%0 Journal Article
%A 0813033048, Ririanty Yunita
%D 2012
%F eprints:13416
%J Digital Library
%T Uang Japuik Dalam Adat Perkawinan Padang Pariaman  Di Bandar Lampung
%U http://digilib.unila.ac.id/13416/
%X ABSTRAK  Etnis Minangkabau merupakan etnis yang beradat minangkabau. Adat Minangkabau menganut  sistem matrilineal. Dalam adat ini dikenal tradisi merantau. Remaja pria minangkabau biasa  merantau dengan harapan mendapatkan hidup yang lebih layak di daerah rantau. Termasuk  orang-orang padang pariaman juga mengikuti tradisi ini. Mereka biasa merantau ke luar daerah  minang, termasuk ke kota Bandar Lampung. Salah satu adat minangkabau yang cukup menarik,  adalah adat perkawinan. Adat perkawinan minangkabau di kabupaten padang pariaman, berbeda  dengan adat perkawinan minangkabau daerah lain, perbedaan ini terletak dalam tradisi bajapuik  yang mensyaratkan adanya uang japuik. Hal ini dilakukan karena laki-laki itu akan menjadi  urang sumando dalam keluarga gadis itu kelak. Namun, tradisi pemberian uang japuik ini sering  dianggap  negatif oleh sebagian  orang,  karena  kesannya  mempelai  pria  dibeli  oleh keluarga  mempelai wanita.  Walaupun dianggap negatif, pemberian uang japuik mempunyai maksud yang baik. Tradisi tetap  dijalankan.  Para  perantau  minang  yang  berasal  dari  Padang  Pariaman  juga  mempraktekkan  pemberian uang japuik dalam adat perkawinan, termasuk yang merantau ke Bandar Lampung.  Oleh  karena  itu,  rasanya  menarik  bila  mengetahui  bagaimana  persepsi  orang-orang  padang  pariaman di Bandar Lampung mengenai pemberian uang japuik dalam perkawinan.  Penelitian  ini  bertujuan  mengetahui  bagaimanakah  persepsi  komunitas  padang  pariaman  di  Bandar Lampung mengenai uang japuik dalam adat perkawinan padang pariaman. Persepsi itu  sendiri  akan  diketahui  dari  faktor  pengetahuan,  pengalaman,  dan  pemahaman  orang-orang  padang pariaman, sehingga melahirkan persepsi yang berbentuk positif atau berbentuk negatif  mengenai uang japuik dalam adat perkawinan padang pariaman di Bandar Lampung.  Penelitian  ini merupakan penelitian deskriptif, dengan teknik pengumpulan data angket, wawancara dan   kepustakaan.  Data  yang  terkumpul  dianalisis  menggunakan  teknik  analisa  kualitatif  melalui  persentase.  Berdasarkan hasil pembahasan, dari 92 responden dalam penelitian ini, sebanyak 7 responden  atau 8%. responden termasuk dalam kategori rendah dalam mempersepsikan mengenai uang  japuik. Mereka mempunyai persepsi negatif mengenai tradisi ini. Sebanyak 85 responden atau   92% responden dari 92 responden termasuk dalam kategori tinggi dalam mempersepsikan uang  japuik. Responden ini mempunyai persepsi positif mengenai uang japuik.  Jadi dapat disimpulkan persepsi para perantau asal kabupaten padang pariaman mengeai tradisi  pemberian uang japuik  dalam adat perkawinan padang pariaman di  kota Bandar  Lampung,  termasuk persepsi positif karena sebagian besar responden mempunyai persepsi berbentuk positif  mengenai hal ini.