%A Yehezkiel Simanjuntak 0814013227 %J Digital Library %T PENGARUH JENIS DAN POPULASI GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis) %X Abstrak Karet merupakan komoditas ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Untuk meningkatkan produksi tanaman karet diperlukan perbaikan teknik budidaya. Kehadiran gulma sebagai kompetitor merupakan salah satu masalah yang dihadapi dalam perbaikan teknik budidaya. Gulma yang tumbuh bersama-sama dengan tanaman karet dapat mengakibatkan adanya persaingan terhadap faktor tumbuh yang dibutuhkan. Faktor tumbuh yang dibutuhkan oleh gulma dan tanaman karet adalah unsur hara, cahaya matahari, karbondioksida, air, dan ruang tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan populasi gulma pada pertumbuhan tanaman karet muda. Penelitian ini dilaksanakan di lahan penelitian Hajimena Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, mulai bulan Oktober 2011 hingga Februari 2012. Perlakuan disusun secara faktorial (5x4) dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah 5 jenis gulma yaitu Asystasia gangetica, Borreria alata, Paspalum conjugatum, Setaria plicata, dan Cyperus rotundus. Faktor kedua adalah populasi gulma yaitu 0, 20, 40, dan 60 gulma/m2. Perlakuan diterapkan pada satuan percobaan menurut rancangan petak berjalur (strip plot design). Homogenitas antar perlakuan diuji dengan uji Bartlett dan aditivitas dengan uji Tukey. Selanjutnya data dianalisis ragam dan dilanjutkan degnan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Terdapat pengaruh perbedaan jenis gulma terhadap tinggi tanaman karet pada 12 MST, jumlah daun pada 8 dan 12 MST, dan diameter batang pada 8 dan 12 MST. Gulma Asystasia gangetica dan Setaria plicata mengakibatkan tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang terendah. (2) Terdapat pengaruh perbedaan jenis gulma terhadap bobot kering tanaman karet pada 12 MST. Yehezkiel Simanjuntak Gulma Asystasia gangetica, Borreria alata, dan Paspalum conjugatum dapat menekan bobot kering tanaman karet pada populasi 60 gulma/m2. (3) Populasi gulma dari 20-60 gulma/m2 menekan tinggi tanaman pada 12 MST, jumlah daun pada 8, dan 12 MST, diameter batang pada 8 dan 12 MST, dan bobot kering tanaman karet pada 12 MST. (4) Terdapat interaksi antara jenis dan populasi gulma dalam mempengaruhi persentase penutupan gulma 4, 8, dan 12 MST, bobot kering gulma pada 12 MST, jumlah daun tanaman karet pada 4 MST, dan bobot kering tanaman karet pada 12 MST. Kata kunci : Tanaman karet, kompetisi, Asystasia gangetica, Borreria alata, Paspalum conjugatum, Setaria plicata, Cyperus rotundus. %D 2012 %L eprints12707