creators_name: 0714011022, Tri Ardini type: article datestamp: 2015-09-07 04:16:17 lastmod: 2015-09-07 04:16:17 metadata_visibility: show title: EVALUASI INBRED JAGUNG PEDIGRI PIONEER DAN SRIKANDI GENERASI SELF DUA BELAS PADA KERAPATAN POPULASI TINGGI ispublished: pub subjects: General full_text_status: restricted abstract: Abstrak Sasaran akhir pada setiap program pemuliaan tanaman adalah peningkatan hasil panen. Peningkatan hasil panen dapat dicapai melalui penggunaan varietas unggul. Inbred sebagai calon tetua diperlukan dalam membentuk varietas unggul. Pembentukan dan pemeliharaan inbred penting dalam pemuliaan tanaman. Pemeliharaan inbred yang telah ada dapat dilakukan dengan cara penanaman kembali kemudian dipolinasi self. Perbanyakan benih inbred juga perlu dilakukan. Hal tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan kerapatan populasi. Melalui hal tersebut, inbred yang telah ada diharapkan akan tetap lestari, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai plasma nutfah untuk kepentingan persilangan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui keragaan vegetatif dan generatif keempat galur inbred yang ditanam pada kerapatan tinggi; (2) mengetahui a2g dan h2bs keempat galur inbred yang ditanam pada kerapatan tinggi. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan. Bahan tanam yang digunakan adalah benih inbred generasi self 12 yaitu UL1.02 (Universitas Lampung 1 .02), UL1 .04, UL1 .06, dan UL4.01. Data pengamatan dirata-ratakan, kemudian diuji Bartlett dan Levene untuk kehomogenan perlakuan sebelum dilakukan analisis ragam. Data dianalisis menggunakan Analysis of Variance (.Anova). Semua peubah pengamatan dibandingkan dengan standar inbred. Kuadrat nilai tengah pada Anova digunakan untuk menduga ragam genetik (a2g) dan heritabilitas broad-sense (h2bs) sesuai model matematika Hallauer dan Miranda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ( 1 ) keempat galur inbred yang ditanam pada kerapatan tinggi akan mengalami penurunan keragaan vegetatif dan generatif bila dibandingkan dengan generasi sebelumnya yang ditanam pada kerapatan normal. Hal tersebut lebih disebabkan oleh faktor kerapatan tinggi, bukan faktor genetik; (2) keempat galur inbred yang ditanam pada kerapatan tinggi akan mengalami penurunan a2g dan h2bs bila dibandingkan dengan generasi sebelumnya yang ditanam pada kerapatan normal. Kata kunci: jagung, galur inbred, karapatan populasi, ragam genetik, heritabilitas broad-sense. Abstract The ultimate objective in any breeding program is the increased yield. Increasing yield can be achieved through the use of improved varieties. Inbred as a prospective elders is needed to establish improved varieties. Establishment and maintenance of inbred is important in plant breeding. Maintenance of existing inbred can be done by replanting and self pollinated. Inbred seed multiplication also needs to be done. Through this, the existing inbred expected to remain stable, so it can be utilized as germplasm for the benefit of a cross. The research proposed to (1) find out the vegetative and generative perfo of four inbred lines are grown at high density; (2) find out h2bs and a2g of four inbred lines are grown at high density. rmance The treatments were arranged in Randomized Complete Design with three replicates . Planting material used were inbred seed of self-12 generation, that is UL1.02 (Lampung University 1.02), UL1.04, UL1.06, and UL4.01. Observational data are averaged, then Bartlett and the Levene test for homogeneity prior to analysis of variance. Data were analyzed using Analysis of Variance (Anova). All of observed variables was compared with standard inbred. The mean squares of the Anova are used to estimate a2g and h2bs based on mathematical model Hallauer and Miranda. The results showed that (1) four inbred lines are grown at high density will decrease the vegetative and generative performance when compared to previous generations planted at normal density. It is more due to the high density factor, rather than genetic factor; (2) four inbred lines are grown at high density will decrease a2g and h2bs when compared to previous generations planted at normal density. Key words: maize, inbred lines, high population density, genetic variability, broad-sense heritability date: 2012-02-03 date_type: published publication: Digital Library refereed: TRUE citation: 0714011022, Tri Ardini (2012) EVALUASI INBRED JAGUNG PEDIGRI PIONEER DAN SRIKANDI GENERASI SELF DUA BELAS PADA KERAPATAN POPULASI TINGGI. Digital Library. document_url: http://digilib.unila.ac.id/12674/1/ABSTRACT.pdf document_url: http://digilib.unila.ac.id/12674/2/ABSTRAT.pdf document_url: http://digilib.unila.ac.id/12674/3/COVER%20DALAM.pdf document_url: http://digilib.unila.ac.id/12674/4/COVER.pdf document_url: http://digilib.unila.ac.id/12674/5/DAFTAR%20GAMBAR.pdf document_url: http://digilib.unila.ac.id/12674/6/DAFTAR%20ISI.pdf document_url: http://digilib.unila.ac.id/12674/7/MOTO.pdf document_url: http://digilib.unila.ac.id/12674/8/PENGESAHAN.pdf document_url: http://digilib.unila.ac.id/12674/9/PERSEMBAHAN.pdf document_url: http://digilib.unila.ac.id/12674/10/PERSETUJUAN.pdf document_url: http://digilib.unila.ac.id/12674/11/RIWAYAT%20HIDUP.pdf document_url: http://digilib.unila.ac.id/12674/12/SANWACANA.pdf document_url: http://digilib.unila.ac.id/12674/13/BAB%20I.pdf document_url: http://digilib.unila.ac.id/12674/14/BAB%20II.pdf document_url: http://digilib.unila.ac.id/12674/15/BAB%20III.pdf document_url: http://digilib.unila.ac.id/12674/16/BAB%20IV.pdf document_url: http://digilib.unila.ac.id/12674/17/BAB%20V.pdf document_url: http://digilib.unila.ac.id/12674/18/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf