions. Treatments in this research were formulations between white oyster mushroom and tapioca in 7 levels; they were N1 (0% : 100%), N2 (10% : 90%), N3 (20% : 80%), N4 (30% : 70%), N5 (40% : 60%), N6 (50% : 50%), and N7 (60% : 40%). Homogeneity was tested using Bartlett test, and data addivity was tested using Tuckey test. Data were analyzed using analysis of variance to obtain error prediction, and significance test to find out the influences of treatments. If there were any significant influences, data were further analyzed using honestly significant difference in 5% and 1% levels. The results showed that formulation N2 (10% white oyster mushroom and 90% tapioca) was the best formulation with expansion volume of 452,287%, crunchy texture, not typical whyte oyster mushroom taste, 7,20% (%db) water content, 1,03% (%db) ash content, 0,46% (%db) fat content, 1,66% (%db) protein content, 0,236% (%db) rough fibre content, and 89,409% (%db) carbohydrat content. However, the protein content did not meet the qualification of cracker standard quality (SNI 01 -2713-1999). Keywords: white oyster mushroom, tapioca, cracker